Manado, SULUTREVIEW
Catatan kinerja perekonomian Sulawesi Utara (Sulut) di triwulan I tahun 2019 mulai menguat, dengan capaian sebesar 6,58% (yoy), atau mengalami pertumbuhan dibandingkan pertumbuhan triwulan IV pada 2018 yang tercatat sebesar 6,10% (yoy).
Pertumbuhan tersenut, terbilang relatif stabil dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2018 yang tercatat tumbuh 6,62% (yoy). Pertumbuhan Sulawesi Utara tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional yang pada triwulan I tercatat tumbuh 5,07% (yoy).
Dikatakan Kepala Bank Indonesia Provinsi Sulut, Arbonas Hutabarat dalam siaran pers, Senin (6/5/2019), pertumbuhan ekonomi Sulut yang menguat, terutama didorong oleh pertumbuhan di dua lapangan usaha, yakni pertanian dan perdagangan.
Sementara itu, lapangan usaha utama Iainnya seperti transportasi, industri, dan konstruksi diketahui tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Lapangan usaha pertanian, sambung Arbonas menjadi lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi.
“Pertanian tercatat tumbuh sebesar 11,75%( yoy), menguat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh 6,99% (yoy). Pertumbuhan lapangan usaha pertanian terutama didorong oleh melimpahnya produksi jagung dan komoditas hortikultura terutama buah buahan di beberapa wilayah di Sulawesi Utara. Tingginya pertumbuhan LU Pertanian di Sulawesi Utara mendorong peningkatan konstrihusi LU ini terhadap perekonomian Sulut di triwulan l 2019 sebesar 2,23% (yoy),” jelasnya.
Selain itu, lapangan usaha pertanian, perdagangan juga menjadi LU utama Sulut yang tumbuh menguat dibandingkan triwulan sebetumnya. LU Perdagangan tercatat tumbuh sebesar 8,13% (yoy) menguat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,35% (yoy). Menguatnya LU perdagangan sejalan dengan peningkatan konsumsi rumah tangga di triwulan I 2019. Hal ini juga dikonfirmasi oleh data Survei Perkembangan Ekonomi (SPE) Bank Indonesia yang mencatatkan penguatan pertumbuhan di sektor rill pada triwulan I 2019. Selain itu, menguatnya pertumbuhan LU perdagangan tidak lepas dari dorongan pertumbuhan wisman ke Sulut yang pada triwulan I 2019 tumbuh sebesar 11,09% (yoy).
Untuk konstruksi mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,20% (yoy) melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 8,38% (yoy).
“Melambatnya pertumbuhan lapangan usaha konstruksi sejalan dengan pola belanja modal pemerintah yang masih rendah di awal tahun. Namun demikian, meski tumbuh melambat lapangan usaha konstruksi tercatat tumbuh cukup kuat diatas 7% (yoy),” katanya.
Kuatnya pertumbuhan lapangan usaha, konstruksi terutama didorong oleh berlanjutnya proyek pembangunan baik dalam bentuk proyek strategis nasional (tol Manado Bitung, Bendungan Kuwil, dan Bendungan Lolak) maupun proyek yang diinlsiasi oleh pemerintah daerah (Jalan Bandara Likupang, rumah sakit dan lainnnya.(eda)