Gerakan Pangan Murah, Gubernur Olly Subsidi Bapok dan Barito

Gubernur Olly Dondokambey subsidi Gerakan Pangan Murah. Foto : ist

Manado, Sulutreview.com – Memenuhi kebutuhan bahan pokok (bapok) masyarakat yang mengalami kenaikan harga, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) melakukan Gerakan Pangan Murah yang dilaksanakan di Taman Kesatuan Bangsa (TKB) Manado, pada Jumat (29/12/2023).

Pemerintah Provinsi Sulut, yang dikoordinir Dinas Pangan dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), pada aksi Gerakan Pangan Murah, menyediakan harga yang sangat terjangkau.

Untuk beras dijual Rp10 ribu per kilogram atau Rp50 ribu per kemasan 5 kilogram. Demikian juga dengan gula dan bahan lainnya, bawang merah, bawang putih, cabai (rica) dan tomat atau (barito), juga dijual murah.

“Untuk cabai, kita subsidi dengan membeli dari petani Rp100 ribu per kilogram, kemudian di Gerakan Pangan Murah ini, kita jual Rp67 ribu perkilogram,” tuturnya.

Upaya subsidi yang dilakukan pemerintah, sebut Olly, dimaksudkan agar harga pasar cepat stabil serta tidak jadi permainan pedagang. Terlebih penting, untuk mengantisipasi inflasi.

“Kita subsidi agar supaya harga cabai stabil,
Juga bahan pokok, beras, gula kita kerja sama dengan Bulog dan Badan Pangan Nasional,” ujarnya.

Gerakan Pangan Murah, ungkap Olly sudah dilaksankan sejak beberapa waktu lalu, tepatnya, sejak Agustus 2023 ketika mulai El Nino.

“Masyarakat sangat membutuhkan Gerakan Pangan Murah yang sudah dilakukan sejak Agustus 2023 lalu,” ucapnya sembari menambahkan bahwa Bulog setiap hari menyiapkan beras sebanyak 100 ton yang didistribusikan atau dilakukan penjualan langsung ke masyarakat.

“Ketersediaam beras Bulog cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Terlebih untuk mengantisipasi kenaikan harga pangan,” tukasnya.

Menariknya, terkait harga rica yang melambung hingga Rp200 ribu per kilograam, tak bisa lepas dari dampak cuaca atau kemarau panjang.

“Kenaikan harga rica, memang pengaruh dari cuaca atau alam, sehingga produksinya berkurang. Hal ini berlaku secara nasional, sehingga banyak petani yang panennya kurang. Demikian juga halnya kalau musim hujan, buah cabai ini cepat busuk. Sehingga siklus tanam ini perlu diantisipasi,” katanya.

Salah satu upaya yang dilakukan, sambung Olly, adalah memberikan bantuan bibit cabai sebanyak 10 polybag per keluarga.

“Saya minta kepada TPID di kabupaten/kota untuk memberikan bibit cabai setiap keluarga sebanyak 10 polybag untuk ditanam,” pungkasnya.

Diketahui, Gerakan Pangan Murah yang dilaksanakan di TKB disambut antusias warga. Mereka menyerbu komoditi cabai yang dijual Rp67 ribu per kilogram.(eda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *