Pengamat Ekonomi Desak Pemerintah Tindaklanjuti Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia

Jakarta, SULUTREVIEW

Pengamat ekonomi dari Indef, Enny Sri Hartarti mengatakan bahwa kalau Indonesia tidak bisa menindaklanjuti sejumlah agenda untuk perbaikan ekonomi yang sudah disusun maka pertemuan tahunan IMF-Bank dunia di Bali itu tidak akan memberikan mamfaat banyak bagi rakyat.

“Apakah influence itu hanya sekedar seremonial bahwa ini pertemuan yang  sifatnya hanya untuk cipika cipiki atau hanya untuk bersalaman dengan Menkeu dan Gubernur Bank sentral 188 negara itu atau Self,” katanya dalam diskusi bertema “Miliaran, Dana Annual Meeting IMF Dari mana?” di Gedung DPR, Kamis (10/10/2018).

Menurutnya bagaimana agenda yang sudah disusun itu dan progresnya misal kan cek list ini sudah sekian puluh pertemuan yang dilakukan baik bilateral maupun multilateral atau sudah bertemu raksasa pemain global ada Jack Ma dan Bill Gates dan sebaginya.

“Namun bukan itu yang kita harapkan yang utama bagaimana kita pertama kita ingin mereposisi revitalisasi atau apapun istilahnya terhadap keberadaan dan peran IMF dan world bank selama ini. Ini adalah lembaga supranational government kekuasaannya luar biasa semua kebijakannya harus dipenuhi oleh semua anggotanya,” paparnya.

Padahal, lanjutnya kita lihat struktur institusinya itu dikelola secara korporasi.

“Jadi siapa yang jadi elit pemegang kekuasaan kunci dari world bank itu yang negaranya yang sahamnya terbesar Amerika dan pasti lima 6 negara saja,” tegasnya seraya
mengakui masih terjadinya pelemahan rupiah dan terjadinya pelarian modal ke luar negeri menjadi tanda tanya akan efektivitas pelaksanaan pertemuan tahunan tesebut.

“Sedangkan untuk dampaknya terhadap industri pariwisata belum bisa dilihat dalam beberapa bulan ini mengingat dampaknya masih akan terlihat dalam jangak panjang,” katanya.

“Jadi pertemuan itu bukan soal banyaknya pengusaha dunia dan tokoh sentral di sektor ekonomi yan hadir, tapi bagaimana kita ingin mereposisi dan revitalisasi terhadap keberadaan World Bank selama ini,” ujarnya.

Enny menilai kedua institusi itu merupakan lembaga supra nasional yang sangat menentukan peta perekonomian dunia. “Arah kebijakan IMF selama ini terbukti telah mendorng terjadinya ketimpangan. Kalau Bank dunia hadir hanya sebagai pemadam kebakaran,” pungkasnya.(rizal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.