BI dan ISEI Bahas Tantangan Perekonomian Sulut dan Peluang Investasi

Manado, SULUTREVIEW

Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menggandeng Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) cabang Manado untuk menyikapi berbagai perkembangan dan tantangan perekonomian Sulawesi Utara (Sulut) dewasa ini.

Terutama yang berkaitan dengan berbagai perkembangan perekonomian global maupun nasional yang sedikit banyak akan berpengaruh terhadap perekonomian Sulut, yang diikuti dengan  penurunan harga komoditas di pasar internasional yang telah berdampak pada turunnya permintaan terhadap komoditas ekspor unggulan Sulut, yakni kopra.

“Hal ini juga berdampak pada penurunan kinerja ekspor Sulut yang berpengaruhi terhadap pertumbuhan ekonomi Sulut,” kata Kepala Perwakilan BI Sulut, Arbonas Hutabarat pada seminar nasional dengan tema “Mendorong Investasi yang Mendukung Sektor Industri di Provinsi Sulawesi Utara” di aula BI, Senin (14/7/2019).

Kepala Kantor Perwakilan BI Sulut, Arbonas Hutabarat.

Secara tidak langsung perkembangan ekonomi global dan nasional, kata Arbonas telah berimbas pada menurunnya investasi, khususnya di sektor-sektor industry orientasi ekspor Sulut.

Menilik perkembangan perekonomian Sulut, dalam beberapa periode terakhir, cenderung tumbuh relatif tinggi dibandingkan nasional.

“Namun kami melihat pertumbuhan tersebut masih dapat didorong lebih tinggi. Perkembangan terakhir, perekonomian Sulawesi Utara tahun 2018 tumbuh sebesar 6,01%. Pertumbuhan tersebut merupakan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara terendah selama 5 tahun terakhir. Perlambatan konsumsi rumah tangga dan investasi ditengarai menjadi penyebab utama perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut,” jelas Arbonas.

Lanjut Arbonas, risiko yang membayangi lapangan usaha utama yang potensial ditransmisikan pada konsumsi rumah tangga yang tumbuh lebih rendah dari perkiraan mendorong perlunya mencari sumber pertumbuhan ekonomi lainnya, salah satunya melalui investasi.

“Potensi multiplier effect dari pertumbuhan investasi, khususnya di sektor industri potensial pada gilirannya akan mendrong pertumbuhan sektor ekonomi lainnya,” tandasnya.

Sementara itu, Asisten Bidang Perekonomian Setdaprov Sulut Rudi Mokoginta pada kesempatan yang sama mengungkap bahwa karakteristik Provinsi Sulut sebagai provinsi kepulauan yang berbatasan dengan negara tetangga Filipina, memiliki dukungan potensi sumber daya alam yang melimpah seperti pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan serta parawisata.

Pelantikan pengurus ISEI Cabang Manado.

“Sulawesi Utara sangat strategis dalam konteks perdagangan regional bahkan internasional, yakni sebagai jalur perdagangan dunia dan pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik. Namun demikian untuk memajukan daerah tentunya diperlukan keterlibatan atau peran serta segenap komponen masyarakat,” ujarnya.

Diketahui, untuk struktur kepengurusan ISEI cabang Manado, periode 2019 – 2022, telah dilantik Prof Dr Paulus Kindangen SE SU MA sebagai Ketua ISEI Cabang Manado Sulut.

Pelantikan dilakukan Ketua IV PP ISEI Pusat dan anggota Badan Supervisi Bank Indonesia, M Edhie Purnawan PhD.

Hadir sebagai pembicara, Wakil Ketua ISEI Cabang Manado, Dr Tri Oldy Rotinsulu dan Sekretaris Dewan KEK Provinsi Sulut Kadis Perindag Ir Jenny Karouw MSi dengan moderator Dr Herman Karamoy.(eda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *