Inflasi Sulut Terjaga, Deputi Gubernur BI Apresiasi Kinerja Olly

Gubernur Sulut Olly Dondokambey bersama Deputi BI Aida S Budiman. Foto : Hilda

Manado, Sulutreview.com – Indikator pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sektor keuangan serta ekonomi inklusif di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) masih terjaga di bawah 4% yang diwakili Kota Manado tercatat sebesar 3,85% (yoy), dan Kotamobagu sebesar 3,82% (yoy).

Capaian tersebut menempatkan Sulut berada dalam rentang sasaran inflasi nasional yang sebesar 3±1% (yoy).

“Untuk itu, kami berikan apresiasi kepada Pak Gubernur Olly Dondokambey atas capaian inflasi tersebut, dan berharap ke depan inflasi Sulut masih terjaga,” ungkap Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Aida S Budiman pada launching Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) se wilayah Sulawesi Maluku Papua (Sulampua) di hotel Peninsula Manado, Senin (03/09/2022).

Secara nasional, BI masih memperkirakan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) 2022 masih berada pada kisaran 4.5-5.3%. Namun, di Sulut pertumbuhan ekonomi kwartal dua (Q2) lebih tinggi dibandingkan nasional (5.44%,yoy).

Yang menjadi perhatian adalah transmisi
dari kenaikan harga komoditas dan energi mulai terjadi di dalam negeri. Di mana inflasi Agustus 2022 tercatat sebesar 4,69% (yoy), di atas batas atas target inflasi 4%.

“Tingginya inflasi tersebut didorong oleh kelompok pangan bergejolak (volatile foods) yang tercatat tinggi mencapai 8,93% (yoy), dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan global dan terganggunya pasokan,” tukasnya.

Dia juga menambahkan, inflasi kelompok harga diatur Pemerintah (administered prices) juga meningkat menjadi 6,84% (yoy) sejalan dengan kenaikan tarif listrik, harga BBM nonsubsidi, dan bahan bakar rumah tangga. Iflasi inti sedikit meningkat menjadi 3,04% (yoy). Di Sulampua, perkembangan Inflasi di atas laju inflasi nasional (5,20%).

Terkait kenaikan BBM, Aida menyebut strategi dengan melakukan Operasi Pasar, Kerja Sama Antar Daerah, Peningkatan Produksi Pangan, melalui Urban Farming dan berbagai penguatan Alsintan, termasuk digitalisasi, pembiayaan dan optimalisasi APBN dan APBD.

Diketahui, GNPIP telah dilakukan secara masif di 32 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri (KPwDN) dari 46 KpwDN tetapi akan terus berlangsung dan masih jadi perhatian di 2023.

“Produk pangan yang dilakukan penguatan bisnis model dan produksinya adalah hortikultura, khususnya cabai merah tetapi tetap memperhatikan kearifan lokal seperti bawang merah, bawang putih, cabai rawit. Juga memastikan gerakan ketahanan pangan ini dilakukan secara end-to-end dari hulu ke hilir,” jelas Aida.

Dia juga menyatakan rasa bangga atas pahlawan kebanggaan Sulut, Dr Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi (Sam Ratulangi).

Launching GNPIP. Foto : Hilda

“Gambar beliau digunakan dalam Uang Kertas RI Pecahan Rp20.000. Pada 17 Agustus Bank Indonesia dan Kemenkeu meluncurkan Uang Kertas Tahun Edar 2022 dengan tagline INTAN (Lebih Indah, Aman, dan Tahan Lama), dengan tetap mempertahankan seluruh gambar pahlawan yang sama. Bapak Sam Ratulangi mempunyai pencapaian yang luar biasa, beliau adalah Doktor untuk ilmu pasti pertama Indonesia dari Zurich, berjasa turut mengantarkan iurannya untuk mendukung pengendalian inflasi pangan,” tukasnya.

Untuk realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR), Aida merinci sejumlah program yang digulirkan untuk mendorong Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Selain Bakobong, Bohusami juga diberikan pada UMKM sektor pertanian, peternakan (Baternak), perikanan (Basoma), perdagangan (Batibo), pariwisata (Bapasiar), dan perempuan (Perempuan Hebat).

Gubernur Sulut, Olly Dondokambey yang melakukan launching GNPIP menyampaikan, inflasi Sulut yang terjaga tak lepas dari peran semua pihak yang bersama-sama ikut bergotong royong, terutama di masa pandemi Covid-19.

“Mencernati risiko inflasi yang terjadi di semua daerah, namun di Sulut masih di bawah 4 % tidak lepas kerja bersama antara provinsi dan kabupaten/kota yang bergotong royong dan mapalus. Juga dari aparat Polri yang menjaga keamanan sehingga berjalan dengan baik,” ungkap Olly.

Gubernur Olly Dondokambey saat menyampaikan inflasi. Foto : Hilda

Berbagai bantuan program inflasi yang dikucurkan ke pesantren dan gereja, kata Olly turut mendorong terjaganya inflasi.

“Semua kegiatan di provinsi dan kabupaten/kota, semua berjalan baik. Ini juga tak lepas dari peran perbankan, khususnya BSG yang telah mensupport kegiatan ekonomi dan menjaga inflasi di Sulut,” sebut Olly.

Selain itu, Olly juga menjelaskan tentang laju pertumbuhan ekonomi Sulut, yang mencatatkan capaiab baik.

“Pertumbuhan ekonomi kita baik walau secara global ekonomi lemah. Saya yakin, Sulut akan mencapai 6 %. Atau di akhir tahun sebesat 5,9%,” tukasnya.

Agar bisa tumbuh 6 persen sesuai yang diharapkan dan dapat dirasakan oleh masyarakat. Ada banyak hal yang dapat dilakukan bersama.

“Dengan budaya mapalus, sebagaimana yang digaungkan oleh Sam Ratulangi melalui prinsip Sitou Timou Tumou Tou yang artinya manusia hidup untuk memanusiakan manusia lain, akan sangat membantu pertumbuhan ekonomi Sulut,” tandanya.

Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo yang meminta sinergi dan komitmen bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), maka pertumbuhan ekonomi dan inflasi menunjukkan progres baik.

Diketahui, Sulut mencatat pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2022 tumbuh sebesar 5,93% secara year on year (yoy) atau di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 5,44%.

Agenda GNPIP dirangkaikan dengan pembagian bibit, penyaluran bantuan dan launching pasar Bersehati digital.

Asisten Gubernur BI, Filianingsih dan Kepala Kantor Perwakilan BI Sulut, Arbonas Hutabarat, pimpinan OJK dan Perbankan Wilayah Sulampua maupun kepala daerah dari kabupaten/kota.(srv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.