KPU Dorong Pers Redam Potensi Konflik di Masyarakat

Pimpinan KPU Sulut bersama pers. Foto : ist

Manado, Sulutreview.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Utara (Sulut) menggelar Sosialisasi Tahapan Pemilu 2024 kepada Media/Pers Sulut, di hotel Mercure, Sabtu (8/10/2022).

Pelaksana tugas (Plt) Ketua KPU Sulut, Meidy Tinangon memberikan apresiasi kepada semua media/pers yang ada di Sulut karena telah mendukung KPU dalam memberitakan setiap tahapan yang diselenggarakan oleh KPU Sulut.

“Saya memberikan apresiasi untuk teman-teman pers yang selama ini selalu membantu KPU dalam bentuk pemberitaan di setiap tahapan,” kata Tinangon.

Lanjut ia mengatakan tahapan pemilu secara nasional sudah dimulai semenjak tanggal 14 Juni lalu, namun baru saat ini menggelar kegiatan bersama media, ke depannya kita akan bertemu kembali di kegiatan-kegiatan KPU selanjutnya.

“Pers adalah pilar demokrasi, kehadiran pers dalam Pilkada sangat berperan penting pada tingkat pemilih, sangat berperan dalam mendorong partisipasi pemilih,” ungkapnya.

Selanjutnya Tinangon berharap agar jurnalisme mengarah kepada jurnalisme kedamaian karena tidak menutup kemungkinan akan adanya konflik politik dalam Pilkada.

“Saya berharap jurnalisme ini mengarah kepada jurnalisme kedamaian yang mampu meredam setiap potensi konflik yang kemungkinan terjadi di masyarakat,” katanya

Selanjutnya, Komisioner KPU Sulut bidang Partisipasi Masyarakat (Parmas), Salman Saelangi mengucapkan terima kasih kepada pers yang telah hadir dalam kegiatan dan telah membantu dalam pelaksanaan pemilu. Terbukti dengan suksesnya pemilu waktu lalu, Sulut berada di peringkat tiga nasional atau berada di level 82%.

“Partisipasi media dalam setiap tahapan Pilkada di Sulut luar biasa, ini dibuktikan dengan suksesnya pemilu lalu, dibuktikan Sulut berada di peringkat 3 nasional atau berada di 82%, peran media ini membuat Sulut berada di atas target nasional,” ungkap Salman.

Salman menambahkan bahwa dalam Pilkada sering diwarnai terjadinya politik uang, politik identitas yang berpeluang terjadinya konflik.

“Dalam pemilu sering diwarnai dengan politik uang, politik identitas. Di sinilah peran media untuk mampu meredam situasi politik yang dapat menyebabkan konflik. Jangan sampai ada terjadi konflik, media ikut memanas-manasi keadaan nanti bisa keos,” tutup Salman.(lina)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.