Museum Negeri Provinsi Sulut Kian Bersinar

Manado, SULUTREVIEW – Pamor Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) kian bersinar, menyusul meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan di Bumi Nyiur Melambai.

Museum yang menjadi tempat pajangan berbagai barang peninggalan penting dengan nilai-nilai historis Sulut ini, kini menjadi icon pariwisata budaya yang kian diminati wisatawan.

Sekretaris Dinas Kebudayaan Daerah Provinsi Sulut, Jendry Sualang SPd MAP, mengatakan seiring dengan meningkarnya kunjungan wisatawan ke Sulut, turut dibarengi dengan bertambahnya jumlah wisatawan yang datang ke museum.

“Setiap hari Selasa museum mendapat jadwal kunjungan wisman Tiongkok. Hal ini menunjukkan adanya minat yang besar untuk mengetahui sejarah historis Sulut,” ungkap Sualang.

Selain turis domestik maupun mancanegara, kata Sualang, museum juga dijadikan peserta didik untuk belajar mengenal Sulut di masa lalu. “Biasanya siswa memanfaatkan kesempatan hari libur untuk mengenal peninggalan sejarah dari dekat,” kata Sualang kembali.

Hanya saja jika dilihat dari fasilitas, Sualang menambahkan bahwa museum membutuhan sentuhan revitalisasi yang anggaran dananya tidak sedikit.

“Memang sudah waktunya museum tampil modern seiring dengan perubahan waktu. Namun yang menjadi kendala utama untuk merealisasikan maksud tersebut adalah anggaran dana yang harus disiapkan pemerintah pusat,” ucapnya.

Untuk maksud ini, Sualang menambahkan telah mengusulkan anggaran kepada gubernur yang mencapai Rp100-an miliar.

“Pastinya tampilan museum ketika direvitalisasi akan lebih representatif. Dan akan menambah daya tarik tersendiri,” sebutnya

Di sisi lain, menurut guide museum, Robby Kolibu, Yohanis Mamahani dan Febby Pomohon bahwa Museum Negeri Manado berdiri pada tahun 1967. Kala itu, salah satu petani Bola Lensun warga Rasi kecamatan Ratahan menemukan benda-benda keramik pada saat berkebun.

“Hasil temuan tersebut diserahkan kepada pemerintah. Selanjutnya, penemuan demi penemuan semakin bertambah sehingga tahun 1974 didirikan museum persiapan di atas sebidang tanah dengan luas 1,500 meter persegi dengan luasan lahan 11.078 meter persegi yang kini berada di Jalan WR Supratman Nomor 72,” kata Kolibu dan Mamahani.

Diketahui, Museum Negeri Propinsi Sulut, terdapat benda-benda peninggalan yang didisplay atau dipamerkan tetap menurut sejarah yang berkaitan dengan Propinsi Sulut, kebudayaan dan seni yang menjadi aset berharga. Berikut sejarah pra dan pascakolonial, percampuran budaya dengan masyarakat Cina dan Belanda yang menetap di Sulut.

Koleksi Museum Negeri Propinsi Sulut terbagi dalam 10 klasifikasi, yakni koleksi geologika, Biologika, Etnografika, Arkeologika, Historika, Numismatika/Heraldika, Filologika, Keramologika, Seni Rupa, dan Teknologika.(hilda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *