Manado, SULUTREVIEW
Aktivitas Pasar Lelang Komoditas Agro (PLKA) ke-4 yang difasilitasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mampu mencatat transaksi sebesar Rp 7,55 Miliar.
Total transaksi tersebut didominasi komoditas arang tempurung dengan volume sebesar 100 ton dan jagung 2 ribu ton, yang mempertemukan buyers H Natsir Arbie dan Haryono Waluyo.
Menurut Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Disperindag Sulut Hanny Wajong saat membuka PLKA ke 4 tahun 2018, telah terjadi kenaikan transaksi dibandingkan sebelumnya yang hanya di kisaran Rp2 Miliar.
“PLKA ke 4 kali ini ada kenaikan transaksi dibandingkan periode sebelumnya,” kata Wajong Kamis (19/7/2018).
Seperti periode sebelumnya, komoditas arang tampurung dan jagung mendominasi transaksi PLKA.
“Kedua komoditas tersebut memang sangat diminati, karena kebutuhan pasarnya sangat besar,” sebutnya sembari menambahkan ajang PLKA merupakan wahana yang tepat bagi pelaku usaha. Sebab antara penjual dan pembeli bisa bertatap muka langsung bahkan dapat bernegosiasi harga,” tandasnya.
Tingginya kebutuhan arang tampurung dan jagung diharapkan akan menggairahkan pelaku usaha yang ada. Khususnya para petani untuk lebih meningkatkan produktivitas.
“Ke depan para petani diharapkan dapat memanfaatkan peluang PLKA. Karena ini menjadi wahana untuk bertemu langsung dengan pembeli,” tukasnya.
Di sisi lain Wajong memberikan support bagi pelaku usaha yang belum bertemu dengan pembeli yang tepat.
“Tetap semangat dan terus manfaatkan kesempatan PLKA untuk lebih inovatif dan meningkatkan kualitas produk. Sebab persaingan pasar itu cukup ketat dan kompetitif,” kata Wajong.
Salah satu peserta PLKA, Sartje Kasim UD Sederhana 3 yang memproduksi cakalang fugu dan asap cair mengaku antusias mengikuti ajang ini. Dia optimis dapat bertemu dengan pelanggan baru yang akan memperluas usahanya.
“PLKA ini harus dimanfaatkan, karena di tempat ini kita dipertemukan dengan banyak orang yang memiliki usaha untuk mengembangkan bisnis,” ujarnya.(hilda)