BI Menatap Optimistis Perekonomian Sulut 2018

Manado, SULUTREVIEW – Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara (Sulut) di 2018 dipastikan akan membaik dengan prosentase sebesar 6,2-6,6%. Bahkan akan melaju di atas rata-rata nasional.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulut, Soekowardojo menyebutkan pertumbuhan ekonomi Sulut tahun 2017 tercatat sebesar 6,2-6,4 % secara year on year (yoy). Hal ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2016 sebesar 6,17% (yoy). Pertumbuhan ini, lebih tinggi dari pertumbuhan nasional yang diperkirakan sebesar 5,05,2% (yoy).

“Dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi Sulut 2017 diperkirakan ditopang oleh peningkatan kinerja pada komponen konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan investasi,” sebutnya do sela Perkembangan Perekonomian Sulut 2017 dan Outlook 2018.

Lebih jauh katanya, peningkatan konsumsi rumah tangga didorong oleh pendapatan masyarakat yang meningkat seiring dengan perbaikan kinerja sektor pertanian yang merupakan sektor dominan lapangan pekerjaan masyarakat Sulut. Berikut peningkatan pendapatan tenaga kerja sektor pertanian tercermin dari tren perbaikan Niiai Tukar Petani (NTP) yang semakin mendekati batas minimum sejahtera.

“Maraknya pembelian kendaraan bermotor yang disebabkan oleh fenomena “transportasi online” juga menjadi faktor pendorong kinerja konsumsi rumah tangga,” tukasnya.

Sementara itu, kinerja positif sektor rumah tangga juga sejalan dengan hasil Survei Konsumen yang dilakukan oleh BI Sulut. Pertumbuhan tahunan lndeks Keyakinan Konsumen (IKK) di Sulut tahun 2017 menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan IKK tahun 2016.

“Sejalan dengan peningkatan konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah meningkat seiring dengan semakin baiknya upaya percepatan realisasi anggaran belanja oleh pemerintah,” ujarnya.

Selanjutnya, dari sisi APBN, khususnya dana transfer daerah tahun 2017 tereaiisasi sebesar 91.39%, yang merupakan realisasi tertinggi daiam kurun waktu 5 tahun terakhir.

“Pola komponen investasi, peningkatan utamanya didorong oleh pembangunan proyek-proyek swasta dan infrastuktur pemerintah,” tukasnya sambil menambahkan investasi swasta tersebut berupa gedung perbejaan dan hiburan, hotel, hunian vertikai dan horizontal, pembangunan pabrik semen di Bolmong serta perluasan site tambang emas yang baru. Di sisi pemerintah, berlanjutnya pembangunan infrastruktur strategis seperti ja‘lan tol, pengembangan pelabuhan Bitung serta infrastruktur kelistrikan menjadi pendorong investasi tahun 2017.

Faktor pendorong perekonomian Sulut, tahun 2018, kata Soekowardojo bersumber dari sejumlah sektor, yakni peningkatan pendapatan masyarakat baik dari peningkatan UMP maupun produksi pertanian dari seluruh sub sektornya. Antara lain dengan pemberian bantuan pencetakan sawah dan bantuan saprodi pada 1O ribu Ha lahan tanaman pang padi/beras),

Berikut meningkatnya penjualan kendaraan bermotor sebagai fenomena “transportasi online” yang didukung oleh ketersediaan pembiayaan, penyelenggaraan Pilkada di 6 kabupaten/kota d’i Sulut.

“Peningkatan anggaran belanja APBD Sulut sebesar 17% dari tahun 2017 menjadi Rp4,18 triliun merupakan sumber pendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Maupun pembangunan infrastruktur pemerintah daerah. Diikuti alokasi dana desa 2018 sebesar Rp1,06 triliun yang terbagi di 11 kabupaten den 1 kota dengan jumlah penerima 1.508 desa,” ungkapnya.

Di samping itu tambah Soekowardojo, pertumbuhan ekonomi Sulut 2018 juga ditopang peningkatan ekspor yang sejalan dengan perbaikan ekonomi negara tujuan ekspor dan peningkatan harga CNO serta pasokan bahan baku kelapa dan ikan yang membaik.

Untuk ekspor jasa, ekonomi Sulut, menurut Soekowardojo akan ditopang oleh upaya pemerintah daerah dalam menarik kunjungan wisman yang lebih besar pada tahun 2018. “Antara Iain menyukseskan penetapan Manado sebagai salah satu destinasi unggulan nasional bersama 17 destinasi lainnya oleh Kementeri Pariwisata dan rencana pembukaan rute baru Manado-Kuala Lumpur pada bulan Ma 2018,” tukasnya.

Lebih jauh, dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit perbankan diperkirakan meningkat dengan capaian 2 digit yaitu 10-12% (yoy), lebih tingg’i dari 2017. Sementara untuk DPK relatif stabil di level 941% (yoy),.

Diungkapkan, Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Sulut, MHA Ridhwan yang didaampingi Kepala Tim Pengembangan Ekonomi HI Sulut, Gunawan mengatakan Sulut idealnya dapat mencapai pertumbuhan di angka 7%. Dengan demikian akan membuka lapangan pekerjaan. Sehingga fenomena masyarakat usia potensial yang keluar daerah dapat diminimalisasi.

“Engine ekonomi adalah jumlah penduduk dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Ditambah lagi dengan meningkatkan sumber perekonomian baru, maka pertumbuhan ekonomi akan melesar melampauai nasional,” tandasnya.(hilda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.