Manado, SULUTREVIEW – Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Provinsi Sulawesi Utara, memandang penting akan keberadaan pemandu wisata yang ada di Kota Manado, menyusul tingginya kunjungan wisatawan. Baik lokal maupun mancanegara.
Karenanya, untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) pemandu wisata, Disparda menggelar Pelatihan SDM Kepariwisataan Bagi Pemandu Wisata Kota Manado, yang jumlahnya mencapai 150 orang.
Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan mengasah keterampilan ini, sangat dibutuhkan para pemandu wisata dalam mendampingi tamu dengan konsep-konsep yang didasarkan pada Standar Operasional Prosedur (SOP).
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Sulut Daniel A Mewengkang SE MSi, pelatihan SDM pemandu wisata akan menentukan berkembangnya pariwisata. Dan itu dilakukan melalui komunikasi yang tepat dan benar. Sehingga akan meninggalkan kesan yang baik pada wisatawan.
“Pemandu wisata adalah ujung tombak pariwisata. Karena itu sangat dibutuhkan tenaga terampil yang mampu memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan wisatawan. Bahkan mampu berkomunikasi secara menarik. Hal ini membutuhkan teknik yang harus terus diasah,” tukasnya sembari menambahkan keberhasilan dan kemajuan pariwisata di Sulut sangat tergantung peran semua pihak. Baik pemerintah, akademisi, asosiasi, komunitas pariwisata hingga pemandu wisata.
Sementara itu, disampaikan Kepala Bidang Pengembangan, Kelembagaan Kepariwisataan Disparda Sulut, Dra Ivonne Kawatu, tujuan kegiatan untuk meningkatkan kualitas SDM pemandu wisata yang andal dan kompeten di bidangnya.
“Pemandu wisata yang terampil adalah kunci kemajuan pariwisata. Dan sudah pasti akan jika pariwisata berkembang maka pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat,” tandasnya.
Tampil sebagai pembicara pelatihan, Prof Dr Dra Bet El Silisna Lagarense MM Tour dari Politeknik Negeri Manado yang intens mengedukasi peserta dengan materi pariwisata. Berikut, Ketua DPD Asita Sulut, Merry Renny Karouwan SH dengan judul Standar Pariwisata.
“Dunia pariwisata itu butuh kerja sama banyak pihak, tanpa mengabaikan tiga poin penting, yakni amenitas, atraksi, akses, plus commit,” ujarnya sambil menambahkan pemandu wisata jangan segan-segan untuk menceritakan wisata desa dan kampung sebagai kearifan lokal.
“Mari ciptakan destinasi wisata baru di Sulut. Karena hal ini akan menarik wisatawan,” ujar Merry.
Lebih jauh, Roy RB kalengkongan BA SE dalam pelajaran ‘Teknik Memandu’ mengatakan karakter pemandu telah diatur dalam SOP tetap harus kreatif untuk menciptakan ide komunikasi yang tepat. Selain itu juga ditentukan oleh kompetensi pramuwisata, attitude atau sikap, knowledge dan skill.(hilda)