Manado, SULUTREVIEW – Kehadiran Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) tahun 2017, yaitu BI Corner Politeknik Nusa Utara dan Screenhouse untuk Kelompok Tani Minahasa dan Tahuna, adalah upaya untuk mencerdaskan masyarakat.
Dijelaskan Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulut, Soekowardojo, sejauh ini masyarakat berpendapat bahwa kebijakan BI lebih dirasakan oleh korporasi dan perbankan, namun kurang menyentuh aspek kehidupan masyarakat rumah tangga secara langsung.
Meskipun pada kenyataannya perangkat yang digunakan dalam perumusan kebijakan seperti survey, forum diskusi dan penelitian maupun dampak kebijakan, khususnya di bidang sistem pembayaran, hampir seluruhnya berkaitan dan menyentuh langsung kehidupan masyarakat secara umum.
“BI bahkan ikut berperan dalam pemberdayaan sektor riil dan penguatan usaha di tingkat mikr dan menengah ditujukan untuk memperkuat kapasitas produksi pangan dalam rangka mendorong tercapainya stabilitas harga pangan,” ungkapnya di sela penyerahan PSBI dan BI Corner Selasa (12/12/2017).
Lanjut kata Soekowardojo, di luar konteks “core business”, BI memiliki Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) yang juga diarahkan untuk lebih fokus pada program-program pemberdayaan ekonomi rumah tangga (household economy). Pemberdayaan ekonomi rumah tangga dapat dilakukan secara langsung melalui penciptaan change agent ekonomi rumah tangga.
“Dengan anggota keluarga yang memiliki tingkat pendidikan dan pengetahuan yang lebih baik diyakini dapat mendorong perbaikan kualitas ekonomi rumah tangga,” ujarnya.
Atas dasar pemikiran tersebut telah mendorong BI berinisiatif untuk memberikan CSR berupa Screenhouse di Tahuna dan Minahasa. ” Hal ini untuk pemberdayaan sektor riil serta BI Corner di Politeknik Nusa Utara untuk memperkuat edukasi masyarakat di bidang ekonomi
melalui penyediaan sarana Pojok Baca,” tukasnya sambil menambahkan pemberian CSR dapat dimanfaatkan dan dikembangkan dengan baik sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
“Penunjukan Politeknik Nusa Utara sebagai lokasi pengadaan BI Corner telah melalui serangkaian survei dan berdasarkan kerangka acuan yang ditetapkan oleh Departemen Komunikasi BI. Kami menilai bahwa perpustakaan Politeknik Nusa Utara telah memenuhi kriteria untuk dapat dilakukan kerjasama pengadaan BI Corner,” ujarnya sembari menambahkan kehadiran BI Corner akan mencerdaskan, karena memberikan edukasi ekonomi kepada masyarakat, bahkan untuk memperoleh sumber informasi ekonomi yang berkualitas. Baik dari dalam maupun luar negeri.
“Selain itu, juga sebagai sarana sosialisasi bagi BI agar masyarakat semakin mengenal tugas dan peran BI dalam perekonomian Indonesia melalui publikasi- publikasi rutin, baik dalam bentuk cetak maupun visual,” sebutnya.
Sementara itu, Asisten Bidang Perekonomian Kabupaten Minahasa, Dr Wilford Siagian, memberikan apresiasi atas langkah BI yang sudah memberikan perhatian pada petani Minahasa.
“Apa yang telah diserahkan kepada kelompok tani Minahasa dapat mengerndalikan inflasi.Terutama untuk kesejahteraan. Karena kalau hasil pertanian meingkat, maka petani akan menikmati hasilnya. Ini yang penting yang saya harapkan kelompok petani Maesa jadi pioner,” tukasnya.
Lehih jauh, Bupati Tahuna Jabes Ezar Gaghana, SE ME berusaha untuk menjaga stabilitas ekonomi dan menekan inflasi yang direalisasikan melalui gerakan tanpa nasi. “Meski langkah kecil tetapi hal ini sangat berpengaruh,” imbuhnya.
Turut hadir Wakil Direktur Politeknik Nusa Utara Drs Jackried K Maluenseng, Kepala Seksi Dinas Pertanian Tahuna, Harko Sehang, SP, Kepala Dinas Pertanian Minahasa Ir Subantorar, Kepala Balai Penyuluhan Tahuna Barat Helen Aer SP, Ketua Kelompok Tani Maesa Minahasa Marten Nelwan dan Ketua Kelompok Tani Salamate Tahuna Nolpius Sirape.
Diketahui, pemberian Screenhouse kepada Kelompok Tani Maesa Minahasa dan Kelompok Tani Salamate Tahuna dilakukan dalam rangka penerapan pengaturan pola tanam pada Klaster Cabai binaan BI.(axel)