Ribuan Masih Ngontrak, Wagub Prihatin ASN Berpola Hedonisme

Manado, SULUTREVIEW

Sebagai pelayan masyarakat, kehidupan Aparatur Sipil Negara (ASN) sejatinya menjadi role model bagi masyarakat. Bukan sebaliknya yang mengarah pada pandangan gaya hidup mewah dalam kesenangan semu (hedonisme).

Makanya tak heran, jika akibat salah dalam memanage pola hidup, banyak ASN yang jatuh melarat bahkan tidak memiliki tempat tinggal.

Itulah sebabnya, Wakil Gubernur Provinsi Sulut, Drs Steven OE Kandouw memberikan penguatan agar pola hidup demikian ditinggalkan.

“Fenomena saat ini ada 40% dari 11 ribu-an ASN atau sekitar 6 ribu kepala keluarga yang ngontrak karena tidak memiliki rumah. Bahkan ada yang sudah hampir pensiun. Mengapa, karena pengelolaan keuangannya tidak diatur. Belum apa-apa yang didahulukan beli kendaraan,” katanya pada Pengambilan Sumpah Janji Jabatan Pejabat Fungsional Tertentu di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sulut, di ruang CJ Rantung, Kamis (7/2/2019).

Pada pelantikan jabatan di kalangan dokter, apoteker, perawat, guru dan auditor itu, wagub mengatakan pola hidup hedonis itu sangat berbahaya dan menyeramkan.

“Ini menjadi kontemplasi (perenungan) agar gaya hidup yang demikian dapat dihindarkan. PNS harus berpikir positif. Karena tidak ada rumah menjadi akar dari permasalahan yang serius,” ujarnya sembari menambahkan dampak dari gaya konsumtif yang akan membuka peluang untuk mencuri.

“Karena pola hidup konsumtif, akhirnya jalan pintasnya adalah apa yang bukan haknya diambil. Jangan jadi pecundang, jangan hidup royal. Andalkan Tuhan dan tanamkan dalam diri kita masing-masing untuk memberikan yang terbaik sesuai dengan jabatan yang diberi,” tandasnya.

Akan hal itu, wagub mengatakan bahwa Pemprov Sulut akan mencari solusi untuk menyediakan lahan bagi pembangunan perumahan murah. Sehingga dapat membantu ASN.

Di sisi lain, wagub juga mengingatkan ASN untuk berpola hidup sehat. Karena hal ini juga akan berpengaruh terhadap kinerja.

“Jaga kesehatan, perhatikan pola makan. Jangan merokok, miras. Sebab saat ini terjadi peningkatan pasien, contohnya saja pasien haemodialisis kalau dulu cuma 50 bed, naik 100 bed dan sekarang 150 bed. Setelah dicek ternyata penyakit gagal ginjal yang mengharuskan cuci darah,” tukasnya.(eda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.