Jakarta, Sulutreview.com – Sebagai langkah pengembangan bisnis hidrogen, PT PLN (Persero) menggandeng ACWA Power dan PT Pupuk Indonesia (Persero).
Ketiga perusahaan tersebut, menyusun Joint Development Study Agreement (JDSA) untuk pengembangan green hydrogen sebagai bahan baku amonia di Gresik, Jawa Timur.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Pahala N Mansury memgatakan, pemerintah sangat serius untuk proses pengembangan klaster industri hijau. Untuk itu, pemerintah berharap kesepakatan PLN, ACWA Power dan Pupuk Indonesia untuk melakukan studi pengembangan green hydrogen, menjadi langkah konkret dalam pembangunan energi baru terbarukan (EBT).
Kerja sama dilakukan untuk pengembangan energi bersih di Indonesia melalui green ammonia, dengan menggunakan existing facility Petrokimia Gresik.
“Kami berharap joint study ini, akan mendorong Indonesia menjadi pelopor pengembangan solusi energi hijau dan mencapai target net zero emission di tahun 2060 serta dapat menjadi inspirasi kemitraan antara Indonesia dengan lembaga internasional ke depannya.” ujar Pahala dalam Courtesy Meeting antara PLN, ACWA Power dan Pupuk Indonesia di Jakarta (11/7/2023).
Indonesia, sebutnya, punya banyak potensi menjadi pemain penting bisnis hidrogen di pasar Asia Tenggara. “Ini sejalan dengan apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo, di mana hasil studi bersama ini harapannya bisa segera direalisasikan,” tambahnya.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, mengungkapkan, dalam dua pekan terakhir, PLN telah menjalin diskusi intensif dengan ACWA Power terkait tantangan teknikal dan investasi dalam kerja sama ini.
Ia juga optimistis, kolaborasi tiga perusahaan, akan memperkuat ekosistem bisnis energi hijau di tanah air.
“Kolaborasi ini telah berjalan sangat baik. Sehingga kita berhasil memetakan segala kemungkinannya dari sisi komersial dan teknikal,” kata Darmawan.
CEO ACWA Power Marco Arcelli menuturkan kolaborasi ketiga perusahaan terjalin sangat baik. Sehingga, studi tersebut dapat dilaksanakan pada akhir 2023 dan selesai di 2025.
“Kami melihat komitmen yang kuat dari pemerintah, PLN, Pupuk Indonesia, dan seluruh elemen di Indonesia untuk menjalankan transisi energi. Jadi, yang terpenting kini adalah bagaimana kita menjaga momentum ini untuk mencapai tujuan bersama,” tegasnya.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Achmad Bakir Pasaman menambahkan, pihaknya sangat berterima kasih kepada pemerintah yang mendukung penuh kolaborasi tiga perusahaan ini.
“Pupuk Indonesia siap berkontribusi maksimal untuk mewujudkan proyek green hydrogen dan green ammonia terintegrasi ini. Kami ingin proyek ini tidak hanya akan mengembangkan ekosistem bisnis energi, tetapi juga mendorong perekonomian nasional,” tutup Bakir.
Hidrogen hijau atau green hydrogen sendiri merupakan hidrogen yang diperoleh dari sumber bersih tanpa emisi karbon. Green hydrogen dimanfaatkan sebagai bahan baku green ammonia yang dapat digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik, transportasi, dan pembuatan pupuk.(hilda)