Bitung, Sulutreview.com – Pelayaran perdana kapal kargo SITC Container Line MV. SITC Batangas Voy.2403 N dari pelabuhan peti kemas Bitung siap membuka akses pintu gerbang ekspor Sulut ke pasar Asia.
Langkah tersebut merupakan perwujudan dari mimpi Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) untuk menjadikan Bitung sebagai hub port.
Sulut telah membuka jalur Direct Call atau pelayaran langsung ekspor dari pelabuhan Bitung, sebagai salah satu pintu gerbang Indonesia ke berbagai kota pelabuhan di China, Jepang dan Korsel serta Manila dan Davao di Filipina.
Sejumlah komoditas pertanian dan perikanan unggulan Sulawesi Utara (Sulut) yang telah melewati proses karantina siap diekspor ke beberapa negara di Asia Timur seperti Jepang, Korea Selatan dan Tiongkok.
Komoditas pertanian dan perikanan yang diekspor, antara lain 3 kontainer santan beku (78,12 ton), 1 kontainer tepung kelapa (26,26 ton), 2 kontainer ikan asap kering (48 ton), dan 1 kontainer produk perikanan lainnya (25,45 ton).
Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Sulawesi Utara yang diwakili oleh Ketua Tim Karantina Tumbuhan, Dwi Rachmanto dan Ketua Tim Karantina Ikan, Steven Manoppo serta pejabat karantina lainnya menyerahkan sertifikat karantina.
Pihak Karantina memastikan dan penjamin produk tumbuhan dan ikan yang diekspor dalam kondisi sehat serta bebas penyakit sehingga aman untuk berlayar ke negara tujuan.
Kepala Karantina Sulawesi Utara, I Wayan Karta Negara menyatakan, bahwa keberadaan Institusi Karantina saat ini dalam kelembagaan yang baru (Badan Karantina Indonesia) diharapkan dapat menjadi Tools Pergagangan dunia, dengan memastikan keterimaan produk pertanian dan perikanan Indonesia khususnya Sulut, sesuai dengan persyaratan standar yang telah ditetapkan sehingga dapat diterima tanpa adanya hambatan dan penolakan di negara tujuan.
Wayan juga menambahkan peran giat ekspor ini sangat mendukung pendapatan devisa negara dari Provinsi Sulawesi Utara. Selanjutnya pihak karantina menyatakan siap mengawal produk-produk ekspor dapat memenuhi standar yang dipersyaratkan negara tujuan.
“Kita perlu bekerja sama dalam kesuksesan ekspor produk pertanian dan perikanan ini. Karantina akan ambil peran dalam membantu pemenuhan standar persyaratan yang ditetapkan negara tujuan sekaligus mengawal jaminan kelayakan dan keamanan produk bebas penyakit. Selanjutnya para eksportir diharapkan dapat kualitas komoditasnya baik hewan, ikan dan tumbuhan serta produknya untuk kelancaran ekspor dan keberterimaannya oleh negara tujuan,” tambah Wayan.
Wakil Gubernur Sulut, Steven OE Kandouw menyampaikan apresiasinya kepada seluruh instansi terkait sehingga terwujud ekspor komoditas pertanian dan perikanan melalui pelayaran langsung (direct call) ini.
Ia berharap dengan adanya Bitung sebagai gerbang ekspor dunia, ke depannya ekspor produk-produk hewan, ikan dan tumbuhan lainnya semakin menggeliat dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Sulut.
Turut hadir pada acara peresmian tersebut, Duta Besar (Dubes) Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Djauhari Oratmangun, yang juga memberikan dukungan dan harapannya kepada Pemprov.(eda)