Manado, SULUTREVIEW – Peredaran uang palsu (upal) di Sulawesi Utara (Sulut), cukup mengkhawatirkan, yakni sejak awal tahun hingga Mei 2017 tercatat ada 231 temuan upal.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulut Soekowardojo mengatakan temuan 231 upal tersebut meliputi 172 lembar pecahan 100 ribu, 57 lembar pecahan 50 ribu dan dua lembar pecahan 20 ribu.
“Temuan paling banyak ada di perbankan dan sebagian lagi laporan dari masyarakat,” katanya.
Karenanya, BI mengimbau masyarakat di Sulut agar waspada dengan peredaran uang palsu, khususnya jelang Lebaran tahun 2017.
“Seiring meningkatnya transaksi uang tunai jelang Lebaran, kami mengimbau agar masyarakat selalu waspada terhadap resiko peredaran uang palsu,” ungkap Soekowardojo sembari mengedukasi masyarakat agar mengenali ciri-ciri keaslian uang Rupiah. “Karena BI hanya mencetak uang Rupiah, maka yang perlu diedukasi adalah bagaimana mengenali ciri-ciri uang Rupiah dengan cara 3D yaitu Dilihat, Diraba dan Diterawang,” sebutnya.
Meski demikian Soekowardojo mengajak masyarakat tak meresahkan akan keberadaan upal. “Namun yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kewaspadaan, mengingat perkembangan peredaran uang palsu tidak terlalu signifikan,” ujarnya.
Di sisi lain, Soekowardojo juga mengingatkan masyarakat untuk selalu menyanyangi uang Rupiah dengan tidak memperlakukan uang Rupiah seperti dilipat, diremas, dibasahi atau di straples.(hilda)