Manado, SULUTREVIEW – Untuk menjangkau wilayah terpencil, terdepan dan terluar, khususnya yang berada di perbatasan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) meluncurkan pilot project “BI Jangkau”.
Program yang dimaksudkan untuk kelancaran peredaran uang di masyarakat dengan kualitas terbaik itu, BI Provinsi Sulut menggandeng Bank Sulawesi Utara dan Gorontalo (Sulutgo).
Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulut, Soekowardojo, BI Jangkau merupakan program baru yang direalisasikan untuk melayani masyarakat yang berada di pelosok.
“BI Jangkau sebagai program baru di 7 daerah pilot project antara lain Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Papua dan Maluku dan Sulut dengan tujuan untuk menjangkau layanan kepada masyarakat yang berada di wilayah terluar yakni Tahuna,” katanya di sela perjanjian pelaksanaan pilot project layanan kas BI menjangkau kecamatan/desa (BI Jangkau) dan perjanjian pengelolaan kas titipan BI di Tahuna antara Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulutgo dengan Bank Mandiri Cabang Tahuna Senin (24/7/2017).
Sejauh ini, sambung Soekowardojo, layanan perbankan belum dapat mengcover seluruh wilayah Sulut. “Namun dengan BI Jangkau maka layanan kepada masyarakat akan lebih lancar. Terutama peredaran uang mulai dari distribusi hingga kemudahan penyerapan uang tidak layak edar di masyarakat,” tandasnya.
Tak itu saja, Soekowardojo juga menyampaikan tentang keterlibatan kas titipan yang dipercayakan pada Bank Mandiri. “Untuk layanan perbankan di Tahuna diperlukan peran kas titipan yang memiliki akses sama, aturan sama bagaimana BI melayani perbankan. Apa yang kami lakukan di Manado sama dengan yang ada di daerah. Mulai dari penukaran dan sosialisasi,” tukasnya.
Lebih jauh, Dirut Bank Sulutgo Jeffry AM Dendeng menambahkan penetapan pilot project merupakan penghormatan bagi Bank Sulutgo. ‘Program BI Jangkau yang aktivitasnya mulai dari penukaran uang sampai sosialisasi ke kecamatan yang kecil memang tidak mudah. Karena perlu perjuangan, tetapi karena kewajiban kami haru siap mensuport sebagai bank daerah.
Dengan harapan sosialisasi uang baru ke daerah terpencil bisa lebih cepat,” jelasnya.
Sementara itu, disampaikan Head Area Bank Mandiri Tommy Leong, keberadaan kas titipan yang berada di posisis paling utara Indonesia, sejauh ini telah melakukan transaksi kas titipan sebesar Rp 70-an Miliar dengan limit rata-rata Rl 50 sampai 60 Miliar. “Kami tetap berusaha melayani bank-bank yang ada di Tahuna dan sekitarnya. Ini merupakan wujud kepercayaan BI yang harus kita laksanakan dengan baik sesuai spirit memakmurkan negeri, lewat layanan yang kita berikan,” sebut Leong.
Diketahui, peredaran uang baru, sejauh ini masih didominasi di masyarakat perkotaan. Tetapi dengan program BI Jangkau, maka peredaran di wilayah terluar NKRI yang sangat luas dapat terealisasi. Hal ini juga menjadi literssi bagi masyarakat terhadap perbankan yang harus terus ditingkatkan.(hilda)