Manado, SULUTREVIEW
Halal bihalal Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) bersama Aparatur Sipil Negara (ASN)/Tenaga Harian Lepas (THL) dan umat Muslim, berbalut penuh kebersamaan dan persaudaraan.
Umat Muslim dan umat Kristen, berbaur menyatu indah dalam kerukunan, menyusul tampilnya kolaborasi grup Qasidah Mejelis Taklim Insan Pembawa Damai Masjid Imam Bonjol dengan Suster Gereja Katolik Santo Joseph yanga melantunkan lagu ungkapan syukur.
“Alhamdulillah wasyukurilah, besyukur padamu ya Allah
Kau jadikan kami saudara, indah dalam kebersamaan,” demikian penggalan lagu yang sontak mengundang sukacita seluruh hadirin.
Bahkan luapan sukacita turut dirasakan Gubernur Sulut Olly Dondokambey, yang mengatakan bahwa momentum halal bihalal merupakan tradisi dan ciri khusus bangsa Indonesia.
“Halal bihalal merupakan ciri khusus bangsa Indonesia. Di mana para pemimpin bangsa dan pemimpin agama menjadikannya sebagai tradisi yang baik di Negara Kesatuan Republik Indonesia bahkan terus berlanjut sampai saat ini,” kata Olly di moment halal bihalal yang digelar di aula Mapalus, Sabtu (15/6/2019).
Halal bihalal sambung Olly merupakan terjemahan dari kerukunan. Hal ini sejalan dengan tagline ‘Torang Semua Ciptaan Tuhan’. Dengan demikian hubungan baik antara manusia dengan Tuhan maupun antar sesama harus tetap dijaga atau hablum minallah dan hablum minannas.
“Setelah melewati puasa, di mana kita menahan hawa nafsu dari keinginan-keinginan kita sendiri, kini kita dipertemukan dalam momen istimewa halal bihalal. Kiranya hubungan baik ini dapat diwujudkan melalui sikap dan perilaku sehingga suasana kehidupan masyarakat yang rukun, damai dan sejahtera akan terpelihara,” jelas Olly sembari menambahkan jika manusia menyadari bahwa Tuhan telah menciptakan segala yang baik, dan tidak merusaknya, maka bencana kehidupan, bencana alam tidak akan ada.
“Bencana kehidupan ini karena manusia, demikian juga dengan bencana alam karena tindakan manusia yang telah merusak hutan,” tukasnya.
Lebih dari itu, Olly meringkas catatan tentang tradisi halal bihalal yang terangkum dalam 7 faedah, yakni sebagai sarana untuk mepererat tali silaturahmi sebagai sesama umat manusia, melakukan perbuatan baik di mata tuhan, melakukan perbuatan yang membawa kesenangan dalam hubungan dengam sesama, saling meminta maaf, membawa keceriaan, tidak mencari kesenangan sendiri serta menjadi sarana untuk memperpanjang kehidupan yang rukun.
Menariknya, Olly juga mengatakan memasuki usia kepemimpinannya yang ke empat tahun bersama Steven Kandouw, Pemprov Sulut telah berupaya untuk membuka akses sehingga komoditas unggulan Sulut, seperti kopra dan cengkih dapat bersaing di pasar. Itu artinya, kesejahteraan secara ekonomi dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat petani.
“Komoditas kopra dan cengkih sempat terpuruk. Namun saat ini jaringan sudah terbuka, diharapkan akan mendapatkan harga terbaik. Demikian juga dengan petani cengkih yang sedang panen raya, saya minta jangan dijual semua,” tukasnya.
Selain itu, Olly juga menyampaikan tentang pariwisata Sulut yang terus tumbuh signifikan.
“Kunjungan wisatawan mancanegara yang didominasi Cina ke Sulut mengalami peningkatan. Namun kunjungan wisatawan nusantara jauh lebih banyak, jumlahnya mencapai 2 juta orang. Ini adalah berkah bagi Sulut,” tandasnya.
Diketahui, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada tahun 2015 tercatat 38,400 orang, wisatawan nusantara (wisnus) sebesar 1.070.681 orang. Dan pada 2017 tercatat sebesar 86.976 wisman dan 1.658.523 wisnus.
Peningkatan signifikan terjadi pada tahun 2018, untuk wisman yang berkunjung mencapai 127.879 orang dan wisnus 1.958.899 orang.
Pada kegiatan halal bihalal diawali pembacaan ayat-ayat Alqur’an, tauziah oleh Ustad H Muyaser Arif MPdI.
Pada kesempatan ini, gubernur menyerahkan bantuan kepada anak-anak yatim piatu, para imam dan pembagian doorprize.
Turut hadir pada halal bihalal, Wakil Gubernur Steven OE Kandouw, Wakil Ketua TP PKK Sulut dr Kartika Devi Kandouw-Tanos dan Sekdaprov Edwin Silangen, pejabat Pemprov Sulut, Forum Komunikasi Pimpinan Derah (Forkopimda) dan Badan Kerja Sama Antar Umat Bergama (BKSAU).(eda)
(Advetorial Protokol dan Humas Setdaprov Sulut)