Politisi Golkar Kritisi Peran Baleg

Jakarta, SULUTREVIEW

Badan Legislasi (Baleg) DPR banyak mendapat sorotan terkait fungsi dan peran Baleg yang selama ini dianggap kurang produktif dalam melahirkan undang-undang.

“Kalau saya boleh memilih, terus terang saya memilih qualitas. Kalau kita mempunyai banyak produk legislasi tetapi akhirnya berujung di uji materi di MK, Akhirnya itu tidak bagus. Saya rasa ada yang salah,” kata Anggota Baleg DPR dari Fraksi Golkar Christina Aryani dalam acara Forum Legislasi ‘Baleg Baru, RUU Apa Jadi Prioritas?’ di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (5/11/2019).

Menurutnya Baleg harus mempunyai acuan bukan kuantitas tapi kualitas produk sebuah Undang Undang.

“Mungkin kita harus lebih realistis. Ketika menyusunnya apa yang bisa dicapai, dan kita sudah bisa lihat dari selama ini kecenderungannya itu. Asumsi mana yang moderat dan mana yang optimis,” tegas Christina.

Anggota FKB Abdul Wahid menjelaskan didalam baleg setiap komisi akan membahas sekitar dua atau maksimal tiga RUU dalam satu tahun.

“Kalau kita hitung dengan 11 komisi diperkirakan 110 lah. Ini lebih baguslah dibanding periode yang lalu itu hanya 89 yang berhasil. Dan yang 89 itu tidak semuanya RUU Prioritas. Kebanyakan juga ada disitu kumulatif terbuka, yang sebetulnya gampang kalau cuma pengesahan dan perjanjian internasional,” katanya.

Wahid yang juga Anggota Komisi VII DPR ini mengatakan akan mempelajari dan memperjuangkan RUU yang stagnan di Komisi VII baik itu RUU Minerba atau RUU Migas.

Sedangkan Christina yang dipercaya duduk di Komisi I ini mengaku sudah mulai rapat dan diputuskan beberapa RUU yang didorong untuk masuk dalam prolegnas.

Pertama adalah RUU Perlindungan data Pribadi. “Saya juga ingin menyoroti satu hal. Ketika kita mau membicarakan para meter, kita mau ngomonginnya dari mana. Kalau dibilang keinginan, keinginannya itu gak akan pernah ada habisnya. Hidup ini juga banyak sekali keinginaanya. Jadi keinginan itu tidak harus dipenuhi. Kita lihat dari kebutuhan dan kebutuhan ini juga banyak. Mana kebutuhan yang harus diprioritaskan,” kuncinya.(rizal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *