Mengurai Benang Kusut Pembelian Solar Pakai QR Code, Pangkas Mata Rantai Penimbun dan Antrean

Aktivitas SPBU Dendengan Dalam. Foto : ist

Manado, Sulutreview.com – Antrean puluhan truk yang mengular di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), tepatnya di sejumlah ruas jalan strategis yang ada di Kota Manado dan sekitarnya sudah menjadi pemandangan yang familiar. Sebut saja seperti SPBU Politeknik, Ringroad Teling, Sario maupun Malalayang.

Kondisi ini tidak dapat dihindarkan, karena kendaraan membutuhkan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk berbagai keperluan mobilitas kehidupan sehari-hari. Berbagai keluhan, protes kerap dilayangkan masyarakat konsumen dengan harapan pembelian kebutuhan BBM dapat teratasi tanpa harus melalui proses antrean yang panjang.

Benang kusut pembelian Solar Subsidi, menjadi semakin ruwet seiring dengan beragam keperluan yang terus meningkat. Setelah dirunut, ternyata tidak semua kendaraan yang membeli Solar Subsidi murni untuk kebutuhan kendaraan semata, sebab penyalahgunaan BBM yang marak telah memunculkan keputusasaan banyak pihak.

Praktik ini sudah terlanjur mengakar dan sulit untuk diberantas. Di mana banyak pihak yang telah semena-mena mengeksploitasi BBM, khususnya jenis solar untuk diperjuabelikan secara ilegal.

Pekerjaan rumah yang tidak mudah, karena
berbagai upaya, sinergitas dan koordinasi dengan berbagai pihak telah dilakukan namun, hasilnya nihil. Sampai kemudian, Pertamina Patra Niaga menerapkan skema full QR Code Solar Subsidi di Seluruh Indonesia, termasuk Manado dan Sulawesi Utara.

Jalan panjang Program Subsidi Tepat
menuju pembelian Solar dengan cara tertib, efektif dan efisien pun terus dilakukan, hingga sampai pada 22 Juni 2024 pembelian Solar Subsidi resmi menggunakan QR Code.

Kendaraan yang akan mengisi BBM Solar Subsidi wajib menunjukkan QR Code. Praktis bagi siapa pun yang tidak dapat menunjukkan bukti, pastinya tidak akan dilayani.

Salah satu sopir dump truck, Steven Loho yang bekerja melayani pembelian pasir dan batu, mengatakan bahwa penerapan pembelian Solar Subsidi dengan QR Code awalnya dianggap ribet, tetapi setelah dipelajari dan dipahami, kini sudah terbiasa.

“Pada awalnya memang sulit untuk menyesuaikan, karena harus memenuhi persyaratan registrasi QR Code yang aplikasinya menggunakan HP (handphone). Sebagai sopir saya merasa ingin layanan yang cepat tanpa ini dan itu. Tetapi setelah jalan 100 persen, saya sudah terbiasa menggunkan QR Code,” tukasnya.

Untuk saat ini, menurut Steven, pembelian Solar Subsidi sudah tidak terlalu lama mengantre. “Kalau sebelumnya kendaraan bisa sampai bermalam di jalan, tetapi untuk saat ini tidak perlu lagi antre berlama-lama. Cukup efektif,” ujarnya.

Steven juga menyebutkan, dengan penerapan QR Code berbagai isu-isu yang merebak di masyarakat bahwa Solar Subsidi dimanfaatkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab, atau penimbunan Solar mulai hilang.

“Sudah tidak pernah dengar lagi ada kendaraan yang mengisi Solar Subsidi untuk diperjualbelikan. Karena cara belinya kan harus pakai QR Code. Ditambah lagi setiap kendaraan dijatah hanya 200 liter per hari. Itu pun dibeli dengan cara dua kali, pagi dan sore hari,” jelasnya sembari menambahkan bahwa praktik penimbunan BBM ini sudah sangat meresahkan. Bahkan sudah masuk kategori parah.

“Baguslah kalau penimbun Solar mulai menghilang, dengan begitu tidak mengurangi jatah masyarakat pembeli BBM Subsidi,” tukasnya

Senada disampaikan Novy Engka, dia mengaku sangat terbantu dengan adanya pembelian Solar Subsidi yang mewajibkan menunjukkan QR Code.

Hanya saja, dia berharap tidak ada upaya mempersulit pendaftaran kendaraan yang meminta Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB).

“Banyak teman-teman yang kendaraannya sudah tidak ada BPKB. Ini yang jadi kendalanya,” ujarnya.

Kalau secara keseluruhan pemanfaatan QR Code, imbuhnya sudah cukup membantu berkurangnya antrean panjang. “Antrean sudah berkurang, itu yang kami harapkan. Memang agak lama dibandingkan waktu lalu. Karena sekarang kan harus dilakukan pengecekan kendaraan sebelum mengisi BMM. Karena harus melewati prosedur seperti itu,” pungkasnya.

Kelangsungan penerapan sistem QR Code untuk pembelian BBM Solar Subsidi, disambut antusias pegawai SPBU. Bahkan kata dia, telah mengurangi berbagai permasalahan yang ada.

Kepala Pengawas SPBU Dendengan Dalam Manado, Yohanis Taliawo mengatakan kinerja SPBU jadi lebih teratur dan jauh lebih praktis dan memudahkan semua operator.

“Kendaraan yang tidak dilengkapi dengan QR Code pasti tidak bisa dilayani. Ini sudah dipahami para sopir kendaraan,” katanya.

Setiap harinya, SPBU yang diawasi melakukan pengisian BBM Solar sebanyak 8 ribu liter setiap harinya. Kemudian Pertalite 24 ribu liter. Ini berlaku untuk semua SPBU.

“Stok BBM Solar Subsidi ini bisa habis selama 6 sampai 7 jam. Berbeda waktu belum diterapkan QR Code sekitar 5 jam sudah habis. Sekarang kan kita lakukan pengecekan dan scan QR Code maupun mesin EDC. Intinya lebih bagus dan terkendali,” tegasnya.

Taliawo juga menyatakan sangat senang dengan pemberlakuan QR Code, karena layanan kepada sopir juga lebih tertib. Demikian juga dengan ketersediaan stok dalam keadaan cukup.

“Sekarang lebih tertib tidak semaunya sopir. Kalau dulu kendaraan tidak ada plat nopol bisa mengisi BBM, sekarang tidak lagi. Begitu juga dengan kendaraan yang tidak dilengkapi surat-surat akan mundur teratur,” ungkapnya.

Di sisi lain, Taliawo mengharapkan kerja sama yang baik kepada pemerintah. Mengingat program ini bagian dari pemerintah. Dia meminta agar sosialisasi terus didengungkan.

“Sosialisasi itu bukan tugas SPBU sebagai mitra dan Pertamina saja, tetapi juga pemerintah. Kalau bisa lakukan sosialisasi dan ajakan kepada masyarakat untuk mendaftarkan kendaraan yang memanfaatkan Subsidi Tepat,” ucapnya.

Tak itu saja, Taliawo juga mengharapkan agar proses verifikasi data kendaraan baru, agar tidak terlalu lama prosesnya.

“Banyak sopir yang mengeluhkan pendaftaran kendaraan baru, di mana proses verifikasi bisa sampai 14 hari,” ujarnya.

Pertamina Patra Niaga Sulawesi Percepat Verifikasi Data BBM

Pertamina Patra Niaga Sulawesi, telah mempercepat pendaftaran QR Code, dengan memanfaatkan penggunaan teknologi terkini, yaitu Artificial Intelligent (AI).

Hingga September 2023, telah tercatat sebanyak 4,315,290 nomor polisi kendaraan yang telah terverifikasi QR Code.

“Dengan sistem AI ini, kecepatan verifikasi mengalami peningkatan meningkat 3 kali lipat dibandingkan dengan sistem manual sebelumnya,” jelas Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari.

Data pendaftar yang masuk, diverifikasi oleh AI dan dicocokkan dengan data Korlantas. Jika data yang diunggah oleh pendaftar tidak terbaca, maka AI tidak bisa memproses data tersebut, dan verifikasi dialihkan menjadi proses manual.

Terdapat sejumlah kendala, seperti foto yang diunggah pecah atau STNK pendaftar tertekuk saat difoto sehingga tidak terbaca sistem.

“Karena sistem tidak bisa membaca, maka verifikasi dialihkan secara manual. Ini dilakukan oleh petugas verifikator,” ujarnya.

Verifikasi manual ini bisa dibilang semacam pengecekan ulang. Dia mengatakan, pendaftar yang lolos verifikasi , selanjutnya akan mendapat notifikasi QR Code Subsidi Tepat melalui email.

Saat ini pihaknya memilki sekitar 140 verifikator untuk QR Code Pertalite ini. Diharapkan dengan banyaknya verifikator dan sistem AI ini, verifikasi bisa dipercepat dan masyarakat tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan QR Code.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang sudah melakukan pendaftaran. Bagi yang masih menunggu QR Code, kami mohon bisa bersabar, upaya percepatan terus kami lakukan,” tutup Heppy.

Senada dengan pernyataan diatas, Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampouw, menyampaikan penerapan di wilayah Sulawesi sama.

“Penerapannya juga termasuk di wilayah Sulawesi yang mana program subsidi tepat BBM ini, mulai dari wave satu Provinsi Gorontalo dan wave dua propinsi lainnya di Sulawesi, ini adalah komitmen kami untuk selalu berinovasi dalam penyaluran energi bagi masyarakat di era digitalisasi agar lebih lebih optimal,” ucapnya.(hilda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *