KUNJUNGAN kerja (kunker) Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Sulawesi Utara (Sulut), Minggu (31/3/2019) disambut antusias masyarakat yang tumpah ruah memenuhi sepanjang rute jalan yang dilalui.
Hal ini menjadi bukti betapa masyarakat ingin lebih dekat dengan pemimpin yang dalam segala tampilan penuh dengan kesederhanaan.
Sosok Jokowi, memang spesial di hati masyarakat Sulawesi Utara. Tak heran jika masyarakat sengaja mencegat di jalan hanya untuk salaman dan swafoto (selfi). Sehingga hal inilah yang membuat perjalanan menuju hotel Sutan Raja, yakni tempat diselenggarakannya
Konferensi Gereja dan Masyarakat (KGM) X Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), molor dari waktu yang ditetapkan.
“Sesuai informasi jarak tempuh bandara ke tempat ini (Sutan Raja) hanya 15 menit. Tetapi saya bisa tembus selama 1,5 jam. Ini luar biasa,” katanya.
Meski demikian Jokowi mengakui antusiasme warga Kota Manado sangat luar biasa. Kendati, Kota Manado merupakan daerah yang kerap dikunjunginya. Namun di setiap momen kedatangannya menjadi sasaran warga untuk bersalaman bahkan berswafoto.
“Respon tiap daerah memang berbeda-beda, tetapi Manado sangat luar biasa,” ujarnya.
Jokowi menambahkan dirinya sangat senang dapat melakukan kunjungan ke Manado. “Iya, senang dapat hadir di Manado. Makanya sampai 9 kali saya turun dari mobil untuk salaman dan selfie, dengan masyarakat,” tukasnya.
“Di negara mana yang presidennya dapat dicegat di tengah jalan, minta selfie lagi,” tambah Jokowi
Jokowi sendiri sesaat sebelumnya menyapa peserta konfetensi yang hadir dalam dialek lokal
“Tabea, malam bae,” tandasnya yang langsung disambut tepukan meriah dari peserta yang hadir.
Diketahui, hampir di semua tempat yang dikunjungi Jokowi, menerima ajakan swafoto dari masyarakat.
Masyarakat Kota Manado seakan ingin menunjukkan, ingin lebih dekat dengan pemimpinnya.
Jokowi yang didampingi Ibu Negara Iriana, diketahui sejak keluar dari Bandara Sam Ratulangi Manado hingga lokasi acara, benar-benar dipenuhi kejutan.
“Malam hari ini masyarakat kota Manado mencegat saya 9 kali. Saya menyalami masyarakat, yah inilah masyarakat kita,” ungkap Jokowi.
“Kalau di negara lain tidak akan ada yang namanya presiden dicegat di jalan. Hanya di Indonesia ada presiden lewat yang dicegat. Kalau cuma memanggil di pinggir jalan yah tidak apa-apalah,” ucap Jokowi sambil menambahkan warga yang mencegat memintanya untuk keluar. Jika dia tidak keluar, kerumunan massa tidak akan bubar.
Para warga, kata Jokowi, sekadar meminta berfoto bersama. Jokowi pun akhirnya memenuhi permintaan warga itu.
“Mereka minta saya keluar, kalau enggak keluar mereka enggak bubar. Coba, tunjukan, di negara mana presiden dicegat,” ujar Jokowi yang langsung disambut meriah oleh seluruh peserta konferensi.
Pada kesemapatan yang sama, adalah peluang bagi Jokowi untuk mengingatkan para hamba Tuhan peserta konferensi agar ikut meramaikan pesta demokrasi yang akan digelar 17 April 2019 nanti.
Menurut Jokowi, pelaksanaan Pilpres pada Rabu (17/3/2019) adalah hajatan nasional yang menyerap dana yang nilainya fantastis.
“Jadi ajaklah teman, tetangga handaitaulan, karena pileg dan pilpres ini menghabiskan dana triliunan, sehingga harus dimanfaatkan sebaik-baiknya,” kata Jokowi.
Tepat pada saat pelaksanaan pilpres dan pileg nanti, ungkap Jokowi akan dirangkaikan dengan liburan panjang. Yakni Jumat Agung, kemudian Sabtu dan Minggu libur.
“Karena liburannya panjang, makanya datanglah ke TPS (Tempat Pemungutan Suara) untuk nyoblos terlebih dahulu. Setelah itu baru libur,” ujarnya sambil menambahkan bahwa satu suara akan menentukan masa depan bangsa. “Mohon diingatkan kembali, gunakan hak suara. Jangan golput, sebab satu suara sangat penting bagi masa depan bangsa kita,” tandasnya.
Saat ditanya bahwa antusiasme masyarakat Kota Manado yang demikian luar biasa. Di mana warga membanjiri seluruh rute jalan yang dilewati Jokowi, apakah akan menentukan persentase kemenangan. Akan hal ini Jokowi menambahkan bahwa pihaknya optimistis dapat meraih kemenangan suara sebesar 80% ke atas.
“Kita perkirakan kemenangan di atas 80 persen, ini hitung-hitungan yang realitistis,” tukasnya.
Lebih jauh, pada kesempatan itu, Jokowi juga mengingatkan masyarakat untuk selalu menjaga kerukunan. Tambah dia, dengan suasan kondusif maka pembangunan dapat berjalan optimal.
Di sisi lain, Jokowi sangat kagum dengan kekayaan bagsa Indonesia, yang tercatat ada 1,100 bahasa daerah, dengan jumlah penduduk 269 juta orang. “Kita dianugerahi Tuhan berbeda-beda suku bahasa, adat suku dan budaya. Dari sabang sampai Merauke, Miangas dan Pulau Rote.
Jokowi juga membeber tentang Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi. “Kita harus bangga dengan bangsa Indonesia. Kita harus optimistis, untuk menjadi negara maju. Terutama di era Revolusi Industri 4.0. Kita harus siap dengan perubahan yang secara cepat. Baik ekonomi global, landschape interaksi sosial yang harus disikapi secara hati-hati,” sebutnya.
Khusus kepada peserta konferensi, Jokowi meminta agar peka sehingga tidak mudah dipengaruhi dengan berbagai hal yang merugikan.
Jokowi yang banyak mengungkap berbagai hal juga menyampaikan tentang berbagai fitnah dan cela yang dituduhkan. “Kalau hanya dicela dan difitnah itu sudah keseharian saya, coba lihat di media sosial dan parahnya terkait hal ini dipercaya oleh sedikitnya ada 9 juta orang,” tambahnya.
Jokowi juga menjelaskan tentang tudingan sebagai PKI dan antek asing. “Saya perlu memberikan jawaban yang benar, saya tidak boleh diam lagi. Bagaimana mungkin saya disebut PKI wong usia saya waktu itu baru empat tahun, jadi masih balita. Demikian juga dengan antek asing, justru sejumlah investasi asing kini sudah beralih, sebut saja Blok Mahakam Kaltim, kini dikelola Pertamina sejak tahun 2015. Kemudian Blok Rokan Riau, juga dikelola Pertamina, sedangkan Freeport Papua 51,2% sudah kita miliki,” tukasnya.
Selanjutnya tentang tenaga kerja asing, Jokowi membeber tentang persentase yang tercatat sebesar
0,03 persen dari jumlah pendduuk. Sementara Malysia 5,44 persen dan Singpaura 24,38%. “Tetapi tidak ada yang ribut-ribut,” kilahnya.
Sebelumnya Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey SE menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas perhatian pemerintahan Jokowi-JK sehingga pembangunan infrastruktur berjalan baik.
“Kepemimpiman Bapak Presiden RI, Ir H Joko Widodo sudah membawa berkat bagi Sulawesi Utara. Pembangunan infrastruktur mengalami peningkatan positif dan signifikan,” kata Olly.
“Atas nama Pemprov Sulut, saya sangat berterima kasih atas semua yang Bapak Presiden lakukan untuk Sulut,” ujar Olly kembali.
Menurut Olly, semua sektor pembangunan di Sulut juga terus menunjukan pencapaian positif hingga kini.
“Pertumbuhan ekonomi Sulut meningkat, angka kemiskinan menurun, jumlah pengangguran menurun, pembangunan infrastruktur terus dikerjakan dan semakin banyaknya jumlah turis yang berkunjung di Sulut . Ini semua karena dukungan dari Bapak Presiden,” beber Olly.
Lebih jauh, terkait pembangunan infrastruktur, Olly menyatakan bangga kepada Jokowi karena pada kunker hari kedua, Jokowi bakal meresmikan pembangunan rumah susun mahasiswa di Sulut dan pembangunan infrastruktur lainnya.
“Kami juga berterimakasih atas bantuan Bapak Presiden atas pembangunan rumah susun mahasiswa UKIT dan rumah susun mahasiswa IAIN,” ungkap Olly.
Untuk diketahui, selain meresmikan rumah susun mahasiswa, Jokowi juga akan meresmikan sejumlah proyek strategis nasional di Sulawesi Utara (KEK Bitung), Sulawesi Tengah (KEK Palu) dan Maluku Utara (KEK Morotai) yang pelaksanaannya bakal disatukan di Bandara Sam Ratulangi Manado.
Di tempat yang sama, Ketua Umum PGI Pdt Henriette Tabita Lebang dalam sambutannya menerangkan tujuan pelaksanaan KGM X-PGI untuk mengevaluasi persoalan yang dihadapi masyarakat Indonesia, khususnya yang dihadapi umat Kristiani sebagai upaya membangun bangsa sekaligus memberi sumbangsih bagi kemajuan, kemaslahatan umat Kristen dan warga masyarakat secara umum.
“Nantinya, setiap usulan dari konferensi ini akan dibahas pada Sidang Raya PGI XVII bulan November 2019 di Provinsi Nusa Tenggara Timur,” kata Henriette.
Dalam bagian terkahir dari konferensi KGM-PGI, yang diikuti pimpinan gereja dari seluruh nusantara, untuk membahas berbagai persoalan bangsa yang aktual, naik krisis ekonomi dan keesaan gereja.
“Tantangan gereja harus disikapi oleh semua anak bangsa. Apakah itu soal budaya, sosial eoonomi, politik dan generasi milenial maupun gereja.
“Gereja harus meneladani Kristus, sebagai bagian dari bangsa Indonesia harus ikut mendukung kesatuan bangsa yang berlandaskan pancasila dan Bhineka Tunggal Ika,” tandasnya.
“Gereja harus care pada kelompok rentan dan sesama masy,arakat, guru, nelayan perempuan dan anak, masyarakat adat yang terdiskriminasi.
“Gereja harus berkolaborasi dalam mewujudkan keadilan dan kesejahteraan merawat lingkungan. Perkembangnan gereja perlu menemukan arah baru, menjembatani jurang antargenerasi. Diikuti program pemberdayaan masyarakat dalam akar rumput, menghadapi bonus demografi. Berikut mendorong perkembangan politik, hak-hak politik agar tidak memecah dan menghancurkan bangsa.
“Kami juga berdoa untuk pemilu yang bermatabat untuk tanggung jawab politik,” imbuhnya.
Turut hadir jajaran Forkopimda, Ketua TP PKK Sulut Rita Maya Dondokambey-Tamuntuan, Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw, Wakil Gubernur Steven OE Kandouw, Wakil Ketua TP PKK Devi Kandouw-Tanos, para bupati dan walikota serta tokoh agama dan tokoh masyarakat Sulut.(eda)
(Advetorial Biro Protokol dan Humas Setdaprov Sulut)