Pameran Historika, Trik Disbud Sulut Ajak Masyarakat Kunjungi Museum

Sekdaprov Sulut Steve Kepel saat membuka pameran historika dengan memainkan kolintang didampingi Kadishud Jani Lukas. Foto : ist

Manado, Sulutreview.com – Pameran historika dan alat tradisional menjadi trik atau terobosan UPTD Taman Budaya dan Museum Dinas Kebudayaan Daerah (Disbud) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), untuk mengunjungi museum.

Mencintai budaya dan kearifan lokal, khususnya pengetahuan sejarah daerah perlu terus ditumbuhkan, agar masyarakat tidak tergilas arus modernisasi.

Sekdaprov Sulut Steve Kepel memberikan apresiasi atas event pameran historika yang digagas Disbud Sulut sebagai cara terbaik bagi untuk mengenalkan daya tarik apa saja yang ada di museum.

“Apa saja yang ditunjukkan dan dipamerkan di museum perlu diketahui seluruh lapisan masyarakat. Bukan cuma anak sekolah saja. Manfaatkan berbagai strategi agar masyarakat mau datang berkunjung ke Sulut,” ungkap Kepel saat membuka kegiatan pameran historika dan alat musik yang dipusatkan di museum Provinsi Sulut, Selasa (06/12/2022).

Kepel juga membagikan saran dan kiat khusus kepada Disbud Sulut sebagai pengelola museum untuk memanfaatkan media sosial. Baik Instagram, Facebook maupun youtube.

“Selain pasang baliho, manfaatkan juga media sosial yang efektif menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” tandasnya.

Pameran historika yang dilaksanakan di museum, sejatinya, kata Kepel adalah untuk memperagakan segala sesuatu tentang budaya asli Sulut.

Pelajaran SMP dan SMA ikut hadir di pameran

“Cara seperti ini juga dilakukan di berbagai negara. Mereka memerkan lengkap dengan narasi maupun keterangan atau eksposisi yang jelas yang dapat menambah wawasan masyarakat yang datang ke museum,” tandasnya, sembari mencontohkan seperti alat musik kolintang perlu diberikan narasi.

“Apa sejarahnya perlu dideskripsikan narasinya dengan menarik. Karena setiap alat musik memiliki sejarah,” ujarnya.

“Contohnya biola sebagai alat musik terkenal, yang pernah diciptakan. Ada sejarahnya, dan narasinya ditulis sedemikian detail sehingga kita dapat mengetahuinya di sepanjang sejarah,” ungkap Kepel.

Museum, sebutnya, adalah sebagai tempat untuk memanfaatkan dan melindungi berbagai peninggalan lokal yang sarat sejarah yang berangkat dari kearifan lokal.

“Museum adalah heritage-nya Sulut. Perlu dibuat menjadi sesuatu yang bernilai. Benda-benda yang dipamerkan narasikan sesuai dengan heritage kita,” pungkasnya.

Kepala Dinas Kebudayaan Sulut, Jani Lukas pada kesempatan itu, mengatakan pameran historika dan alat musik tradisional akan dilaksanakan hingga 10 Desember 2022.

“Dasar pelaksanaan pameran historika dan alat musik tradisional sesuai dengan Undang-undang tentang pemajuan kebudayaan. Tujuan kegiatan ini adalah peningkatan dan pemahaman serta apresiasi tentang histori. Khususnya kegiatan pameran pendidikan,” katanya.

Benda-benda yang dipamerkan, ungkap Lukas merupakan bagian dari koleksi museum.

“Maksud dan tujuan pameran adalah meningkatkan pelayanan serta akses masyarakat. Juga meningkatkan minat masyarakat untuk berkunjung ke museum. Sekaligus juga untuk mengembangkan pemajuan kebudayaan,” imbuhnya.

Pembukaan pameran historika dihadiri, sejumlah kepala sekolah, seniman dan budayawan lokal serta pelajar SMP dan SMA.(srv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.