MANADO, SULUTREVIEW
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara (Sulut) kian eksis dan peduli terhadap perkembangan dan kemajuan masyarakat.
Berbagai upaya terus dilakukan sebagai terobosan dan lompatan, antara lain dengan menghadirkan Pojok Baca dan Dongeng di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) El-Manibang Manado, Senin (26/8/2019).
Manager Kantor Perwakilan BI Sulut, Sherly Piri beranggapan, melalui Pojok Baca dan Dongeng atau BI Corner akan berdampak baik bagi tumbuh kembang anak. Terutama mengasah dan mengedukasi anak-anak hingga memiliki mindset atau pola pikir yang kreatif.
“Merupakan langkah yang tepat dan sangat penting untuk menggali potensi anak-anak dengan menumbuhkan minat baca. Sebab, perkembangan gadget atau gawai dewasa ini merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak,” tukasnya.
Senada disampaikan Manager Fungsi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan Kantor Perwakilan BI Sulut, Nola Pangau, bahwa langkah strategis yang dilakukan BI Sulut bertujuan untuk mendukung Program Indonesia Cerdas, yakni Program Sosial Bank Indonesia (PSBI).
“Untuk mendukung program sosial, BI Sulut telah merealisasikan 10 BI Corner yang tersebar di sejumlah sekolah dan perguruan tinggi di Sulut. Dan untuk tahun ini ada lima, yakni Poltekkes Kemenkes, STIE, Unklab, sekolah di Tagulandang dan UKIT Tomohon. Sementara untuk PAUD baru pertama kali kita lakukan, menyusul TK-712 Teling,” ungkapnya.
Selain melaksanakan tugas pokoknya, sambung Nola, BI memiliki kepedulian dan atensi untuk melakukan tugas tugas sosial. “Harapan kami Pojok Baca dan Dongeng yang kami hadirkan dapat memberikan manfaat dan faedah yang positif bagi anak-anak yang merupakan generasi emas kita,” tandasnya.
Selain itu, pada kesempatan yang sama, anak-anak PAUD juga diperkenalkan dengan sejumlah nama pahlawan yang ada di balik pecahan uang kertas dan koin.
Staf BI Sulut, Shinta Manurung dengan telaten menyebut satu per satu nama-nama pahlawan dan mengeja dengan telaten, yang kemudian diikuti anak-anak PAUD.
Shinta menjelaskan nama pahlawan nasional yang adalah seorang dokter Tjiptomangunkusumo, yang ada di pecahan Rp200.
“Ayo adik-adik ikuti kakak yah nama pahlawan di balik uang pecahan Rp200, adalah Tjiptomangunkusumo, yang sekarang dijadikan nama rumah sakit di Jakarta,” kata Shinta kemudian diikuti anak-anak PAUD.
Memang bukan hal mudah, karena nama-nama pahlawan itu belum familiar. Tetapi, edukasi harus dilakukan, karena pengajaran yang disampaikan sejak usia dini akan mengasah ingatan dan memori anak-anak.
“Salah satu tujuannya adalah mengedukasi dan memperkenalkan anak-anak agar menghargai jasa para pahlawan yang sudah berjuang dan mengisi kemerdekaan Indonesia. Memang butuh energi dan kesabaran, namun hal ini harus dilakukan sejak dini agar tumbuh pemahaman yang baik,” tukasnya.
Kegiatan ini turut dihadiri Ketua Persatuan Istri Pegawai BI (PIPEBI) Provinsi Sulut, Yena Arbonas Hutabarat dan tim.
Menurut Yena, secara pribadi dirinya sangat peduli dan prihatin dengan perkembangan teknologi saat ini, yang walaupun memberi manfaat, karena terjadi perluasan informasi namun di sisi lain juga telah menghilangkan kearifan lokal. Antara lain, anak-anak kehilangan masa kecilnya.
“Dengan menggiatkan minat baca, akan menjadikan anak-anak akan memiliki inovasi dan kepedulian. Apalagi dengan cerita-cerita yang disampaikan secara bertutur,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala PAUD El Manibang, Yunita Langi menyampaikan terima kasih atas partisipasi dan bantuan BI Sulut yang telah menyediakan Pojok Baca.
“Kami sangat berterima kasih untuk perhatian BI Sulut yang menghadirkan Pojok Baca bagi anak-anak,” tandasnya.(eda)