Wakil Gubernur Steven Kandouw Terinspirasi Kisah Sukses Adrianus Mooy dari Rote

Wagub Steven Kandouw ibadah bersama keluarga. Foto : ist

Manado, Sulutreview.com – Kisah sukses Adrianus Mooy, pria kelahiran Rote Nusa Tenggara Timur (NTT), 10 April 1936 telah menginspirasi Wakil Gubernur Sulut Steven OE Kandouw.

Menurutnya, meski berasal dari daerah yang tandus dan diwarnai kesulitan serta kesukaran, namun tak menyurutkan langkahnya untuk menempati sejumlah jabatan strategis.

Mooy, sebut Kandouw pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia periode 1988-1993, tepatnya di era Presiden Soeharto. Bahkan Mooy juga merupakan ahli ekonomi Indonesia. Ia mendapatkan pendidikan terbaik di Universitas Gajah Mada (UGM) dan Universitas Wisconsin.

“Bapak Mooy di tengah perjuangan kesusahan dan kemiskinan, Ia mendapatkan beasiswa dan menyelesaikan studinya,” ungkap Kandouw saat mengikuti ibadah syukur Hari Ulang Tahun (HUT) Jemaat GMIM Eben Haezer Camar Buha ke-28, Minggu (18/2/2024).

Kandouw mengingatkan bahwa apa yang dicapai Mooy merupakan anugerah dan kasih Tuhan, di mana orang tuanya merupakan pengelola gereja atau setingkat pelayan khusus (pelsus).

“Saudara-saudara, makanya pelsus dan pendeta, kalau torang (kita-red) ikut Yesus yang menikmati bukan torang tetapi anak-anak dan cucu,” ucap Kandouw yang sebelumnya bersama-sama jemaat menyanyikan lagu “Saya Mau Ikut Yesus” yang diciptakan oleh Freds Eduard Lango, asal Rote.

“Saya paling senang lagu ini, yang mengingatkan dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote. Yakni bagian Indonesia paling Selatan. NTT adalah daerah paling tandus. Tetapi dari sana lahir Pak Adrianus Mooy,” sebutnya.

Di tengah sukacita jemaat, Wagub Kandouw menyampaikan rasa syukur dan sukacita, karena bisa hadir beribadah bersama jemaat.

Kandouw mengaku bangga dengan proses yang dialami jemaat dalam membangun gedung GMIM Eben Haezer Camar Buha hingga di usia ke-28 tahun, dengan latar belakang pendiri dan jemaat yang ada. Wagub meyakini semua niat yang baik pasti Tuhan berkenan. Sehingga hasilnya bisa terlihat di mana di usia 28 tahun gereja masih dapat berdiri kokoh dan megah.

“Yang perlu menjadi catatan adalah gedung gereja dengan fisik yang sudah sangat baik harus diimbangi dengan hidup yang benar-benar mencerminkan cinta kasih Tuhan,” tukasnya.

“Apakah Ketua Jemaat, Pelsus, dan torang semua sudah menjadi sumber cinta kasih, sumber damai sejahtera, sumber suka cita bahkan jadi sumber inspirasi bagi jemaat untuk memperbaiki hidup, juga menjadi inspirasi untuk jemaat keluar dari kemiskinan dan keterbelakangan,” kata Wagub.

Wagub Steven juga mengajak jemaat untuk dapat terus memaknai perenungan firman Tuhan dalam Zakharia 11 : 4-17.

“Torang semua harus jadi gembala yang baik. Di rumah jadi gembala yang baik untuk keluarga, gembala yag baik di tengah jemaat, gembala yang tidak membiarkan dombanya tersesat,” tandasnya.

Di akhir sambutan, Kandouw menyampaikan terima kasih kepada semua jemaat yang telah mendukung dan menjaga kondusifitas pelaksanaan Pemilu 2024 di Sulawesi Utara, sehingga berjalan dengan aman.

Melengkapi suka cita jemaat, Wagub Steven Kandouw juga menyerahkan bantuan dari Pemerintah Provinsi Sulut untuk jemaat GMIM Eben Haezer Camar Buha sebesar Rp25 juta.

Turut mendampingi wagub, Sekretaris TP PKK Sulut yang juga istri tercinta, Kartika Devi Kandouw Tanos dan putra bungsu Oswaldo Tanos. Mereka berkesempatan menyapa dan membagikan bingkisan berupa coklat bayangan kepada jemaat dan anak sekolah minggu yang hadir.

Ibadah juga dihadiri Ketua BPMJ GMIM Eben Haezer Camar Buha, Pelayan Khusus, seluruh jemaat dan tamu undangan.(eda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *