Ketua MPR Buka Puasa Bersama Presiden dan Wapres

Jakarta, SULUTREVIEW

Pada hari kelima bulan suci Ramadhan,  Ketua MPR Zulkifli Hasan menggelar buka puasa bersama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Buka puasa bersama berlangsung di Rumah Dinas Ketua MPR Komplek Perumahan Pejabat Tinggi Negara Widyachandra, Jakarta Selatan,  Jumat (10/5/2019).

Sekitar pukul 17.20 WIB, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla tiba di Rumah Dinas Ketua MPR.  Di teras,  Zulkifli Hasan menyambut kedatangan Presiden dan Wapres.  Mengenakan pakaian koko putih, mereka berjalan masuk ke dalam rumah.

Tampak sudah hadir para pimpinan MPR lainnya,  yaitu Wakil Ketua MPR Mahyudin,  E. E.  Mangindaan,  Muhaimin Iskandar. Tampak juga Ketua DPD Oesman Sapta, Ketua DPR Bambang Soesatyo, Ketua MK Anwar Usman, Sekjen PAN Eddy Suparno, dan beberapa tokoh seperti Aburizal Bakrie, Akbar Tanjung, dan pimpinan fraksi di MPR serta Sesjen MPR Ma’ruf Cahyono.

Buka puasa bersama diawali dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an. Kemudian dilanjutkan sambutan dari Ketua MPR Zulkifli Hasan. Dalam sambutannya,  Zulkifli mengatakan buka puasa bersama pimpinan lembaga negara ini merupakan tradisi setiap tahun.

Dalam kesempatan itu Zulkifli mengucapkan syukur karena telah melaksanakan hajat penting demokrasi yaitu untuk pertama kali Pemilu Serentak, Pileg dan Pilpres secara bersamaan.  Tentu akan ada pemenang dalam Pemilu ini. “Kita tunggu nanti tanggal 22 Mei berdasarkan perhitungan manual KPU,” ujarnya.

Jika ada keberatan,  lanjut Zulkifli,  sudah diatur dalam UU yaitu melalui Mahkamah Konstitusi.  Dalam konteks ini,  sebagai Pimpinan MPR,  Zulkifli menyampaikan bahwa kita telah memilih sistem demokrasi Pancasila.  Rakyat yang berkuasa dan berdaulat.  Karena itu setiap lima tahun ada proses pemilihan.  “Karena itu Pemilu adalah sesuatu yang biasa dalam negara demokrasi,” katanya.

“Bagi MPR sesuai perintah UU adalah menjaga persatuan, menjaga NKRI,  dan menjaga kerukunan dan kebersamaan,” imbuhnya.

Menurut Zulkifli,  disebut pemenang Pemilu adalah bila bisa menjahit kembali merah putih.  Merajut persatuan dan memperkokoh kebersamaan.  “Itulah baru bisa dikatakan Indonesia menang, apalagi kalau bisa merajut kembali merah putih,” ucapnya.

Zulkifli memberi contoh merajut kembali merah putih seperti bisa duduk bersama meskipun berbeda pilihan.  “Seperti sekarang ini bisa duduk berdampingan dengan presiden, dengan Pak Oesman Sapta,  dengan Cak Imin.  Inilah menjahit kembali merah putih,” tuturnya.

Sebelum buka puasa,  Sekretaris Umum PP Muhammadiyah,  Abdul Mu’ti menyampaikan tausiah dan doa.(rizal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *