Olly Apresiasi Jokowi, AA Maramis Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

Gubernur Olly Dondokambey saat memperingati Hari Pahlawan di TMP Kairagi

Manado, SULUTREVIEW

Kebijakan pemerintah pusat, dalam hal ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyematkan gelar pahlawan nasional kepada putra terbaik Sulawesi Utara, Alexander Andries Maramis (AA Maramis), disambut ungkapan syukur Gubernur Olly Dondokambey.

Sebab usulan pahlawan nasional ini merupakan harapan seluruh warga Sulut, yang diteruskan kepada Gubernur Olly.

Orang nomor satu di Sulut ini, memberikan apresiasi dan terima kasih setinggi-tingginya atas gelar pahlawan nasional kepada AA Maramis, yang merupakan anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

“Kita tentu bersyukur karena putra Sulut banyak yang menjadi pahlawan dan kita juga bersyukur, karena pada Jumat (8/11/2019) lalu, AA Maramis mendapatkan gelar pahlawan nasional. Dan tentunya ini akan membangkitkan semangat bagi generasi muda kita ke depan. Mari sama-sama kita bangun Indonesia lewat Sulawesi Utara,” kata Olly di sela peringatan Hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kairagi Minggu (10/11/2019).

Diketahui, AA Maramis merupakan figur yang fenomenal. Terutama kegigihannya untuk memperjuangkan kemerdekaan dan kedaulatan negeri ini, dari tangan penjajah.

AA Maramis.

AA Maramis masuk dalam panitia 9 BPUPKI, di mana dia merupakan non Muslim yang berjasa melahirkan Piagam Jakarta.

Selaniutnya, dia juga merupakan Menteri Keuangan RI yang pertama yang turut menandatangani Oeang Repoeblik Indonesia (ORI).

Itulah sebabnya nama AA Maramis masuk dalam MURI, karena sebagai Menteri Keuangan telah membubuhkan tanda tangannya di atas 15 mata uang. Tak heran jika kemudian terdapat ruangan di gedung Kemenkeu yang dinamai AA Maramis, dan saat ini dijadikan sebagai heritage bangsa ini.

Selai itu, AA Maramis juga menjabat dua menteri, Menkeu merangkap Menteri Luar Negeri. Bahkan dalam kiprahnya sebagai konsul luar negeri Indonesia, AA Maramis kembali mengukir rekor sebagai duta besar dengan negara terbanyak, yakni Filipina, Jerman, Uni Soviet dan Finlandia.(srv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *