Lestarikan Budaya Leluhur, Wagub Kandouw Upacara Adat Tulude di Talaud dan Sitaro

Upacara adat tulude berlangsung khidmat. Foto : ist

Sangihe, Sulutreview.com – Melestarikan budaya leluhur menjadi aset dan kekayaan yang harus terus dipertahankan.

Bukan hanya sekedar mempertahankan seni dan tradisi semata, namun merupakan bagian dari suatu peradapan yang bermakna dalam bagi kelangsungan hidup masyarakat.

Menghormati peradapan tersebut Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Steven OE Kandouw secara khusus menghadiri Upacara Adat Tulude yang dilaksanakan di Kantor Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe, Selasa (31/1/2023). 

Upacara adat tersebut dirangkaikan dengan sukacita warga kepulauan yang bersamaan, merayakan hari ulang tahun Kabupaten Kepulauan Sangihe ke-598.

Kegiatan yang disambut antusias masyarakat, berlangsung meriah dan penuh khidmat.

Pada kesempatan itu, tampil sejumlah pagelaran kebudayaan asli suku Sangihe seperti, tarian adat, kagu-lagu adat dan pemotongan Tamo atau kue adat serta alunan musik bambu. 

Meski diguyur hujan deras, namun antusiasme masyarakat tak terbendung untuk menyaksikan secara langsung acara adat yang hanya bisa disaksikan setahun sekali ini. 

Upacara adat sarat nilai peradapan

Kandouw yang mewakili Gubernur Sulut, Olly Dondokambey, memberikan ucapan selamat kepada Pemkab dan masyarakat Sangihe atas pelaksanaan perayaan acara adat Tulude sekaligus peringatan HUT ini. 

“Atas nama Bapak Gubernur dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, masyarakat Sulawesi Utara, dari Miangas sampai Pinogaluman mengucapkan banyak selamat kepada pemerintah dan masyarakat Kepulauan Sangihe,” ucap wagub. 

Perayaan adat Tulude, ungkap Wagub Kandouw memberikan kesan tersendiri bagi masyarakat yang masih berpegang teguh pada nilai-nilai tradisional yang diwariskan oleh para leluhur. 

“Hari ini kita menyaksikan bagaimana tingginya adat dan peradaban masyarakat Kepulauan Sangihe dengan kita sama-sama melaksanakan acara Tulude ini. Suatu acara yang sudah dilaksanakan secara turun-temurun selama ratusan tahun, yang sifatnya yang mengandung makna, yang sangat menginspirasi kita semua,” kata wagub. 

Permohonan doa memasuki tahun yang baru

Ia juga menjelaskan perihal intisari perayaan adat Tulude untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat. 

“Substansi dari acara Tulude ini adalah kontemplasi, introspeksi, evaluasi terhadap apa yang kita lakukan selama tahun 2022 lalu, dan bagaimana kita akan menjalani tahun 2023 ini agar mendapat pijakan-pijakan yang betul dan stample yang mantap dalam menatap ke depan,” tukasnya.

Upacara Tulude, sambungnya, merupakan sarana untuk mengucap syukur kepada Tuhan.

“Sungguh Tulude ini merupakan suatu contoh untuk kita selalu bersyukur sembari memohon ampun kepada Tuhan dan selalu meminta petunjuk kepada Tuhan,” jelasnya.

Menghadapi tahun 2023 ini, menurutnya, bukan hal mudah. Karena ada berbagai tantangan yang harus dihadapi.

“Namun sesuai dengan semboyan masyarakat Sangihe “Somahe Kai Kehage” yang menggambarkan bahwa masyarakat Sangihe memiliki etos kerja tinggi dan tak mudah menyerah, optimis menghadapi tantangan dan hambatan,” tandasnya.

Kandouw kemudian mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk bahu-membahu menjaga persatuan demi kemajuan daerah Sulut. 

“Mari kita mantapkan persaudaraan kita, gotong-royong kita, kebersamaan kita, tekad bulat kita semua dari pemerintah provinsi, kabupaten hingga di tingkat opo lao. Tentu juga secara horizontal, tendensi-tendensi ke masyarakat kita supaya kita terus jalan, kita jaga kebersamaan, persatuan dan kesatuan,” ajak wagub. 

Wagub Kandouw menari masamper

Ia pun mengimbau untuk menyingkirkan sejumlah perbedaan baik latar belakang dan warna afiliasi politik. Kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sangatlah penting. 

“Bapak ibu yang saya hormati, 598 tahun adalah waktu yang lama, tapi kita harus bermimpi, bertekad, bahwa Sangihe harus ada kalau perlu 2000 tahun lagi. Untuk itu mari kita ciptakan dasar-dasar yang kuat terutama pada sumber daya manusia kita, putra putri kita yang ada di Sangihe. Mari kita ciptakan satu lingkungan yang baik untuk anak-anak dan cucu-cucu kita,” imbaunya. 

“Untuk itu mari kita duduk bersama dengan visi yang sama untuk masa depan Kepulauan Sangihe yang kita cintai ini,” sambung Wagub menutup sambutan yang diiringi deruh tepuk tangan para tamu undangan. 

Perayaan adat Tulude dan HUT Kabupaten Kepulauan Sangihe ini, turut dihadiri oleh Ketua DPRD Sulut Fransiskus Silangen, Penjabat Bupati Sangihe dr Riny Tamuntuan, sejumlah kepala daerah, jajaran Pemprov Sulut dan Sangihe serta masyarakat.

Tulude di Kepulauan Sitaro

Wagub Kandouw, kembali menghadiri pesta adat Tulude di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro).

Ia menyampaikan pesan agar masyarakat menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan yang damai.

“Ini menjadi harapan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, agar kita tetap menjaga kedamaian, kondusifitas dan kerja sama yang seirama dengan pemerintah, TNI, Polri.
Agar masyarakat Karangetang Mandolokang Kolo-Kolo betul-betul mampu, bahkan cepat lepas landas meraih Indonesia yang makmur dan sejahtera menuju Indonesia emas di tahun 2045 nanti,” sebut Kandouw.

Upacara adat Tulude di Sitaro

“Menyongsong Indonesia emas tahun 2045 nanti, ungkap Kandouw, berharap semuanya dalam keadaan wehat-sehat dan kuat-kuat,” ujarnya sembari memberi ucapan selamat atas seluruh agenda kegiatan yang berlangsung baik.

“Banyak selamat atas berlangsungnya pesta adat Tulude tahun 2023 di Bumi Mandolokang Kolo-Kolo. Semoga yang terlaksana hari ini, dapat memberi pesan dan kesan untuk kita semua. Bahkan memberi arti, tidak hanya untuk saya saja, tidak hanya untuk Ibu Bupati dan wakil bupati maupun ketua DPRD, tetapi untuk semua, untuk saling menghargai satu sama lain dan berupaya lebih baik di tahun 2023. Semoga Tuhan menolong kita semua,” tandasnya.

Pesta adat digelar di Lapangan Akesimbeka, Kecamatan Siau Timur (Sitim) yang dimulai pukul 18:00 WITA.

Suasana upacara adat Tulude

Pada momentum istimewa itu, Ia juga berharap dapat semakin mempererat persatuan di semua elemen masyarakat di Sitaro dalam menjunjung tinggi nilai-nilai adat daerah.

“Kita telah menyaksikan betapa tingginya adat budaya di Sitaro, dengan pelaksanaan Tulude. Ini merupakan pesta adat yang luar biasa,” ungkapnya.

Ia menjelaskan substansi dari adat Tulude sebagai introspeksi dan evaluasi tentang keberadaan semua pihak. Baik sebagai pemerintah, masyarakat, dan tokoh agama.

Wagub menikmati hidangan penuh kekeluargaan

“Kiprah kita sepanjang 2022 yang lalu, dan tentu saja kita jadikan evaluasi tahun kemarin untuk kita menapaki 2023 ini,” bebernya.

Menurutnya, tidak semua suku bangsa di Indonesia dan di dunia memiliki kultur budaya seperti ini. Dimana telah mampu menciptakan satu pranata kehidupan yang masih relevan sampai sekarang walaupun sudah beratus tahun dirayakan.

Untuk itu, atas nama Gubernur, Pemerintah Provinsi Sulut, dan masyarakat Sulut, Kandouw mengucapkan selamat merayakan Tulude tahun 2023.(Advertorial Diskominfo Sulut)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.