Lahendong, Sulutreview.com – Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Steven OE Kandouw mengajak jemaat GMIM Damai Lahendong Kota Tomohon untuk hidup rukun dan damai.
Ia menekankan bahwa komitmen tersebut sebagai pembangunan karakter warga gereja, dalam artian bukan hanya fokus pada pembangunan fisik semata.
“Pembangunan infrastruktur boleh dioptimalkan, tetapi jangan lupa hati kita juga sebagai infrastruktur harus dibangun. Supaya walaupun dari segi fisik ada, tetapi kalau tidak ada damai sejahtera, cinta kasih, sukacita, harapan dalam hati jemaat dan seluruh Pelsus, maka sia-sia semua,” ucap Kandouw saat menghadiri HUT ke-6 GMIM Damai Lahendong Kota Tomohon, Minggu (25/02/2024).
Ia juga mengajak seluruh jemaat untuk menyingkirkan rasa amarah, kedengkian dan kebencian.
“Kalau yang ada angkara murka, kedengkian dan kebencian, rasa-rasanya itu menjadi sia-sia semua. Pesan saya Jemaat Damai Lahendong benar-benar menjadi jemaat yang damai,” tukasnya.
Masyarakat Minahasa, sebutnya memiliki orientasi beribadah yang tinggi sekali. Demikian juga di kepulauan. “Tetapi jangan sampai cuma jadi lipstik. Jangan semua ini cuma jadi rutinitas. Jangan semua cuma jadi way of life, gaya hidup yang semu. Cuma bagus kelihatannya,” ujarnya.
GMIM sebagai penganut Calvinis, tambahnya, adalah mengutamakan pietis atau kekudusan.
“Kalau jadi pendeta, jadilah pendeta yang kudus. Kalau jadi wali kota, birokrat jadi wagub hiduplah kudus. Jadi petani juga kudus, tukang, pedagang yang kudus. Memang tidak gampang seorang penganut ajaran Calvinis yang pietis,” ungkapnya.
Kandouw juga mengaminkan firman Tuhan yang disampaikan Sekum Sinode GMIM,
Pdt. Evert Andri Alfonsus Tangel, M.Th, M.PdK, yang mengingatkan jemaat untuk mengikuti Yesus dan menyangkal diri.
“Kalau mengikuti Yesus harus menyangkal diri. Ini adalah kemampuan untuk mengendalikan dan me-manage kemampuan kita. Kemampuan untuk mengendalikan hasrat kita. Kita harus bersyukur dengan keselamatan yang diberikan Tuhan. Jadi jangan pernah kalau mengikuti Yesus menyangkal diri tetapi tidak pernah bersyukur,” jelas Kandouw yang juga memiliki jabatan gereja sebagai Penatua.
Sebagai orang percaya, yang berkeyakinan untuk menyangkal diri, Ia mengatakan agar tidak mengukurnya dengan parameter pribadi.
“Jangan pernah mengaku menyangkal diri, tetapi orientasi mengikuti keinginan pribadi, dengan ukuran dan parameter sendiri. Singkat kata menyangkal diri itu harus bersyukur dalam segala hal,” tuturnya.
Gereja yang terus membangun infrastruktur, tambahnya adalah sah-sah saja. Dengan catatan terus memelihara iman percaya kepada Yesus Kristus sebagai kepala gereja.
“Jangan kita berbangga dengan history lamanya gereja. Tetapi kedepankan rasa cinta kasih, damai sejahtera, harapan dan sukacita,” tegasnya.
Kehadiran Kandouw yang dirangkaikan dengan peresmian pastori tersebut, turut didampingi
istri tercinta, dr Kartika Devi Kandouw Tanos dan putra bungsu Oswaldo Tanos.
Kandouw pada kesempatan yang sama, menyerahkan dana bantuan Pemprov Sulut sebesar Rp25 juta.
Usai ibadah Kandouw berbaur bersama jemaat dengan bersantap kasih.(eda)