Unggulan Binaan BI Sulut, Keripik dan Stik Gedi Tersaji di Wisata Kuliner Ramadhan

Keripik Gedi jadi unggulan UMKM. Foto : ist

Manado, Sulutreview.com – Daun gedi (Abelmoschus manihot L) adalah salah satu tanaman berkhasiat tinggi yang banyak tumbuh di pekarangan masyarakat Sulawesi Utara (Sulut).

Kandungan nutrisinya, seperti lemak, protein asam amino, vitamin A, B1, B2, B3, C, dan E, kalsium, kalium, tembaga dan zinc serta kaya akan antioksidan ini, menjadi pilihan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mengembangkannya sebagai kuliner yang enak untuk dinikmati.

Adalah Devie Mandos (34) tahun, dengan alamat Perumahan GPI Manado, yang menekuni bisnis rumahan dengan mengubah peluang menjadi sumber pendapatan ekonomi. Ia mengolah sayur gedi menjadi keripik dan stik gedi.

Cemilan lokal namun dikemas apik dalam packaging yang didesain cantik itu, berhasil menarik minat pengunjung Wisata Kuliner Ramadhan (WKR) yang digelar di halaman parkir Mega Mall.

“Selama bulan Ramadhan Bank Indonesia mengikutsertakan produk keripik gedi di Wisata Kuliner Ramadhan. Puji Tuhan peminatnya cukup ramai,” ungkap Devie kepada media, Senin (10/03/2025).

Devie mengaku bersyukur usaha dan bisnisnya mendapat perhatian pembinaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulut.

“Terima kasih Bank Indonesia yang sudah membina kami sebagai pelaku UMKM. Tidak hanya sekedar membuat produk saja, tetapi juga bagaimana mengembangkanya sehingga peluang ekonomi dapat ditingkatkan,” ujar Devie sembari menambahkan, dirinya terus memasarkan produk di sejumlah platform digital.

“Kesempatan ini juga kami dapatkan dari pembinaan BI, dengan memasarkan lewat Shopee, maupun gerai yang ada di Alfamart dan Indomaret,” ujarnya.

Dia juga mengakui, saat ini sedang merintis atau merambah bisnis kuliner baru, yaitu menyediakan bumbu lokal yang praktis untuk dimanfaatkan, yaitu bumbu masak siap saja.

“Saya sedang menyiapkan pengembangan produk sambal atau bumbu rica bakar dan bumbu khas produk Manado lainnya, seperti bumbu woku yang akan mudah ditambahkan di berbagai masakan,” ungkapnya sembari menambahkan bahwa dia juga menyediakan frozen food, bakso ikan dan bakso sapi.

Selama WKR dilaksanakan, Devie mengaku mampu meraup omzet sekitar Rp1,3 juta per harinya. “Itu menjawab target yang diberikan BI selama mengikuti kegiatan,” ujarnya.

Diketahui, WKR diadakan di 2 lokasi strategis, yaitu lapangan basket megamas dan parkiran megamall yang akan berlangsung mulai dari 26 Februari hingga 28 maret 2025, dengan total tenant 65 UMKM (34 tenant Parkiran megamall dan 31 tenant lapangan basket).

Pembukaan Wisata Kuliner Ramdhan dibuka dengan pemotongan tumpeng oleh Ibu Amelia Tungka selaku pemilik kawasan megamas dan doa oleh Ustad Muyassir Arif selaku pimpinan pondok pesantren Darul Istiqamah Manado (Ketua HEBITREN Sulut).

“Keguatan ini, dalam rangka penyelenggaraan rangkaian Road to Fesyar Sulut 2025, BI sulut telah membuka booth UMKM dqn showcasing produk UMKM binaan dan penukaran uang rupiah/kas keliling,” ungkap Kepala KPw BI Sulut, Andry Prasmuko.

Kegiatan dilaksanakan dengan berkolaborasi bersama dengan PT Mega Jasa Kelola dan De’Gendis EO selaku pengelola di 2 lokasi Wisata Kuliner Ramadhan.

“Booth UMKM di Wisata Kuliner Ramadhan mengikutsertakan produk UMKM Wanua dari angkatan 2020 sampai 2025 dan menjadwalkan tim penjaga booth dari UMKM dengan pemberian target transaksi harian Rp 1.3 juta,” tukasnya.

Seluruh tenant telah tersedia QRIS berkolaborasi dengan FIKSP dan perbankan (BRI dan BNI) dengan tujuan meningkatkan volume transaksi QRIS di Sulawesi Utara.(eda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *