Triwulan I, Pertumbuhan Ekonomi Sulut Agak Melambat

Manado, SULUTREVIEW – Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara (Sulut) pada triwulan I 2017 tercatat sebesar 6,43% (yoy), sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 6,49% year on year (yoy).

Meski demikian, pertumbuhan tersebut relatif jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016 yang sebesar 5,97% (yoy).

Selain tercatat cukup tinggi, pertumbuhan ini juga jauh mengungguli nasional yang tumbuh sebesar 5,01% (yoy), namun demikian pertumbuhan ekonomi Sulut berada di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi provinsi-provinsi di kawasan Sulawesi (6,87% yoy) atau hanya lebih tinggi dibandingkan dengan Sulawesi Tengah (3,91% yoy).

Diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulut, Soekowardojo, pertumbuhan ekonomi Sulut pada triwulan I 2017 didorong oleh investasi dan konsumsi yang meningkat.

“Kinerja investasi meningkat sejalan dengan percepatan lelang proyek pemerintah dan mulai meningkatnya investasi sektor swasta,” katanya melalui rilis Kamis (11/05/2017).

Peningkatan konsumsi, tukasnya didorong oleh konsumsi pemerintah dan lembaga nonprofit rumah tangga (LNPRT) yang meningkat di tengah perlambatan konsumsi rumah tangga.

Adapun konsumsi pemerintah tumbuh positif dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat kontraksi,
sementara konsumsi LNPRT didorong oleh kegiatan Pilkada di sejumlah kabupaten/kota.

Di sisi lain, konsumsi rumah tangga yang melambat sejalan dengan perkembangan sektor pertanian dan kesejahteraan petani, di mana nilai tukar petani (NTP) sepanjang triwulan I,  2017 sebesar 92,33 yang berada di bawah level 100 dan lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya serta triwulan yang sama tahun 2016.

Adapun struktur perekonomian di sisi permintaan didominasi oleh konsumsi rumah tangga (46,49%), investasi (32,79%) dan konsumsi pemerintah (17.17%) serta komponen lainnya.

Lanjut kata Soekowardojo, berdasarkan sektoral, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2017 didorong oleh sektor industri pengolahan dan perdagangan yang meningkat.

“Sektor industri pengolahan meningkat terutama didorong oleh pasokan bahan baku perikanan seiring dengan relaksasi aturan transhipment yang berdampak positif,” ujarnya.

Sementara itu, peningkatan sektor perdagangan sejalan dengan total konsumsi yang juga meningkat. Adapun struktur perekonomian di sisi penawaran didominasi oleh pertanian (20,86%), perdagangan (12,29%), transportasi (11,26%), dan kontruksi(10,99%) serta sektor lainnya.

Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan ekspansi perekonomian terus berlanjut pada triwulan II 2017 dengan pertumbuhan sebesar 6,3%–6,7% (yoy). Perkembangan harga komoditas yang diperkirakan masih tetap tinggi dan membaiknya perekonomian dunia serta membaiknya pasokan bahan baku untuk industri akan berdampak
positif bagi kinerja ekspor Sulut. Kinerja investasi diperkirakan juga terus membaik didukung oleh upaya pemerintah untuk terus menciptakan iklim investasi yang kondusif.

Peningkatan juga terjadi pada komponen konsumsi baik rumah tangga maupun pemerintah. Konsumsi rumah tangga meningkat didukung oleh perayaan Hari Raya Idul Fitri, sementara konsumsi pemerintah meningkat seiring dengan realisasi anggaran.

“Bank Indonesia akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi baik melalui strategic advisory, pengendalian inflasi, pengedaran uang, pengembangan UMKM dan wirausaha, mendorong gerakan non tunai, pengembangan SDM Sulut serta memonitor berbagai perkembangan baik domestik maupun eksternal, sekaligus memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah.

“Ke depan, perlu diupayakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih lanjut, baik melalui peningkatan produktivitas serta pencarian dan pengembangan sumber pertumbuhan ekonomi baru, mengingat pertumbuhan ekonomi Sulut diduga masih di bawah kapasitas potensialnya,” tandasnya.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi Sulut berpotensi tumbuh lebih tinggi atau di atas target apabila pemerintah melaksanakan pembangunan berdasarkan prioritas yang paling memberikan dampak ekonomi yang tinggi.

Berdasarkan riset Growth Diagnostic yang telah kami susun, prioritas pembangunan dapat dimulai dengan jalan tol Manado-Bitung, pengembangan pelabuhan, pemanfaatan sektor pariwisata, peningkatan produktivitas pertanian, pembangunan pembangkit listrik dan peningkatan rata-rata lama sekolah.(hilda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.