Majukan Industri Pariwisata, Disparda Sulut Bekali Ilmu Pemilik Homestay

Manado, SULUTREVIEW – Industri jasa di sektor pariwisata telah memberikan kontribusi dan peran strategis dalam pembangunan perekonomian nasional. Bahkan lebih lagi telah berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dikatakan Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Daniel A Mewengkang SE MSi, kontribusi pariwisata telah  menyumbang devisa, Produk Domestik Bruto (PDB) serta penciptaan lapangan kerja.

“Suksesnya industri pariwisata tak lepas dari peran masyarakat. Khususnya dalam pengembangan desa wisata. Di mana masyarakat turut ambil bagian di dalamnya melalui pengelolaan homestay atau rumah penginapan secara profesional,” tukasnya di kegiatan Pelatihan Pengelolaan Homestay yang digelar di Grand Puri Manado, Rabu (16/5/2018).

Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Daniel A Mewengkang SE.

Lanjut kata Mewengkang, homestay merupakan konsep yang sangat sesuai untuk mendukung pengembangan amenitas pariwisata nasional mengingat potensi terbesar pariwisata Indonesia ialah budaya dan alam. Di mana berdasarkan data yang ada trend homestay desa wisata, terus mengalami pertumbuhan dan saat ini mencapai 74.959 desa.

“Pengembangan homestay secara langsung telah menggerakkan komunitas lokal di desa, sebagai bagian dari pengembangan desa wisata. Program ini diharapkan juga akan memiliki dampak positif yang lebih luas,” sebutnya.

Pembangunan homestay di desa wisata, kata Mewengkang merupakan cara menyediakan akomodasi untuk meningkatkan daya jual industri pariwisata nasional serta selaras dengan program pembangunan pemerintah yang membangun dari desa serta daerah pinggiran.

“Pengembangan homestay desa wisata sebagaimana tren wisatawan mulai suka menginap di home sharing dibandingkan di hotel pada 2020.  Ketertarikan pengunjung terhadap home sharing di kota-kota besar dunia akan naik 15% dari 10% pada 2016. Sementara di Asia Tenggara bakal naik 5% darib2%,” katanya.

Sementara itu dikatakan Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Disparda Provinsi Sulut, Jhon H Paerunan SH pada materinya menyampaikan pada pengelola homestay bagaimana memenuhi tantangan dan menjadikan  peluang menjadi uang. Salah satu caranya adalah dengan melayani wisatawan dengan baik.

“Jadilah tuan rumah atau host yang baik. Karena pelayanan adalah membantu menyiapkan mengurus apa yang diperlukan seseorang tamu  sehingga pelayanan yang diberikan sesuai dengan harapan tamu,” ujarnya.

“Service excellent pelayanan yang jauh melampaui harapan, wajib diberikan mengingat tamu adalah  raja. Sehingga harus kepentingan tamu harus dinomor satukan,” ujar Paerunan.

Ditambahkan panitia penyelenggara Dra Ceska R Sulu MSi kegiatan pelatihan sebagai strategi pengembangan pariwisata yang dikenal dengan 3A yakni atraksi, aksesbilitas dan amenitas.

Panitia Penyelenggara Dra Ceska R Sulu MSi.

“Homestay desa wisata  memiliki segi atraksi wisata dan segi amenitas. Segi atraksi wisata berarti bahwa memiliki daya tarik wisata khususnya wisata budaya dengan mengangkat kembali arsitektur tradisional nusantara dan lokasinya yang berada di desa wisata sehingga wisatawan dapat berinteraksi dengan masyarakat lokal. Sedangkan segi amenitas menjadi tempat tinggal yang aman dan nyaman bagi masyarakat dan wisatawan dengan pengelolaan homestay berstandar internasional,” jelasnya.

Pelatihan ini secara khusus mendatangkan pembicara dari Kementerian Pariwisata RI, Budi Setiawan yang mengajak pengelola homestay memiliki keyakinan untuk mengangkat local wisdom yang berstandar internasional. Yakni mulai cara penyajian makanan hingga kebersihan kamar dan toilet.(hilda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *