Manado, SULUTREVIEW
Meski sektor pertanian mengalami pelambatan, namun tidak demikian dengan sektor perdagangan yang justru menguat.
Pada triwulan II 2019 kinerja lapangan usaha transportasi dan perdagangan tumbuh menguat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Menguatnya kedua lapangan usaha tersebut mampu menahan perlambatan Iebih dalam pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara.
Pada Triwulan II 2019, usaha transportasi tercatat tumbuh sebesar 5,35% (yoy) meningkat cukup signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat pertumbuhan sebesar 0,77% (yoy).
“Menguatnya kinerja transportasi terutama disebabkan oleh menguatnya sub lapangan usaha transportasi laut dan Iebih rendahnya kontraksi sub lapangan usaha transportasi udara,” ungkap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Arbonas Hutabarat, Selasa (6/8/2019).
Menguatnya sub lapangan usaha transportasi Iaut antara lain ditunjukan dengan meningkatnya jumlah penumpang pelayaran dalam negeri, yang pada Triwulan II 2019 tumbuh sebesar 5,73% (yoy) jauh melebihi triwulan sebelumnya yang tumbuh -11,75% (yoy).
Sementara itu kebijakan pemerintah menurunkan tarif batas atas angkutan udara mampu menahan kontraksi penumpang pesawat Iebih dalam.
Dengan kebijakan tersebut, kontraksi penumpang pesawat udara di Sulawesi Utara pada Triwulan II 2019 tercatat sebesar 15,01% (yoy) relatif Iebih rendah dibandingkan kontraksi pada Triwulan l 2019 yang tercatat sebesar 24,31% (yoy).
Sebagaimana lapangan usaha transportasi, peningkatan juga terjadi pada lapangan usaha perdagangan sebesar 9,24% (yoy), menguat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,76% (yoy).
“Menguatnya pertumbuhan perdagangan tersebut dikonfirmasi dengan rata-rata Indeks Penjualan Rill Bank Indonesia yang masih tumbuh kuat,” ujar Arbonas.
Menguatnya pertumbuhan usaha perdagangan, sebutnya, didukung oleh menguatnya konsumsi rumah tangga dan pemerintah ditopang penyelenggaraan beberapa iven nasional, diantaranya Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang diselenggarakan di Sulut pada triwulan II 2019.
Dari sisi Pengeluaran melambatnya pertumbuhan ekonomi Sulut pada triwulan II 2019 terutama disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan pembentukan modal bruto (PMTB) dan kontraksi ekspor yang Iebih dalam di tengah menguatnya konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah.
PMTB Sulawesi Utara Triwulan II 2019 tumbuh sebesar 3,41%(yoy) melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,44%(yoy).
Perlambatan pertumbuhan PMTB tersebut sejalan dengan perlambatan pertumbuhan usaha konstruksi. Hal tersebut juga sejalan dengan melambatnya realisasi investasi baik yang bersumber dari Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sepanjang Triwulan II 2019, serta belum maksimaInya belanja modal pemerintah provinsi hingga triwulan II 2019.
Sementara itu, pada Triwulan II 2019 eksporjuga belum menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, ditandai dengan kontraksi yang Iebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya.
Ekspor barang dan jasa Sulawesi Utara pada Triwulan II 2019 terkontraksi sebesar 8,99% (yoy) Iebih dalam dibandingkan kontraksi pada triwulan I 2019 yang tercatat sebesar 5,41(yoy).
Kontraksi ekspor tersebut sejalan dengan terkontraksinya usaha industri pengolahan akibat berlanjutnya tren negatif harga komoditas dunia, khususnya CNO.(srv)