Kawasan Pertanian Desa Tampusu Jadi Pusat Pengembangan Pertanian Organik

Tampusu, SULUTREVIEW

Area kawasan pertanian Desa Tampusu kini menjadi pusat pengembangan pertanian,  di samping pengembangan ternak sapi yang sudah berhasil.

Akan hal itu, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Rudi Mokoginta mengatakan pemantapan pengembangan pertanian organik sudah saatnya mendapat perhatian serius.

“Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatan petani, dengan memanfaatkan sumber daya alam pupuk organik dan penyediaan pangan yang sehat,” katanya saat launching ‘kobong Organik dan pupuk organik’ di Kawasan Pertanian Tampusu, Kabupaten Minahasa, Selasa (2/7/2019).

Lahan kawasan pertanian Tampusu, kata Mokoginta sangat tepat dimanfaatkan sebagai area percontohan kobong organik. Terutama untuk mengembangkan tanaman pangan, hortikultura serta pengembangan peternakan Sapi Perah FH, Sapi Potong PO dan Sapi Simental Hasil Embrio Transfer.

“Dengan adanya pengembangan sapi perah di area ini, maka di lokasi Tampusu ini perlu dibangun sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengolahan susu untuk penyediaan pangan bergizi dan peningkatan pendapatan Ibu-Ibu PKK di perdesaan,” ungkap Mokoginta.

Diketahui, perubahan atas sistem pertanian dengan melakukan suatu gerakan pertanian organik yang pada era sekarang ini masih ditentukan oleh suplai, tapi kini perlu juga dikendalikan oleh permintaan pasar, dengan nilai harga yang tinggi untuk komoditas pangan organik.

Penggunaan pupuk anorganik yang dilakukan secara terus menerus, sebut Mokoginta memberikan dampak kurang baik terhadap tekstur tanah semakin keras, ikatan agregat tanah semakin buruk sehingga mudah tererosi, populasi organisme pengurai seperti cacing tanah akan semakin berkurang yang pada akhirnya menyebabkan penurunan kesuburan tanah secara keseluruhan.

Selain efek dari pupuk anorganik tersebut, maraknya penggunaan zat kimia pengendali hama dan penyakit tanaman pangan seperti pestisida, insektisida, dan herbisida yang tidak terkendali sangat berdampak buruk pada kesehatan manusia serta kerusakan lingkungan.

Launching kobong organik dan pupuk organik turut dihadiri Ketua TP PKK Sulawesi Utara Rita Maya Dondokambey-Tamuntuan, Bupati Minahasa Roy Roring, Direktur Pupuk dan Pestisida Kementan RI, Muhrizal Sarwani dan jajaran pejabat Pemprov Sulut.(eda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *