Manado, Sulutreview.com – Sebagai Rumah Sakit Rujukan TB Paru, rumah sakit Noongan, ternyata tidak mempunyai ruang isolasi High Efficiency Particulate Air (HEPA) atau Ruang Udara Partikulat Efisiensi Tinggi khusus pasien TB Paru.
Hal ini diungkapkan oleh kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) rumah sakit Noongan, dr. Greity Ingrit Giroth, M.Kes, saat melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPRD Sulut, pada hari Selasa (28/10/2025).
Lanjut Greity mengatakan bahwa untuk kebutuhan urgen, rumah sakit Noongan sebagai rumah sakit rujukan TB Paru yang saat ini menjadi program baik dari kementrian, presiden maupun gubernur, namun ruang isolasi untuk TB Paru hanya memakai ruang isolasi dengan sirkulasi ilamiah.
“Sebagai program dari kementrian, presiden dan gubernur, tapi sampai saat ini kami belum memiliki ruang isolasi yang menggunakan HEPA Filter. Jadi ruang isolasi yang kami punya itu hanyalah ruang isolasi menggunakan sirkulasi udara alamiah karena tidak memiliki HEPA Filter dan memiliki 10 tempat tidur,” jelas Greity.
Lanjutnya lagi mengungkapkan, bahwa akhir – akhir ini kasus rawat intensif lagi meningkat, sehingga terjadi keluhan – keluhan dikarenakan ruang isolasi yang sudah penuh dan dengan terpaksa di rawat di ruang yang dulunya adalah stal kuda.
“Banyaknya pasien yang rawat inap sehingga kami dengan terpaksa merawat pasien di ruang yang dulunya adalah bekas stal kuda, tapi ruang itu sebenarnya telah kami rehab tapi masih kelihatan sangat memprihatinkan,” ungkapnya.
Menanggapi pernyataan tersebut, anggota Komisi IV DPRD Sulut, Vonny Paat yang memimpin RDP tersebut, mengatakan bahwa usulan dan masukkan dari kepala UPTD rumah sakit Noongan akan segera ditindaklanjuti dan akan membawa usulan tersebut di Kementrian Kesehatan.(lina)













