Solo, Sulutreview.com – Peringatan Hari Batik Nasional dan sekaligus sebagai bentuk dukungan atas gerakan pengajuan Hari Kebaya Nasional dan Kebaya Goes to UNESCO dimeriahkan dengan Parade Berkebaya.
Kegiatan itu, turut dihadiri Ketua DPR RI Dr (HC) Puan Maharani yang didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Ny Rita Maya Dondokambey-Tamuntuan yang tampil dengan outfit kebaya cantik.
Ibu Negara Iriana Joko Widodo, secara
langsung membuka Parade Berkebaya yang mencatatkan rekor dalam Museum Rekor Indonesia (MURI).
Agenda yang diikuti 3000-an peserta ini menciptakan catatan sejarah. Di mana agenda penting ini berhasil menorehkan rekor baru, tidak hanya tingkat nasional tetapi juga di tingkat dunia.
Pemecahan rekor dunia ini, mengunggulkan kategori berkebaya yang bertema Jarik Wirun Solo dengan peserta wanita terbanyak. Sehingga meraih penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI), yang diserahkan oleh perwakilan kepada Iriana di depan panggung utama.
Parade dimulai pukul 14.30 itu, start dari depan Loji Gandrung hingga finish di depan House of Danarhadi.
Ikut bergabung dalam parade, ibu-ibu OASE Kabinet Indonesia Maju, dan istri-istri Gubernur se-Indonesia hingga perwakilan komunitas wanita seluruh Indonesia.
Pada kesempatan itu, Iriana Joko Widodo mengatakan, bila kebaya telah lama menjadi ciri gaya berbusana khas perempuan Indonesia.
“Citra perempuan Indonesia ya mengunakan kebaya. Jadi ke depan saya ingin sekali minimal sepekan sekali, ibu-ibu, wanita-wanita Indonesia mengenakan kebaya dalam berkegiatan sehari-hari,” ujar Iriana.
Iriana juga berterima kasih kepada para wanita yang tidak malu mengenakan kebaya dalam kehidupan mereka dan berkegiatan sehari-hari.
Dia berharap, kesetiaan dan kecintaan ibu-ibu pada kain dan kebaya mampu menginspirasi kaum perempuan dan generasi muda Indonesia.
“Kita harus bangga dan semakin mencintai kain dan kebaya sebagai citra perempuan Indonesia,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, juga dilakukan penandatanganan petisi atau pernyataan dukungan kebaya sebagai warisan dunia kepada UNESCO dan penetapan Hari Kebaya Nasional.
Parade kebaya diikuti sekitar lebih dari 3.000 orang peserta perempuan dari berbagai daerah di Indonesia.
Tujuan kegiatan ini, ungkap Iriana, untuk mendukung penetapan Hari Kebaya Nasional. Sekaligus mengusulkan kebaya sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO. Karena digelar bersamaan dengan Hari Batik Nasional, maka batik sebagai padu badan kebaya dalam kegiatan ini.
Diketahui, batik resmi menjadi bagian dari 76 seni dan tradisi dari 27 negara yang diakui UNESCO.
DPR juga berupaya terus memberi dukungan kepada pemerintah dalam program-program promosi batik di seluruh dunia.(srv)