Manado, Sulutreview.com – Bencana banjir kembali menerjang sejumlah daerah di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut ), Jumat (27/01/2022).
Data yang ada menyebutkan bahwa Kota Manado mengalami kondisi terparah dilanda bencana alam ini.
Akan bencana tersebut, banyak pendapat yang mengatakan bahwa keberadaan bendungan Kuwil Kawangkoan yang ada di Minahasa Utara (Minut), tidak efektif.
Sejatinya, keberadaan Bendungan Kuwil Kawangkoan di Minut yang baru diresmikan Presiden RI Joko Widodo, memiliki fungsi yang mampu mengendalikan bencana banjir hingga tak semakin parah.
Hal ini terungkap dari penjelasan Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi 1 I Komang Sudana.
Menurut Sudana di Kota Manado terdapat 8 Daerah Aliran Sungai (DAS), dengan 5 di antaranya adalah sungai besar.
Diketahui, ke-8 DAS yakni DAS Kima, DAS Bailang, DAS Maasing, DAS Tondano, DAS Tikala, DAS Sario, DAS Malalayang, dan DAS Kolongan.
Sementara keberadaan Bendungan Kuwil Kawangkoan untuk pengendalian banjir di DAS Tondano saja.
Sungai lain di Manado karena intensitas curah hujan yang tinggi sehingga meluap, sayangnya, sungai meluap tersebut bukan wilayah pengendalian dari Bendungan Kuwil Kawangkoan.
Meski demikian pantauan di lapangan di DAS Tondano juga ikut meluap dan menggenangi pemukiman di sekitarnya.
Kabalai Sudana pun menyampaikan, hal itu akibat hujan ekstrem yang terjadi di Kota Manado.
“Sebagaimana informasi BMKG juga, pantau pos hujan di Sungai Tondano, Mahawu, Sario, Tikala berkisar kurang lebih 160 sampai dengan 300 mm, termasuk intensitas ekstrem,” katanya.
Akibatnya beberapa sungai meluap, air dari drainase permukiman pun tersumbat menyebabkan banjir.
Dengan adanya hujan lebat di Kota Manado, sebutnya, pola operasi bendungan ditutup, tetapi harus dipantau terus.
“Apabila terjadi bahaya untuk keamanan bendungan harus dibuka pelan-pelan,” katanya.
Ia menekankan, Bendungan Kuwil-Kawangkoan tidak menghilangkan banjir, namun hanya mereduksi banjir 25 persen di Sungai Tondano hilirnya.
“Dengan ditutupnya bendungan pantauan tinggi muka air di bendungan pada elevasi 98 dengan besar tampungan 22 juta meter kubik,” ujarnya.
Ia menyampaikan, bisa dibayangkan kalau tidak ditahan air sebesar itu, mungkin akan lebih luas banjirnya.
“Pada saat banjir tadi kita turunkan Satgas banjir untuk mengidentifikasi/mendata dan membantu dengan menurunkan perahu karet di sungai mahawu,” tukasnya.
Pantauan yang ada, banjir yang cukup tinggi di sungai Mahawu dan Bailang. Saat ini pun di Bendungan Kuwil-Kawangkoan disiagakan petugas untuk mengatur pola operasi bendungan.
Wakil Gubernur Sulut, Steven Kandouw turut merespon isu ini. Ia memantau beberapa pengguna media sosial telah menyebarkan hoaks yang kepentingannya untuk menurunkan citra pemerintah.
“Kita juga melawan hoax, sekarang ini ada orang-orang yang publish secara naluri, memanfaatkan situasi, pertama untuk mendiskreditkan pemerintah tentang situasi pemerintahan terhadap masyarakat supaya membenci pemerintah,” ungkap Kandouw di Lobi Kantor Gubernur di sela memantau penyaluran bantuan untuk korban banjir Manado, Jumat (27/1/2023).
Hal itu kata Steven Kandouw memang biasa terjadi, ada orang-orang yang tabiatnya seperti itu.
“Bukan karena ikut membantu justru mensyukuri melihat adanya bencana. Inikan perlu kita sesali,” katanya.
Ia menyampaikan, belum apa-apa ada yang bilang percuma membangun Bendungan Kuwil-Kawangkoan, percuma membangun drainase dan lain-lain.
Bukan hal yang percuma langkah diambil pemerintah, karena penanganan banjir masih berproses. “Berarti belum tuntas, masih perlu ada pembenahan-pembenahan lebih lanjut, dan inikan kita diberi hikmah, hanya orang bodoh yang tidak mengambil pelajaran dari kejadian-kejadian yang ada,” katanya kembali.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di daerah bantaran sungai untuk tetap waspada dan sigap.
“Curah hujan yang semakin tinggi terutama masyarakat Kota Manado yang tinggal di cekungan-cekungan, di pinggiran sungai, di pinggir tebing-tebing harus waspada, termasuk kita semua pasti,” ujarnya.
Sesuai instruksi Gubernur Olly Dondokambey instansi Badan bencana, Tagana, Perkejaan Umum, instansi-instansi vertikal dan horizontal pemerintahan harus siaga.
“Itu tandanya pemerintah hadir di tengah-tengah masyarakat,” kata Mantan Ketua DPRD Sulut ini.
Ia menambahkan responsif pemerintah provinsi Sulut perihal kebutuhan masyarakat paling utama, dan itu adalah tanggungjawab penuh.
“Puji Tuhan, Alhamdulillah semua boleh berjalan lancar, mudah-mudahan dapat diminimalisir sedikit mungkin. Sesuai perintah Pak Gubernur kita akan bantu secara maksimal masyarakat Kota Manado yang terdampak bencana banjir kali ini,” pungkasnya.(srv)