Stok BBM di Talaud Menipis, Diduga ada Permainan

Melonguane, SULUTREVIEW – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) selalu menjadi fenomena sosial di Kabupaten Talaud. Pasalnya sebagian masyarakat mengatakan bahwa BBM masuk dalam daftar barang langka. Kondisi ini berbeda dengan daerah lainnya yang ada di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Diduga pemicu kelangkaan BBM ini adanya ketidakseimbangan antara jumlah kuota dengan konsumen yang tiap tahun bertambah. Baik untuk kendaraan transportasi darat maupun laut serta kebutuhan sehari-hari masyarakat.

Mirisnya, stok BBM di Talaud masih menggunakan Perhitungan kuota 2010.

Seorang warga yang enggan disebutkan namanya menuturkan bahwa dirinya menduga ada permainan terkait BBM.

Pasalnya untuk pangkalan, kuotanya sudah habis sejak beberapa minggu yang lalu

Tetapi di beberapa desa, para pengecer masih memliki stok yang terbilang banyak untuk dijual.

Menanggapi adanya isu yang beredar tentang penimbunan BBM, Alpius Maamile selaku pengawas APMS yang ada di Desa Koerdakel Kecamatan Kabaruan membantah adanya penimbunan BBM tersebut.

“Masalahnya terletak pada jumlah kuota BBM yang ada di Pulau Kabaruan sangat Kecil dan tidak seimbang dengan jumlah Konsumen,” ujar Maamile.

“Kuota kita untuk pulau Kabaruan hanya 30 KL perbulan jadi tidak mencukupi untuk memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat,” jelas Maamile.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Bagian Ekonomi Setda kabupaten Talaud Nus Essing.

Essing menjelaskan bahwa Kuota untuk Pulau Kabaruan memang kecil karena untuk keseluruhan Kabupaten Talaud masih menggunakan perhitungan kuota 2010 sedangkan sekarang sudah tahun 2018.

Sementara itu Jhoino T salah seorang warga merasa kecewa dengan adanya kelangkaan BBM.

Menurutnya,banyak pekerjaan yang terbengkalai karena kelangkaan BBM tersebut.

“Bagimana mau karja kalo tidak ada BBM untuk menunjang aktifitas kita,” tutup Jhoino.(fanly)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.