Manado, Sulutreview.com – Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulut yang memiliki peran strategis dalam pengendalian inflasi, berkomitmen menjaga inflasi 2025 pada kisaran sasaran 2,5% ± 1% sebagai upaya untuk mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
Hal itu, diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), yakni strategi koordinasi pengendalian inflasi di daerah.
“Bank Indonesia Sulawesi Utara terus bersinergi dengan pemda provinsi dan kabupaten/kota se-Sulut dalam pelaksanaan program utama,” ungkap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut, Joko Supratikto, baru-baru ini.
BI Sulut, sambung Joko Supratikto, intens bersinergi dengan anggota TPID untuk menjaga ketersediaan pasokan melalui bantuan teknis, pelatihan, fasilitasi pembentukan koperasi tani dan business matching pembiayaan.
“Guna memastikan keterjangkauan harga komoditas pangan pada periode HKBN dilakukan Gerakan Pangan Murah (GPM) serta sidak pasar untuk memastikan kelancaran distribusi,” katanya.
Upaya itu dilakukan dengan Keterjangkauan Harga direalisasikan melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) dan operasi pasar oleh TPID provinsi dan TPID kabupaten/kota yang menjangkau kabupaten/kota se-Sulut menjelang Hari Raya Pengucapan Syukur.
Kemudian, Ketersediaan Pasokan yang diikuti dengan penyerahan dan pemantauan bantuan alsintan dan saprodi, panen perdana padi dan penyerahan bantuan alsintan Gapoktan Karapita di Minahasa, penanaman cabai perdana dan penyerahan bantuan saprodi dan alsintan ke kelompok Tani Blessing di Boltim.
Panen raya bawang merah di Kelompok Tani Berkah di Kotamobagu, penyerahan bantuan sumur bor dan smart green house dan panen raya cabai rawit pada Kelompok Tani Rajawali di Kabupaten Talaud, bantuan Program Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah (PI KEKDA) tahap 1 kepada 6 kelompok tani cabai rawit.
Selanjutnya, Penguatan Kapasitas dan Kelembagaan Petani melalui pelatihan Petani Unggulan Sulawesi Utara (PATUA) dengan melakukan praktik lapangan, sinergi dengan Balai Penerapan Modernisasi Pertanian (BRMP) Kementerian Pertanian untuk komoditas bawang merah dan cabai rawit. Kemudian, fasilitasi pembentukan koperasi Wale Tani Mapalus oleh PATUA melalui audiensi dan pelatihan oleh Diskop UKM, serta audiensi penjajakan kerja sama Koperasi Wale Tani Mapalus dengan PUD Klabat Minahasa Utara dan Trufarm.(hilda)













