QRIS Jadi Andalan Pembayaran Digital di Sulut, Catat Transaksi Rp1,8 Triliun

Ilustrasi

Manado, Sulutreview.com – Volume transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mencapai Rp1,8 triliun pada triwulan II tahun 2025. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 220,71 persen secara tahunan (year-on-year).

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut mencatat peningkatan nominal transaksi menggunakan QRIS mencapai 220,71 persen.

“Digitalisasi Sistem Pembayaran semakin diterima oleh masyarakat Sulut. Preferensi masyarakat untuk melakukan transfer ritel di Triwulan II 2025 mengalami perubahan dari SKN ke BI-Fast yang diproses secara real time dan available 24 jam,” ungkap
Kepala Perwakilan BI Sulut, Joko Supratikto, dalam Seminar Nasional Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Manado Sulut 2025, yang digelar di Manado, Kamis (14/08/2025).

Joko menyampaikan bahwa perkembangan akseptasi QRIS di Sulut telah menjadi game changer dalam sistem pembayaran, serta berkontribusi besar terhadap perluasan ekonomi dan keuangan digital di wilayah tersebut. Hingga Juni 2025, tercatat sebanyak 332 ribu merchant dan lebih dari 503 ribu pengguna aktif QRIS di Sulut.

“Pencapaian ini merupakan hasil sinergi dan kolaborasi strategis antara BI Sulut dan mitra kerja dalam mendorong transformasi digital di sektor pembayaran,” ungkapnya.

Selain QRIS, BI juga mencatat peningkatan pada preferensi masyarakat dalam melakukan transfer ritel. Penggunaan Sistem Kliring Nasional (SKN) mengalami penurunan nilai transaksi sebesar 8,48 persen (yoy) menjadi Rp2,40 triliun, sementara sistem BI-Fast mengalami lonjakan transaksi hingga Rp30,6 triliun atau tumbuh 24,26 persen (yoy).

Transaksi bernilai besar melalui BI-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) turut mencatatkan peningkatan sebesar 7 persen (yoy), dengan total nominal transaksi sebesar Rp5,65 triliun.

Tak hanya itu, penggunaan Uang Elektronik (UE) juga naik sebesar 29,57 persen (yoy) menjadi Rp616 miliar. Sementara itu, nilai transaksi menggunakan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) tercatat sebesar Rp18,13 triliun, tumbuh 1,85 persen (yoy).

“BI Sulut berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), serta mendukung visi Menuju Sulawesi Utara Maju, Sejahtera, dan Berkelanjutan,” tegas Joko.

Peningkatan ini merupakan hasil dari berbagai program sinergi, koordinasi dan gimmick yang dilakukan KPw BI Sulut bersama dengan berbagai mitra kerja strategis dalam rangka terus mendorong peningkatan akseptasi digital di Sulut.

Ia berharap, melalui kegiatan Seminar Nasional ISEI ini, seluruh pemangku kepentingan dapat memperkuat sinergi dan kerja sama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Sulut yang lebih inklusif, tinggi, dan berkualitas bagi seluruh masyarakat.(hilda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *