Manado, SULUTREVIEW
Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) merupakan daerah yang istimewa bagi Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) yang tiba di Bumi Nyiur Melambai pada Kamis (4/7/2019).
Terbukti, pada kunjungan kerja yang ke-6 kali ini, Jokowi menunjukkan totalitas perhatian yang demikian besar untuk Sulut, salah satunya adalah existing atau perluasan fisik bandara Sam Ratulangi Manado.
Menurut orang nomor satu di Indonesia ini, infrastruktur bandara Sam Ratulangi terbilang minim dan sudah tidak mencukupi untuk menampung banjirnya wisatawan, sehingga butuh sentuhan pembangunan.
“Saya perintahkan agar pembangunan terminal bandara ini segera dimulai pada bulan September 2019, dan akan rampung pada Agustus 2020 mendatang,” kata Jokowi saat melakukan peninjauan di bandara Sam Ratulangi, Kamis (5/7/2019).
Presiden Jokowi yang didampingi Ibu Negara lriana Joko Widodo langsung meninjau lokasi perluasan bandara. Di lokasi itu, Presiden Jokowi mendapatkan penjelasan dan pemaparan data mengenai proyek perluasan bandara oleh Direktur Operasi Angkasa Pura I, Wendo Asrul Rose.
“Terminal kalai kita Iihat memang sudah tidak mencukupi Iagi menampung turis yang datang. Selanjutnya adalah runway-nya yang masih kurang panjang. Untuk itu akan ditambah sehingga pesawat berbadan lebar dapat turun di bandara ini,” ungkap Jokowi.
Kunjungan wisatawan asing ke Sulut, selang beberapa tahun belakangan ini, mengalami peningkatan signifikan. Secara langsung kondisi ini ikut mendongkrak tingkat penerbangan internasional. Makanya, tidak sedikit permintaan akan perluasan bandara oleh para agen perjalanan wisata dan konsumen yang sering terdengar.
“Oleh sebab itu sudah kita perintahkan agar segera dibangun terminal yang baru,” tandasnya sembari menambahkan program perluasan Bandara Sam Ratulangi merupakan pendukung industri pariwisata di Sulawesi Utara,” jelasnya.
Nantinya, bandara Sam Ratulangi seperti yang direncanakan akan mampu menampung 6 juta penumpang per tahun dari yang sebelumnya berada pada kisaran 2,5 juta orang per tahun. “Terminal bandara yang semula luasnya 26 ribu meter persegi akan menjadi 56 ribu meter persegi. Dengan begitu maskapai penerbanhan nasional maupun internasional dapat terlayani,” sebut Jokowi.
Menariknya bersamaan dengan perluasan bandara tersebut, pemerintah juga akan membangun sekaligus membenahi kawasan-kawasan wisata yang ada di sekitarnya. “Kita juga akan masuk ke produknya, yakni pembangunan yang berada pada kawasan-kawasan wisata yang ada di sini, karena harus paralel. Oleh sebab itu saya ke sini untuk mengecek satu-satu biar terintegrasi,” ujar Presiden Jokowi.
Sejumlah jajaran Menteri Kabinet turut mendampingi Jokowi, agar dapat melihat langsung apa yang menjadi kebutuhan infrastruktut di Sulut. Sekaligus untuk membahas tuntas pengembangan pariwisata di provinsi yang telah dinobatkan sebagai The Rising Star dalam sektor pariwisata Indonesia.
“Apabila terlaksana, saya berharap agar perluasan Bandara Sam Ratulangi dapat semakin meningkatkan industri pariwisata Sulawesi Utara dan memberikan kemudahan bagi masyarakat setempat untuk mendapatkan layanan transportasi udara yang lebih baik,” tandasnya.
Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 6,75% salah satunya didongkrak oleh pariwisata yang dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan signifikan.
Hal itulah yang membuat Presiden Jokowi bersemangat untuk memajukan sektor yang potensial mendulang devisa bagi negara.
“Kita ingin mengembangkan pariwisata di Sulut, ekonomi di sini ini tumbuh karena pariwisata. Dan akan tumbuh lebih baik lagi karena pariwisata terus berkembang,” ungkap Jokowi.
Kemajuan dan pengembangan pariwisata di Sulut, jelas Jokowi tak lepas dari feeling-nya Gubernur Sulut, Olly Dondokambey.
“Feeling-nya Pak Gubernur Olly itu bagus sekali, untuk memajukan pariwisata,” tukasnya.
Jokowi juga menyebutkan nantinya, ketika berbagai fasilitas dan infrastruktur pariwisata di Sulut telah disiapkan akan memberikan keuntungan secara ekonomi.
“Ada devisa yang masuk dari wisatawan ada dollar yang masuk dari wisatawan. Kita juga punya hitung-hitungan untuk mengeluarkan dana,” tukasnya.
Menariknya, pengembangan pariwisata Sulut diharapkan akan mampu bersaing dengan Pulau Bali.
Bukan itu saja, untuk melihat apa yang menjadi kebutuhan utama di Sulut, Jokowi yang didampingi Gubernur Olly Dondokambey melakukan pantauan lapangan secara marathon.
Berikut seluruh aktivitas Jokowi saat berada di Manado, Likupang dan Bitung :
Presiden Jokowi Takjub Eksotisme Bunaken
Keindahan alam bawah laut Taman Nasional Bunaken yang eksotis, ternyata membuat takjub Presiden Jokowi.
Makanya tak heran jika dalam kunjungannya ke Manado, Presiden Jokowi yang didampingi Ibu Negara Iriana, memilih untuk mengunjungi tempat tersebut.
Baik Jokowi dan Iriana, keduanya terlihat sangat menikmati area kawasan kaya akan keanekaragaman hayati. “Kita ingin melihat potensi-potensi yang bagus, yang dimanfaatkan sebagai destinasi pariwisata. Tapi memang ini adalah area konservasi yang juga harus hati-hati,” ujar Presiden di Dermaga Bunaken, Jumat, 5 Juli 2019.
Presiden dan rombongan bertolak menuju lokasi dari dermaga yang berada di area hotel tempat menginap dengan menaiki kapal Bunaken Crystal 7.
Setelah kurang lebih 45 menit perjalanan, rombongan tiba di Dermaga Bunaken dan berganti kapal khusus yang dilengkapi ruang bawah kapal untuk menuju laut lepas dan menikmati kecantikan ikan-ikan tropis serta terumbu karang yang eksotis di salah satu perairan di tempat dengan biodiversitas tertinggi di dunia.
Takjub dengan keindahan bawah laut Taman Nasional Bunaken, Presiden Joko Widodo berharap potensi pariwisata yang ada di lokasi itu terus dirawat dan dipelihara dengan baik. Menurutnya, lokasi tersebut dapat menjadi salah satu kekuatan pariwisata terbesar di Sulawesi Utara di masa mendatang. “Saya kira ini potensi yang sangat baik, tapi memang harus dirawat dan dijaga jangan sampai sampah plastik masuk ke sini,” tandasnya.
“Dulu memang banyak sampah, tetapi sekarang tadi saya lihat sudah bersih. Ini karena pemerintah daerah selalu membersihkan sampah-sampah lautnya,” ujarnya.
Sadar akan potensi besar tersebut, pemerintah pusat langsung bergerak untuk menjadikan salah satu kawasan wisata tersebut lebih tertata dan terintegrasi.
“Ke depannya, destinasi wisata bawah laut tersebut diperkirakan akan jauh lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan, khususnya wisatawan asing, seiring dengan pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata Sulawesi Utara oleh pemerintah sehingga memerlukan perencanaan yang matang.
“Ini mau dibuat perencanaan dulu untuk membuat klaster-klaster sehingga penduduknya di sebelah mana jelas, tempat wisata di mana jelas, area konservasinya di mana juga jelas,” kata Jokowi.
Kawasan wisata tersebut memang menjadi salah satu magnet pariwisata Provinsi Sulawesi Utara. Setiap tahunnya, pemerintah setempat menggelar Festival Pesona Bunaken yang selalu diminati wisatawan asing. Terkait hal itu, Presiden menegaskan bahwa pihaknya berkejaran dengan waktu dan permintaan yang semakin meningkat dari para wisatawan. Maka itu, pemerintah pusat berkomitmen memberikan dukungan penuh bagi pengembangan pariwisata di Sulawesi Utara.
“Kita ke lapangan ingin mengejar itu. Kalau biasa-biasa saja kita mungkin enggak (upaya), tapi ini ada keadaan luar biasa di mana turis ingin masuk dan kita harus menyiapkan,” tuturnya.
Menurutnya, pembenahan dan pengembangan serupa juga akan dilakukan di destinasi wisata yang ada di provinsi lain yang memiliki potensi untuk dikembangkan lebih jauh. Dalam beberapa waktu mendatang, Presiden berencana untuk mulai turun ke destinasi lain, salah satunya Labuan Bajo yang ada di NTT, untuk turut memberikan dukungan bagi pemerintah setempat dalam mengembangkan potensi pariwisata yang berdampak pada perekonomian daerah. “
Artinya anggaran yang kita gunakan ini harus memberikan dampak pertumbuhan ekonomi kepada masyarakat. Kita mulai ke sana. Jadi infrastruktur itu betul-betul memberikan dampak terhadap investasi dan dampak kepada masyarakat,” imbuhnya.
Jokowi Perintahkan Jasa Marga Kebut Penyelesaian Tol Manado-Bitung
Pekerjaan fisik mega proyek jalan tol Manado-Bitung terus dikebut penyelesaiannya.
Presiden Jokowi memastikan bahwa pembangunan jalan tol yang sempat terkendala karena persoalan pembebasan lahan itu akan segera diselesaikan.
“Jalan tol Manado-Bitung masih kurang 13 kilometer lahan yang belum pembebasan. Tapi prosesnya tetap berjalan,” kata Jokowi saat meninjau perkembangan pembangunan jalan tol Manado-Bitung yang dirangkaikan dengan kunjungan kerjanya ke Provinsi Sulawesi Utara, pada Jumat (5/7/2019).
Menurut Presiden Jokowi bahwa jalan tol tersebut ditargetkan akan selesai pada awal tahun depan. Artinya, tidak terpengaruh dengan kendala yang ada di lapangan, dengan demikian dapat segera teratasi.
“Tadi saya sudah perintah Jasa Marga untuk secepatnya bisa dirampungkan. Mungkin maksimal pada Maret-April. Insyaallah,” ucapnya.
Dijetahui, jalan tol sepanjang 39,9 kilometer tersebut merupakan salah satu proyek strategis nasional.
Proyek yang menghubungkan dua kota terbesar di Sulawesi Utara, yakni Manado dan Bitung, diharapkan mendukung peningkatan mobilitas dari dua kota tersebut, mendukung sektor wisata, serta pertumbuhan ekonomi di kota-kota sekitarnya.
Jalan tol ini juga akan menjadi jalan akses utama ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dan Pulau Lembeh yang sedang dikembangkan untuk menjadi destinasi wisata baru Sulawesi Utara.
“Bisa nanti larinya ke pariwisata, bisa larinya ke industri. Karena nanti di Pulau Lembeh itu menjadi titik pariwisata baru di Bitung meskipun (perlu) dukungan industri terutama perikanan dan KEK yang nanti juga berhubungan dengan pelabuhan,” kata Presiden.
Peninjauan tersebut dilakukan Presiden dan rombongan dalam perjalanannya menuju KEK Bitung. Sebelum meninjau tol itu, Kepala Negara juga sempat meninjau pengembangan pelabuhan Manado yang direncanakan akan dikembangkan di sekitar area tersebut kawasan baru berupa wisata kuliner.
Selain itu, Presiden juga merespons permintaan warga Bunaken tentang permasalahan air bersih. Untuk itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan mengerjakan proyek penyediaan air bersih.
“Tahun ini dimulai yang di Bunaken. Air bersih akan dikerjakan Menteri PU,” ujar Presiden.
Jokowi Restui Rencana Olly Bangun Jembatan Pulau Lembeh
Kerinduan Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Olly Dondokambey yang berencana membangun jembatan yang menghubungkan Kota Bitung dengan Pulau Lembeh bakal segera terwujud.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa pemerintah pusat berjanji akan mendukung penuh pembangunan jembatan Lembeh.
“Tahun depan jembatannya dimulai dari sini ke Lembeh, nanti pariwisatanya hidup, industrinya hidup di kawasan yang berbeda,” ucap Jokowi yang didampingi Gubernur Olly
saat melakukan kunjungan kerja ke Pelabuhan Bitung, Jumat (5/7/2019).
Meski begitu, menurut Presiden industri pelayaran juga tidak serta merta gulung tikar.
“Nanti otomatis kalau turisnya banyak, tidak hanya di sekitar Manado ataupun di Bunaken tapi ini juga salah satu alternatif yang bisa dilihat bagus loh, bawah airnya juga cantik jadi industri ya dialihkan, kan ada yang lain, di sini bukan hanya urusan ke Lembeh saja, ke Ternate, Tobelo,” tutur Presiden.
Disamping itu, Jokowi juga mengungkapkan perbaikan Pelabuhan Bitung untuk mendorong volume ekspor-impor melalui pelabuhan tersebut.
“Banyak yang ingin masuk ke sini, ini ujung yang dekat dengan Filipina, dekat dengan Asia bagian Timur. Ini ada kekuatan yang bisa dipakai di sini, baik untuk mengekspor maupun mengimpor barang-barang tertentu,” kata Presiden Jokowi.
Pelabuhan Bitung sendiri adalah pelabuhan internasional yang ditargetkan dapat mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung yang dinyatakan sebagai salah satu prioritas pembangunan pemerintah.
Di samping itu, keberadaan Pelabuhan Bitung juga akan mendukung kegiatan industri kawasan timur Indonesia meliputi Ambon dan Ternate (pertanian, industri, dan pertambangan) serta Samarinda, Balikpapan, Tarakan, dan Nunukan (batubara, minyak bumi, dan kayu lapis).
“Ini sekali lagi kita tetap melihat fasilitas-fasilitas yang mendukung KEK, begitu fasilitas-fasilitas pendukungnya siap, maka KEK-nya berjalan,” kata Presiden.
Saat ini Pelabuhan Bitung sedang dalam masa perbaikan dan ditargetkan dapat selesai pada Oktober 2019.
“Kami ingin melihat semuanya, misalnya pelabuhan ini akan dimulai perbaikan pada bulan Oktober sehingga bisa untuk pelabuhan rakyat dan pelabuhan yang ada sekarang. Sudah tadi saya sampaikan, Pak Walikota, Pak Gubernur juga, lahan disiapkan dari pemda, kemudian ada yang bangun dari Kementerian Perhubungan. Setahun lah rampung,” kata Jokowi.
Jokowi Tertarik Pusat Oleh-oleh Jendela Indonesia Manado
Presiden Jokowi sangat tertarik dengan kehadiran Jendela Indonesia yang dalam dua tahun terakhir ini menjadi tempat strategis bagi wisatawan untuk membeli oleh-oleh.
Hal itu sejalan dengan derasnya arus kunjungan wisatawan yang berkunjung ke sejumlah destinasi wisata di Provinsi Sulut.
Presiden pun langsung mengunjungi gerai yang menjual produk kuliner lokal. Karena Jokowi juga ingin mengetahui sejumlah fasilitas publik serta bagaimana kesiapan pengelola dan masyarakat dalam hal kenyamanan dan kebersihan area wisata.
“Sekarang kerja enggak bisa makro saja, harus diikuti betul-betul, mana yang harus di- backup oleh pemerintah pusat, mana yang bisa dikerjakan pemerintah provinsi, mana yang swasta,” kata Jokowi Kamis (4/7/2019).
Diketahui, Jendela Indonesia menjadi sebuah pusat aktivitas wisata, yakni Pusat kuliner yang mengedepankan hidangan khas Indonesia. Bahkan berhasil memfasilitasi produk UKM-UKM lokal. Hal ini semakin melengkapi fasilitas objek wisata yang oleh warga setempat disebut Boulevard Manado.
“Di sini menurut saya ada sebuah peluang besar untuk menarik wisatawan, turis, yang itu akan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang baik bagi Provinsi Sulawesi Utara,” ujar Kepala Negara.
Melalui kunjungannya malam ini, Presiden melihat adanya potensi yang sangat besar bagi objek wisata tersebut untuk menarik lebih banyak lagi wisatawan. Pemerintah, bersama dengan pemerintah daerah dan swasta, juga akan memberikan dorongan dan dukungan dalam membenahi atau menyempurnakan fasilitas-fasilitas publik di sekitar kawasan itu.
“Ternyata peminatnya (wisatawan) sangat banyak. Seiring dengan itu, fasilitasnya jangan terlambat diperbaiki,” tuturnya.
Presiden sendiri bersama jajaran terkait rencananya akan membicarakan lebih detail mengenai segala urusan yang berkaitan dengan pariwisata di Sulawesi utara.
“Mungkin besok sebelum terbang ke Jakarta kita mau rapat terbatas untuk urusan tata ruang yang menghambat. Harus diselesaikan,” ucapnya.
“Jangan sampai regulasi-regulasi yang ada itu tidak memberikan kecepatan, tapi malah menghambat keputusan-keputusan lapangan,” Presiden menambahkan.
Jokowi Serahkan 2000 Sertifikat Tanah Gratis untuk Rakyat Sulut
Terobosan dan kebijakan Presiden Jokowi yang pro rakyat tidak pernah habis. Ada saja berbagai upaya yang digulirkan agar kesejahteraan yang sesungguhnya itu dapat menyentuh hingga tataran paling bawah.
Salah satunya adalah pemberian sertifikat tanah gratis untuk rakyat Sulut yang jumlahnya cukup fantastis, yakni 2,000 bidang tanah bersertifikat.
Dalam kunjungan kerja ke Manado, Jokowi secara khusus menyerahkan langsung sertifikat tanah tersebut, tanpa ada pungutan. Sebab, dana sebesar Rp300 ribu per sertifikat sudah ditanggung APBD.
Sebelumnya, untuk mengurus sertifikat merupakan hal yang sangat sulit. Namun sekarang dengan kebijakan baru, rakyat banyak diberikan kemudahan.
Menurut Jokowi, di seluruh Indonesia seharusnya terdapat 126 juta sertifikat yang dibagikan kepada masyarakat untuk 126 bidang tanah.
“Tetapi di tahun 2015 itu, baru 46 juta sertifikat. Jadi masih ada 80 juta bidang tanah yang belum bersertifikat,” tandasnya di Graha Gubernuran Bumi Beringin, Kamis (4/7/2019).
Pada waktu lalu, dalam setahun produksi sertifikat hanya 500 ribu, itu artinya masyarakat harus menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan sertifikat.
“Bapak ibu harus menunggu 160 tahun untuk dapat sertifikat. Karena dari 80 juta per tahun hanya 500 ribu sertifikat. Apa bapak ibu mau menunggu?” kata Jokowi.
“Ini benar benar gak logis, gak bisa hal yang seperti ini diterus-teruskan iyah kan, masa nunggu sertifikat sampai bertahun tahun. Ini adalah hak atas tanah yang kita miliki tanda bukti hak hukum atas tanah yang kita miliki,” sebut Jokowi.
Jokowi pada saat penyerahan sertigikat juga menyampaikan bahwa ketika masyarakat mengantongi sertifikat, maka kalau ada klaim dapat dibuktikan di pengadilan.
“Jika gak ada sertifikat ketika ada orang klaim tanah kita, maka di pengadilan bisa kalah,” ujarnya.
Di sisi lain, Jokowi juga berpesan kepada 2,000 orang penerima sertifikat agar hati-hati dalam menyimpan sertifikat. Apalagi jika memanfaatkannya sebagai agunan pinjaman di bank.
“Hati hati jika melakukan pinjaman. Manfaatkan dengan benar jika akan dijadikan agunan. Jangan sampai uang pokok untuk kenikmatan sesaat. Pakailah semuanya untuk modal investasi, modal usaha dan modl kerja. Jangan ke mana-mana dulu, lupakan untuk dipakai beli motor atau mobil,” katanya.
Kika usaha yang dilakukan kemudian berhasil dan ada untungnya, maka dana tersebut bisa ditabung.
“Kalau sudah untung silahkan beli motor atau mobil. Tetapi ingat jangan pakai uang pokoknya. Itu saja titipan pesan saya,” tambah Jokowi.
Jokowi juga mengingatkan untuk agunan agar memilih bank dengan bunga rendah.
Sebelumnya, Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengatakan bahwa kedatangan Presiden Jokowi ke Sulut selalu diikuti dengan berbagai program. Antara lain, penyerahan sertifikat tanah untuk rakyat.
“Pak Presiden sudah berkali-kali datang ke ke Sulut dengan program yang memberi harapan ke rakyat, saat ini adalah sertifikat. Ini gratis tidak ada pungutan, kalau pun ada Rp350 ribu per sertifikat itu sudah ditanggung APBD,” jelasnya.
Lebih jauh Olly mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Sulut memberikan dukungan penuh atas jalannya pemerintahan.
Pilpres Sudah Selesai, Jokowi Ajak Semua Berangkulan Kembali
Agenda demokrasi pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) tahun 2019 telah berakhir.
Akan hal tersebut, Presiden Jokowi kembali mengajak seluruh elemen masyarakat untuk kembali bersatu sebagai saudara sebangsa dan setanah air.
“Pilpres kan sudah selesai setelah putusan Mahkamah Konstitusi, jangan sampai di antara kita ini ada yang tidak saling sapa, antar teman antar saudara dan antar tetangga hanya karena berbeda pilihan, tidak saling ngomong antarteman gara-gara beda pilihan politik,” kata Presiden.
“Apapun sukunya, agamanya kita adalah saudara sebangsa dan setanah air, janganlah saling membenci, saling mendengki bahkan saling tidak sapa antar tetangga, maka kita akan semakin tertinggal oleh negara lain,” ujarnya.
Tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia yang besar, adalah ketika tidak bersatu.
Adanya perbedaan dalam pilihan politik, jelas Presiden adalah sesuatu yang lumrah.
“Untuk itu, seluruh masyarakat harus mempunyai sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan tersebut serta tetap menjalin persaudaraan,” tandasnya.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dalam peninjauan ini, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil, Staf Khusus Presiden Johan Budi, dan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey.(eda)
(Advetorial Biro Protokol dan Humas Setdaprov Sulut)