Bangunan Representatif GPdI Jemaat Tikala Ditahbiskan

Manado, SULUTREVIEW-Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdi) Jemaat Tikala, pada Kamis (11/05) kemarin, resmi ditahbiskan oleh Ketua Umum GPdI, Pdt Dr Johnny Weol MM MTh MDiv.

Di suasana yang penuh sukacita dan ucapan syukur tersebut, Pdt Weol mengatakan gereja yang dibangun secara representatif ini menunjukkan hadirnya kemuliaan Allah.

“Pembangunan gedung GPdI ini dapat diselesaikan karena perkenanan Allah. Sebagaimana intervensi Allah ketika Salomo dan Zerubabel membangun kaabah Allah demikian juga dengan pembangunan GPdI Jemaat Tikala,” ungkapnya.

Lanjut kata Pdt Weol, kaabah Allah atau tempat ibadah merupakan tempat pertemuan antara manusia dan Allah. Hal itu tertuang dalam Firman Tuhan, Keluaran 20:24, di mana Tuhan berbicara langsung kepada Musa untuk tidak membuat Allah dari emas maupun perak, karena hal itu adalah kekejian.

“Sebagaimana perjalanan umat Israel yang disertai Tuhan demikian juga dengan pembangunan yang telah selesai adalah bukti penyertaan Tuhan, ” tandasnya sembari menambahkan bahwa Tuhan telah menyediakan tempat terbaik untuk beribadah.

Sementara itu, Gembala GPdI Jemaat Tikala, Pdt Theresia Pandelaki STh MTh, menjelaskan pembangunan gereja bermula dari bencana banjir yang terjadi pada Januari 2014 yang merendam gereja sampai di plafond.

“Dalam kesesakan Tuhan membuktikan Dia ada bagi jemaat Tuhan di Tikala, Apa yang dapat dipakai mulai ditata kembali dan dalam kurun waktu berjalan selain perbaikan ternyata sampai pada suatu keputusan bukan hanya merenovasi tetapi juga membangun dari dasar untuk bangunan yang representtaif,” jelasnya.

Menariknya, Pdt Theresia menyampaikan ungkapan syukur kepada Tuhan yang telah menggerakkan jemaat sehingga dengan segenap kekuatan telah menggalang dana bahkan membawa perhiasan maupun benda-benda berharga sampai kepada barang-barang yang dapat diuangkan.
“Tuhan Yesus adalah penyedia yang dahsyat,” sebutnya.

Lebih jauh, Ketua Panitia Pembangunan Ir, Eliasar Lekitonu menambahkan pembangunan gereja menyerap dana sebesar Rp 7,754 miliar dengan waktu pelaksanaan satu tahun.

“Pembangunan gereja ini yang kami mengedepankan adalah motto kerja, kerja, kerja,” ucapnya sembari merinci bahwa luas bangunan gedung gereja untuk lantai I seluas 408 meter persegi, lantai II seluas 372 meter persegi dan balkon 132 meter persegi. Dengan demikian luasan lantai I, II dan III sebesar 912 meter persegi dan luas pastori lantai I, II dan III adalah 600 meter persegi.

“Sumber dana pembangunan gedung gereja adalah swadaya jemaat, sumbangan Gubernur Sulut dan Pemerintah Kota Manado,” tandasnya.(hilda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.