Manado, Sulutreview.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang direalisasikan di SMA Negeri 9 Manado, telah memasuki bulan yang ketiga.
Pemberian MBG disambut rasa puas para siswa yang jumlahnya mencapai 2.400 siswa.
Kepada media, salah satu siswa Engel Nangon kelas 10 mengatakan, bahwa makanan yang diberikan cukup memenuhi kebutuhan. “Ada daging ayam, sayur dan tempe atau tahu serta susu. Rasa masakannya juga cukup enak,” tukasnya Senin (10/03/2025).
Dia bilang dengan mendapatkan MBG, maka uang saku dapat disimpan, atau bisa untuk membeli makanan ringan di kantin. “Meski sudah kenyang tetapi, kami juga masih suka jajan di kantin,” ujarnya.
Prilda Blongkon siswa kelas 12, juga menyambut program MBG sebagai program yang sangat peduli dengan siswa. Sebab, menurutnya tidak semua siswa punya uang jajan. “Sangat membantu, terutama bagi siswa yang tidak punya uang jajan,” katanya.
Prilda yang sedang menjalankan ibadah puasa, juga mengatakan bahwa program makan gratis tetap dijalankan. Hanya saja, pembagian jatah MBG bisa dibawa pulang ke rumah.
“Khusus di bulan puasa, ada biskuit, susu dan telur yang bisa dibawa pulang untuk buka puasa,” katanya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMA Negeri 9 Manado, Hendra Massie SPd mengatakan, program MBG ini sangat membantu dalam pemenuhan gizi para siswa.
“Itu terlihat dari menu beragam yang diberikan, sehingga asupan makanan dapat memenuhi gizi yang dibutuhkan para siswa,” ucapnya.
Ia berharap, dengan pemberian MBG akan mencetak siswa yang berkualitas, karena dari sisi gizi terpenuhi. Sehingga proses belajar mengajar tidak terkendala. “Harapan saya, program ini dapat terus berkembang, yang kemudian dapat membawa kebaikan dan memperbaiki kualitas hidup generasi muda yang cerdas di masa yang akan datang,” ungkapnya.
Menurut Massie, meski pihak sekolah tidak terlibat langsung dalam pemenuhan program MBG, tetapi dari sisi anggaran, nilainya cukup besar. “Kalau dikalkulasikan biaya makan setiap hari bisa mencapai Rp35 jutaan. Nah, kalau dikalikan dengan jumlah siswa yang mencapai 2.400 orang, maka dalam sebulan akan membutuhkan dana sekitar Rp600-an juta. Program ini, benar-benar langsung menyentuh siswa,” pungkasnya.(eda)