Wagub Prihatin Rendahnya Kualitas Kebersihan Sekolah

Manado, SULUTREVIEW

Kecerdasan intelektual sangat menentukan kualitas pendidikan. Namun hal itu belum cukup jika tidak didukung oleh kebersihan lingkungan.

Sebab, pandai dan cerdas saja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan pola hidup bersih dan sehat. Namun
faktanya, banyak sekolah yang ada di  Sulawesi Utara, tidak menempatkan kebersihan skala prioritas.

“Tidak cukup hanya mengandalkan pandai saja, tetapi keseharian siswanya jorok. Sekolah jangan hanya fokus bangun ruangan belajar, tetapi fasilitas toilet diabaikan. Kondisi ini sangat memprihatinkan,” kata Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Drs Steven Kandouw saat membuka rapat pemantapan koordinasi dalam rangka pembinaan dan pengembangan program Usaha Kesehatan Sekolah Madrasah (UKS/M) serta evaluasi persiapan pelaksanaan Lomba Sekolah Sehat (LSS) di Arya Duta, Rabu (24/4/2019).

Wagub menambahkan hidup bersih dan sehat harus diajarkan sejak usia dini. Yakni punya kultur bersih atau environment awareness. “Ini kerja premier. Jadi dari segi akademik dan kultur kesehatan harus jalan bareng. Jangan jorok apalagi Pak Gubernur tengah menggencarkan pariwisata, masyarakat harus mendukungnya dengan hidup bersih,” tukasnya.

Pada kesempatan ini, wagub juga memberikan apresiasi kepada sejumlah sekolah yang menang lomba UKS dan LSS yang sesuai rencana akan ikut kompetisi sekolah sehat tingkat nasional tahun 2019, yakni TK GMIM Aertembaga Bitung, SDN 1 Boroko Bolmut, SMP 3 Tahuna Barat Kabupaten Sangihe, SMA 3 Kotamobagu.

“Pendidikan kebersihan harus dimulai dari level yang paling mendasar TK, SD, SMP dan SMA. Pemerintah hanya bisa mendrive dan menstimulir serta mengkoordinir. Sekolah yang mengedepankan kebersihan sebagai role model harus ada reward,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Setdaprov Sulut, dr Kartika Devi Kandouw Tanos MARS mengatakan tentang pentingnya layanan kebersihan dan kesehatan melalui UKS dan kantin sehat. “Sudah waktunya sekolah menyadari hal ini,” tukasnya.

Kepala Dinas Pendidikan Daerah Provinsi Sulut, dr Liesje GL Punuh MKes dalam materi Upaya Dinas Pendidikan dalam Pengembangan UKS menjelaskan bahwa masalah kesehatan itu mencakup tingkat penyakit keadaan gizi yang buruk,  pencemaran lingkungan lebih disebabkab oleh kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat.

“Termasuk di dalamnya masyarakat sekolah yang terdiri dari para pendidik, karyawan sekolah, orang tua murid perlu mengetahui tentang kesehatan sekolah,” ujarnya.

Rakor dihadiri jajaran Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan dan guru-guru.(eda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *