Manado, SULUTREVIEW – Berbagai peninggalan penting yang sarat dengan nilai-nilai sejarah terpajang di Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) . Namun sangat disayangkan jika kondisi museum yang menjadi kebanggaan daerah ini sangat minim fasilitas.
Itulah sebabnya Museum Negeri Provinsi Sulut sangat membutuhkan sentuhan revitalisasi. Apalagi, akhir-akhir ini, keberadaan museum menjadi salah satu tempat yang dikunjungi wisatawan mancanegara (wisman).
“Tak dapat dipungkiri, kondisi Museum Negeri Provinsi Sulut mendesak untuk direvitalisasi, mengingat setiap hari Selasa museum mendapat jadwal kunjungan wisman Tiongkok. Bahkan siswa juga diberikan kesempatan untuk memanfaatkan waktu liburnya untuk mengenal peninggalan sejarah dari dekat,” ungkap Sekretaris Dinas Kebudayaan Daerah Provinsi Sulut, Jendry Sualang SPd MAP, Selasa (6/6).
Lanjut katanya, untuk merevitalisasi museum bukanlah perkara mudah, dibutuhkan anggaran dana yang tidak sedikit. Karena sudah waktunya museum tampil modern seiring dengan perubahan waktu. “Kendala utama untuk merealisasikan maksud tersebut adalah anggaran dana yang harus disiapkan pemerintah pusat. Sebab tidak mungkin jika mengandalkan daerah yang sangat terbatas,” ucapnya sembari menambahkan museum saat ini tampil apa adanya.
“Dalam wakti dekat ini, kami akan mengusulkan ke Pak Gubernur akan wacana untuk merevitalisasi museum, yang.menurut hitung-hitungan memiliki budget sebesar Rp100 miliar,” sebut Sualang.
Dengan perombakan tampilan, maka Museum Negeri Provinsi Sulut akan menjadi tempat representatif yang diminati masyarakat. “Begitu melihat tampilan yang representatif, maka masyarakat akan memiliki ketertarikan untuk mengunjungi museum. Karena yang terpenting adalah adanya perubahan,” tukasnya.
Sementara itu disebutkan staf museum yang dipercaya untuk menjadi guide, masing-masing Robby Kolibu, Yohanis Mamahani dan Febby Pomohon bahwa ihwal berdirinya Museum Negeri Manado pada tahun 1967. Kala itu, salah satu petani Bola Lensun warga Rasi kecamatan Ratahan menemukan benda-benda keramik pada saat berkebun.
“Hasil temuan tersebut diserahkan kepada pemerintah. Selanjutnya, penemuan demi penemuan semakin bertambah sehingga tahun 1974 didirikan museum persiapan di atas sebidang tanah dengan luas 1,500 meter persegi dengan luasan lahan 11.078 meter persegi yang kini berada di Jalan WR Supratman Nomor 72,” kata Kolibu dan Mamahani.
Museum Negeri Propinsi Sulut, terdapat benda-benda peninggalan yang didisplay atau dipamerkan tetap menurut sejarah yang berkaitan dengan Propinsi Sulut, kebudayaan dan seni yang menjadi aset berharga. Berikut sejarah pra dan pascakolonial, percampuran budaya dengan masyarakat Cina dan Belanda yang menetap di Sulut.
Diketahui, untuk koleksi Museum Negeri Propinsi Sulut terbagi dalam 10 klasifikasi, yakni koleksi geologika, Biologika, Etnografika, Arkeologika, Historika, Numismatika/Heraldika, Filologika, Keramologika, Seni Rupa, dan Teknologika.(hilda)