Catatan Akhir Tahun BI Sulut, Kinerja Perekonomian Menguat

Suasana PTBI 2022. Foto : ist

Manado, Sulutreview.com – Stabilitas keuangan dan perekonomian melekat erat pada tugas dan peran Bank Indonesia. Untuk Sulawesi Utara (Sulut), kinerja perekonomian tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan perekonomian nasional yang tumbuh 5,72% (yoy).

Pada momentum Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) Sulut 2022, kinerja perekonomian Sulut pada triwulan III 2022 ditopang oleh relaksasi syarat perjalanan yang mendorong peningkatan mobilitas masyarakat dan kinerja transportasi, baik darat maupun udara.

“Perbaikan perekonomian Sulut juga ditopang oleh peningkatan kinerja ekspor luar negeri khususnya pada komoditas lemak dan minyak hewan nabati dan komoditas perikanan,” ungkap Deputi Kepala Perwakilan Divisi Perumusan dan Implementasi Kekda Bank Indonesia Sulut, Fernando Butarbutar pada PTBI di aula BI Sulut, Rabu (30/11/2022).

Perkembangan PDRB Sulut serta outlook perekonomian Sulut tahun 2022-2023, yang disampaikan Fernando, untuk sisi pengeluaran, dapat dilihat dari menguatnya pertumbuhan ekonomi Sulut pada triwulan III 2022 yang ditopang oleh pertumbuhan seluruh komponen pengeluaran.

“Diantaranya kinerja konsumsi rumah tangga dan ekspor komoditas minyak nabati, yang sejalan dengan kenaikan harga komoditas di tengah permintaan dari negara mitra yang tetap terjaga,” tukasnya.

Dari sisi sektoral, kelima lapangan usaha (LU) utama Sulut juga menunjukkan pertumbuhan pada triwulan III 2022.

Kenaikan aktivitas sosial ekonomi masyarakat sejalan dengan akselerasi vaksinasi dan kasus COVID-19 yang semakin melandai menjadi faktor pendorong utama kinerja perekonomian Sulut pada Tahun 2021 sampai Tahun 2022, yang salah satunya tercermin dari tumbuhnya LU Perdagangan dan LU Transportasi.

“Berdasarkan perhitungan BI, pada Oktober 2022, Indeks Harga Konsumen (IHK) Sulut mengalami inflasi sebesar 4,72 persen (yoy),” sebutnya.

Perhitungan tersebut, ucapnya, didasarkan pada angka inflasi di kedua kota pencatatan inflasi yaitu Kota Manado dan Kota Kotamobagu yang dikeluarkan oleh BPS yaitu masing-masing sebesar 4,65% (yoy) dan 5,22% (yoy).

Dengan capaian tersebut, perkembangan inflasi Sulut tercatat lebih rendah dibandingkan perkembangan IHK nasional yang tercatat mengalami inflasi 5,71% (yoy).

Secara umum sepanjang tahun 2022, inflasi Sulut setelah mulai terkendalinya pandemi COVID-19 berada di bawah realisasi inflasi nasional.

“Seiring dengan berangsur pulihnya aktivitas ekonomi di Sulut, upaya pengendalian inflasi juga terus dilaksanakan untuk menjaga daya beli masyarakat,” tambahnya.

Sebelumnya, juga diulas tentang perekonomian global, yang berisiko tumbuh lebih rendah di tengah tekanan inflasi dan ketidakpastian di pasar keuangan global, bahkan disertai resesi di berbagai negara.

Beberapa faktor pemicunya adalah berlanjutnya ketegangan geopolitik yang berpengaruh pada rantai pasok dan inflasi global.

Perkembangan tersebut mendorong semakin kuatnya mata uang USD dan semakin tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global, sehingga mengganggu aliran investasi portofolio dan tekanan nilai tukar di negara-negara emerging market, termasuk Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan III 2022 mencapai 5,72% (yoy), lebih tinggi dari prakiraan dan capaian triwulan sebelumnya sebesar 5,45% (yoy).

Kinerja ekonomi ditopang oleh berlanjutnya perbaikan permintaan domestik dan tetap tingginya kinerja ekspor. Perbaikan ekonomi juga tercermin pada peningkatan pertumbuhan mayoritas LU, terutama Industri Pengolahan, Transportasi & Pergudangan, serta Perdagangan Besar & Eceran.

Secara spasial, perbaikan ekonomi ditopang oleh pertumbuhan yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia, dengan pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Sulampua, diikuti Balinusra, Jawa, Kalimantan, dan Sumatera.

Perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan III 2022 tumbuh 6,62% (yoy) menguat dibandingkan capaian triwulan sebelumnya yang sebesar 5,93% (yoy).(srv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.