Realisasi Kota Baru Manado, PU Sulut Sinkronkan Tata Ruang

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Steve H A Kepel ST MSi.

MANADO, SULUTREVIEW

Program kota baru Manado yang menyasar wilayah timur, tepatnya yang berbatasan langsung antara bandara Sam Ratulangi Mapanget, Manado dan Minahasa Utara (Minut) terus dimatangkan.

Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Steve H A Kepel ST MSi untuk merealisasikan kota baru ini, tidak mudah. Perlu dilakukan koordinasi antar dua daerah. Sebab erat kaitannya dengan penataan tata ruang.

“Jangan sampai ketika program ini jalan ada tarik menarik soal tata ruang. Nanti yang Manado bilang ini wilayah perumahan. Sementara Minut mengklaim sebagai kawasan pertanian. Nah penataan tata ruang ini perlu dilakukan sinkronisasi dan koordinasi sehingga  ada kejelasan peruntukkannya,” ungkap Kepel Jumat (27/7/2018).

Selain harus menyinkronkan tata ruang, poin penting lainnya yang harus diperhatikan oleh dua daerah yang saling berbatasan kata Kepel adalah menyangkut harmonisasi.

“Ini bukan soal estetika semata tetapi yang paling penting adalah harmonisasi. Dengan demikian setiap wilayah akan mengetahui peruntukannya, sehingga tidak akan menyulitkan ketika masing-masing daerah akan melakukan ekspansi,” jelas Kepel.

Sejauh ini, sambung Kepel Pemerintah Kota Manado, menindaklanjuti kota baru, berencana menyiapkan transportasi kereta api. Nah, akan muncul masalah ketika struktur tata ruang untuk itu tidak ada.

“Sebagai kota baru, pasti harus ditunjang dengan layanan jasa. Ini harus didukung oleh struktur tata ruang. Makanya sedang kita agendakan untuk membahasnya bersama antara Manado dan Minut,” tandasnya.

Diketahui, keberadaan kota baru Manado yang mencakup wilayah timur, sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang ditetapkan bersama kota-kota lainnya di Indonesia.

Harapannya, pengembangan kota baru akan menjadi solusi atau jawaban atas kompleksitas yang terjadi di Kota Manado. Sebut saja, pertambahan jumlah penduduk namun tidak dibarengi dengan kesiapan infrastruktur. Di mana-mana macet. Sementara jalan yang ada tidak bertambah.(hilda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *