Melonguane, SULUTREVIEW
Kodim 1312/Talaud fasilitasi dialog pembahasan srategi penanggulangan bencana alam gempa bumi dan tsunami Kabupaten Kepulauan Talaud, Kamis (18/10/2018).
Membuka kegiatan dialog tersebut Dandim 1312/Talaud, Letkol (Arm) Gregorius Eka Setiawan mengatakan berkaca dari kejadian di Palu, Donggala dan Sigi, ketika terjadi bencana sempat mengalami kevakuman pemerintahan, sehingga masyarakat di Palu kehilangan sosok pemimpin yang bisa mengarahkan masyarakat terkait bencana yang sedang dialami.
“Langkah yang ditempuh saat itu adalah Danrem dan Kapolda langsung mengambil alih karena pemerintahan lumpuh,” ujar Dandim di Aula Makodim 1312/Talaud.
Dandim mengatakan kavakuman pemerintahan tersebut tidak bisa disalahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah, karena saat itu semua jalur komunikasi dan jaringan listrik terputus, jadi koordinasi antar forkopimda dan stekholder terkait juga putus.
Dandim menambahkan berdasarkan pengalaman tersebut pihak kodim 1312/Talaud berinisiasi mengadakan dialog terkait antisipasi ketika terjadi bencana tersebut
Namun Setiawan menambahkan kegiatan tersebut bukan semata kegiatan Kodim namun merupakan kegiatan bersama seluruh unsur terkait.
“Apa yang kita lakukan saat ini merupakan upaya bersama untuk bisa menyamakan persepsi, visi dan misi dalam menentukan upaya yang lebih responsif dan komprehensif untuk bisa menyiapkan apabila kita terkena bencana,” tukas Setiawan.
Selanjutnya Dandim menjelaskan bahwa secara geoligis Talaud berada di sisi timur dan barat pertemuan lempeng asia dan pasifik.
Jadi ketika terjadi penurunan lempeng di sisi timur dan barat hal tersebut bisa berpotensi memberi dampak di daerah Talaud.
Dan secara geografis Talaud merupakan daerah kepulauan yang dikelilingi oleh Talaud yaitu samudera pasifik, menurut Dandim potensi terjadinya gempa bumi dan disusul dengan tsunami di Talaud pasti ada.
Lanjut Dandim di sisi selatan daerah pulau Kabaruan terdapat gunung bawah laut sehingga bisa berpotensi menyebabkan terjadinya gempa di Kabupaten Talaud .
dan secara historis sekira tahun 1970 di Kabupaten Talaud pernah terjadi gelombang pasang namun belum bisa dipastikan gelombang tersebut bisa di kategorikan sebagi tsunami atau tidak.
Lanjutnya pada tahun 2009 sempat terjadi bencana gempa bumi dengan kekuatan 7,4 SKR di Kabupaten Talaud yang berpusat di pulau Kabaruan.
Setiawan menjelaskan hampir setiap hari terjadi gempa di Talaud namun skalanya sangat kecil dan terkadang diabaikan oleh masyarakat.
“Tiga hari yang lalu terjadi gempa, gempanya bukan horizontal namun vertikal ke bawah, salah satu sisi bangunan di Makodim itu sampai retak,” jelas Dandim.
Menurut Dandim walaupun gempa tersebut skalanya tidak besar namun sudah mulai memberi dampak nyata seperti kerusanan kecil.
Untuk itu Dandim menilai sangat diperlukan kesamaan persepsi antar semua unsur terkait dalam menyiapkan wilayah Talaud agar dapat meminimalisir dampak atau lerugian yang parah ketika terjadi bencana.
“Penanganan yang tepat, responsif, terpadu, sinergis dan masif itu dibutuhkan dan hal tersebut bisa terjadi jika kita tetap bersinergis mulai dari tahap perencanaan sampai pada tahap pelaksanaan,” Tutup Dandim Setiawan.(fanly)