Manado, SULUTREVIEW – Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) yang dikenal sebagai Bumi Nyiur Melambai menggugah hati Menteri Perdagangan (Mendag) RI Enggartiasto Lukita untuk mengembalikan kejayaan tanaman kelapa.
Menurutnya, Sulut memiliki zona perkebunan kelapa, sama seperti daerah lainnya di Indonesia.
“Perkebunan kelapa Sulut sudah sangat terkenal. Seperti halnya juga daerah lain di Indonesia,” katanya dalam kunjungan kerja di Manado, Senin, (30/10/2017).
Untuk mencapainya, kata Mendag harus dibarengi dengan upaya peremajaan. Mengingat tanaman kelapa di Indonesia, termasuk di Sulut saat ini, rata-rata sudah tua dan perlu peremajaan kembali.
“Harus ada penanaman kembali. Hal ini sangat dibutuhkan agar produksi tanaman kelapa akan tetap jalan ke depan,” ujarnya.
Sebagai salah satu daerah pengekspor produk turunan kelapa, Sulut harus diperkuat dengan adanya zona perkebunan tanaman tersebut. “Jika Sulut memeiliki zona perkebunan kelapa, maka peremajaan dan produksi sampai tahapan pengolahan akan tertata dengan baik,” ungkap Mendag.
Saat ini, katanya, produk ekspor kelapa rata-rata masih dalam bentuk row material atau bahan baku. Padahal, yang paling utama adalah diversifikasi turunan kelapa, sehingga ke depan akan terus ditingkatkan kualitasnya.
Sementara itu, Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE menambahkan saat ini Sulut tetap mengekspor produk turunan dalam bentuk buah kelapa utuh, sabut kelapa, tepung kelapa dan arang tempurung ke berbagai negara di dunia. “Diversifikasinya masih sangat kecil dan harus terus diupayakan untuk lebih ditingkatkan lagi,” tukasnya seraya menyebutkan dampak produksi tanaman kelapa Sulut cukup besar bagi pendapatan dan devisa untuk negara bahkan kesejahteraan petani dan eksportir di Sulut.
Diketahui, Mendag melakukan kunker di Provinsi Sulut sejak 29 hingga 30 Oktober 2017, mulai dari Kota Manado, Kota Tomohon hingga Kabupaten Minahasa.(hilda)