MANADO, SULUTREVIEW
Geliat pariwisata menjadi lokomotif dan prime over pembangunan di Sulawesi Utara (Sulut), bahkan kini mendapat perhatian istimewa dari pemerintah pusat dengan alokasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur.
Namun di tengah potensi pembangunan fisik ini, ada begitu banyak problematik yang dihadapi pelaku wisata. Sehingga penting dibahas oleh semua pihak.
Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies ( ASITA) Sulut Merry Karouwan, mengungkapkan agar aturan main pariwisata diperhatikan antara lain adanya guide ilegal yang merambah travel agent. “Hotel tidak bisa mengambil alih bagian apa yang dilakukan travel agent, demikian juga dengan pihak hotel,” ujarnya dalam agenda Forum Koordinasi Lintas Sektor Pariwisata yang digagas Dinas Pariwisata Daerah, di Lagoon hotel, Selasa (13/8/2019).
Karouwan juga mengingatkan agar pelaksanaan iven-iven besar seperti TIFF maupun Manado Fiesta hanya menjadi seremoni tontonan bagi pejabat. Pasalnya pada gelaran iven jajaran pejabat mendapat perlakuan istimewa sementara masyarakat dan turis yang ada justru berpanas-panasan tanpa ada perhatian.
Menariknya, disampaikan pelaku pariwisata Safari Tours &Travel Jeremy H Barnes, yang menyebutkan bahwa kondisi Bukit Kasih Kanonang sudah sangat memprihatinkan. Padahal ini menjadi aset yang dijual kepada wisatawan.
“Hampir semua fasilitas dan bangunan mengalami kerusakan. Ini sangat memprihatinkan dan perlu disikapi secara serius,” ujarnya sambil menunjukkan foto-foto kondisi akhir Bukit Kasih Kanonang.
Kepala Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Sulut, Daniel A Mewengkang mengatakan bahwa setiap problematik yang dibahas melalui kritikan diharapkan menjadi jembatan untuk memperbaiki dan meningkatkan pariwisata.
“Berbagai permasalahan yang ada akan menjadi perhatian untuk dicarikan solusinya,” ujarnya.
Kabid Pengembangan Kelembagaan Pariwisata Disparda Sulut, Dra Ivonne RJ Kawatu menambahkan melalui pertemuan pelaku pariwisata diharapkan dapat menjawab permasalahan.
“Kita koordinasikan bersama apa yang menjadi permasalahan pariwisata. Kemudian didiskusikan dan menjadikan solusi yang tepat,” ujarnya.
Sebelumnya, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdaprov Sulut, M Rudy Mokoginta SE MTp mengatakan pariwisata menjadi sektor yang menjanjikan. Namun pada Juni 2019, jumlah wisman sempat turun.
Mokoginta merinci, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Sulut melalui pintu masuk bandara Sam Ratulangi bulan Juni 2019 sebanyak 8.342 orang. Dibanding bulan Mei 2019 menurun sebesar 14,48 persen. Tetapi jika dibandingkan dengan kunjungan wisman bulan yang sama tahun sebelumnya Juni 2018 menurun sebesar 17,46 persen.
Wisatawan Mancanegara didominasi oleh warga Tiongkok sebanyak 7.128 orang (85,45 persen), diikuti oleh Amerika 242 orang (2,90 persen), Jerman 162 orang (1,94 persen).
“Berbagai permasalahan ini, kiranya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja dan mempercepat pembangunan pariwisata di Sulut,” jelasnya.
“Kondisi ini harus jadi perhatian agar terus melakukan inovasi, apalagi daerah kita sudah masuk super prioritas. Mari tingkatkan citra pariwisata Sulut, mari kita optimalkan lintas sektor ini supaya dapat memberikan output yang optimal,” tandasnya.
Kegiatan ini turut dihadiri staf khusus Gubernur Sulut, Dino Gobel yang tampil sebagai moderator.(eda)