Manado, Sulutreview.com – Ajang Urban Economy Festival yang disponsori Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) memberikan ruang bagi publik, untuk mengulik pertumbuhan ekspor unggulan berikut kendala yang dihadapi.
Mengawali kegiatan tersebut, BI Sulut melaksanakan talkshow yang menghadirkan institusi terkait dengan narasumber kompeten.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Sulawesi Bagian Utara, Erwin Situmorang, menyampaikan aktivitas ekspor yang melibatkan banyak pihak, memang bukan hal mudah. “Pada tahapan inilah kesulitan itu muncul. Karena di dalamnya ada proses pendataan hingga upaya memasarkan potensi unggulan yang ada,” ungkapnya di Urban Economy Festival Sulut, yang dilaksanakan di Manado Town Square (Mantos) pada Selasa (11/07/2023).
Produk unggulan ekspor Sulut, sampai sejauh ini masih fokus pada lemak nabati atau (crude palm oil) dengan negara tujuan terbesar adalah Tiongkok dengan besaran 19,70 juta US$ diikuti Malaysia 12,73 juta US$.
“Perkembangan ekspor sebagaimana neraca perdagangan pada umumnya, masih didominasi CPO. Komoditas unggulan ekspor per April 2023 mengalami peningkatan baik nilai maupun volume,” ujarnya.
Kegiatan ekspor, lanjut Situmorang, juga mengalami kendala, terutama yang berkaitan dengan regulasi yang dicetuskan pemerintah.
“Regulasi ini sering menjadi hambatan dalam kegiatan ekspor. Tetapi pada dasarnya, pemerintah maupun Bea Cukai sangat mendukung ekspor, kita tidak menghambat. Kalau ada ekspor berarti ada buyer. Itulah tujuan pemerintah pusat dengan membuat regulasi,” tukasnya sambil menambahkan semakin banyak barang yang diekspor dengan kualitas bagus, makan akan mendorong perekonomian daerah.
Diretur PT Tanivest, Jendry Kusumohadi menyampaikan tentang sukses usaha yang digeluti, sehingga dapat menginspirasi pelaku usaha yang hadir pada talkshow.
“Keharmonisan ekosistem ekspor harus diperhatikan. Kita lihat kekurangannya, untuk dilengkapi, apa yang belum ada, kita bangun dengan ekosistem berbasis komunitas,” ujarnya.
Sebagai perusahaan, PT Tanivest telah memasarkan produk di Singapura dan Malaysia, dengan menyasar sektor planting, inovation, trading hub dan branding. Perusahaan ini juga, sukses berpartnership dengan UMKM.
Wakil Ketua Kadin Sulut, Flori Sumerah dengan materi, Akselerasi Komoditas dan Produk Potensi Ekspor Sulut, menyampaikan bahwa ekspor memegang peranan penting dalam perekonomian. Yakni, sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi.
“Aktivitas ekspor memungkinkan suatu daerah mengenalkan produk unggulannya serta membuka lapangan kerja dan menambah devisa,” ujarnya.
Berbagai sektor unggulan, mulai dari kehutanan, turunan pertanian, perikanan, industri manufaktur dan juga pertambangan, sebutnya, memiliki potensi ekspor.
Ia juga mengatakan kualitas bahan baku pada proses produksi, sangat penting.

“Minimilisasi bahan baku dari impor. Ini akan mendorong dunia usaha untuk berinovasi dan berkreasi. Karena dengan memanfaatkan bahan baku lokal, juga akan ikut memperluas pasar. Tentunya dengan penguatan fasilitasi dan informasi,” tukasnya.
Ia juga mengatakan tentang kebijakan pemanfaatan platform e-commerce untuk promosikan pemasaran, dengan didukung regulasi yang tepat. “Tak kalah pentingnya adalah penambahan jalur eksportir baru. Karena kondisi saat ini, dunia makin terbuka dengan aset informasi yang luas, yang memungkinkan semua orang untuk bisa memanfaatkan produk untuk bisa dijual di luar negeri. Perlu diingatkan, informasi dan proses belajar harus terus dilakukan, karena peluang ini seringkali terlewati,” jelasnya.
Usaha ekspor, sambungnya, perlu pendampingan sejak awal. Baik oleh pemerintah dan juga lembaga finance dalam hal ini, perbankan. Kemudian pelatihan serta pemahaman mengenai apa sebenarnya dan bagaimana tentang ekspor itu sendiri.
“Pelatihan sangat penting dalam peningkatan kualitas produk, sehingga saat memasuki pasar global dapat bersaing. Ini menjadi poin, contohnya, tuna yang ada di Sulawesi Utara itu adalah number one di dunia, sehingga untuk memaksimalkannya perlu pemanfaatan fungsi hub port,” tandasnya.
Sumerah juga mengaku bangga, produk endemik lokal seperti, pisang goroho, saat ini sudah diminati toko Asia di Jepang. “Meski volumenya belum besar, tetapi produk lokal kita sudah diminati luar negeri,” pungkasnya.
Kegiatan bertema, Sinergi Medorong UMKM Berdaya Saing di Sulut ini dihadiri langsung
Deputi Kepala Perwakilan Divisi Perumusan dan Implementasi Kekda Bank Indonesia Sulut, Fernando Butarbutar.(hilda)