Pakuure, SULUTREVIEW
Wakil ketua MPR Letjen(Purn) E.E Mangindaan mengatakan masyarakat Sulut mengeluh soal anjloknya harga Jual Kopra. Sehingga bertekad memperbaiki nasib para petani kopra.
“Saya dapat info di Mojokerto dalam waktu 4 tahun tanaman Kopra sudah berbuah. Saya akan cek. Saya cari bibitnya dulu, kita coba dulu. kalau cocok dengan tanah di Sulut maka kita cari bibit itu dan kita ‘keroyok’ bawa ke sini,” kata Lape sapaan akrabnya menjawab pertayaan salah satu peserta 4 pilar MPR di Desa Lolombulan Pakuure Dua, Kecamatan Tenga, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Senin malam (4/3/2019)
Sejauh itu, dirinya akan bicara dengan pemerintah pusat. Serta pengusaha yang mau tampung tempurung dan lainnya, tambahnya. “Mohon doanya supaya saya berhasil untuk masyarakat Sulut,” tukasnya.
Yang pasti, sekarang kehidupan mereka tergantung pada kopra, tukas Mantan Menteri Perhubungan itu. “berkali kali sudah saya dengar. saya sudah mencari jalan masaalah kopra ini, kenapa kok minyak sawit lebih laku dari pada minyak kelapa,” kata Caleg DPR RI dari Partai Demokrat priode 2019 – 2024.
Persoalan tersebut tentunya di tindaklanjuti untuk meminta Kuota Sawit di kurangi. “Saya akan bicarakan ke pusat, kalo boleh kuota minyak sawit di kurangi supaya harga kopra petani bisa bagus,” bebernya.
Selain itu, diperlukan Perda untuk melindungi Petani kelapa, kata mantan ketua Komisi Pemerintahan DPR RI itu. “Supaya kalau dia anjlok, pemerintah beli. sama dengan di pusat, bulog harus beli kalau padi tidak jalan, sehingga masyarakat petani sawah padi bisa tertolong,” tutur Lape.
“mudah mudahan pemerintah dan DPRD bisa bekerja sama,” kuncinya.(rizal)